
Bukan Vaksin, Ini 'Obat' Corona yang Siap Dibuat RI
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
21 April 2020 14:15
![[THUMB] Virus Corona](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/02/17/0564ec56-2297-495b-8b35-dc68927f9b90_169.jpeg?w=900&q=80)
Jika hanya menunggu keduanya ada, korban akan terus berjatuhan dan dampak COVID-19 akan makin parah. Harus ada upaya lain yang dilakukan. Salah satu upaya yang menunjukkan hasil positif adalah dengan memberikan plasma darah pasien COVID-19 yang sembuh kepada mereka yang masih terkapar tak berdaya akibat infeksi virus.
Memangnya ada apa dengan plasma darah pasien yang sembuh? Jawabannya adalah di dalam cairan darah tersebut ada suatu protein yang bernama antibodi. Secara sederhana, antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi salah satunya untuk menetralkan virus.
Pasien yang sembuh dari COVID-19 akan memproduksi antibodi tersebut dalam jumlah tertentu. Ketika antibodi ini diambil dari orang yang sembuh dan diberikan kepada yang masih sakit, ada harapan antibodi ini akan mampu melawan virus dan menyembuhkan si penderita.
Upaya ini sudah dilakukan di beberapa negara. Di AS contohnya, ahli imunologi dari John Hopkins University, Asturo Casadeval adalah orang yang berperan dalam mengembangkan metode pengobatan ini.
Mengutip situs resmi universitas, Casadeval mengatakan untuk menerapkan pilihan penanganan ini tidak membutuhkan riset dan pengembangan. “ini dapat dilakukan. Namun untuk implementasinya membutuhkan usaha dari organisasi, sumber daya serta orang-orang yang telah sembuh untuk mendonorkan darahnya” katanya.
Menurut Casadeval, metode ini juga termasuk praktis dan bisa dilakukan dalam beberapa minggu. Tekniknya pun tergolong sederhana, hanya mengacu pada standard protokol medis yang melibatkan sample darah pada umumnya. Alat-alatnya pun tersedia di berbagai rumah sakit.
Namun apakah metode ini efektif untuk menyembuhkan pasien COVID-19?
Uji coba yang dilakukan terhadap 10 pasien COVID-19 yang terindikasi parah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Setelah diinjeksi dengan plasma darah yang mengandung antibodi dari orang yang sembuh dari COVID-19, kesepuluh pasien tersebut menunjukkan hilangnya gejala-gejala seperti demam, batuk, sesak napas, hingga nyeri dada dalam waktu tiga hari. Hasil pencitraan CT scan dada pasien juga menunjukkan perbaikan.
Eksperimen ini dilakukan oleh 48 ilmuwan asal Tiongkok yang terafiliasi dengan China National Biotec Group Company Limited dan National Engineering Technology Research Center for Combined Vaccines, Wuhan Institute of Biological Products Co. Ltd.
Hasil dari percobaan para ilmuwan China tersebut dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) dengan judul “Effectiveness of convalescent plasma therapy in severe COVID-19 patients” pada 18 Maret 2020.
Karena hasil yang diperoleh sangatlah menjanjikan, strategi ini rencananya akan dilakukan di Tanah Air. Mengutip CNN Indonesia lembaga biologi molekuler Eijkman sedang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengembangkan obat yang digadang-gadang mujarab ini.
Tentu kita semua berharap 'obat' ini akan mujarab dan efektif dalam menumpas wabah di dalam negeri. Walau relatif mudah dan praktis dilakukan, metode ini juga masih menyisakan PR yang bersifat teknis yakni dosis dan waktu yang tepat. Mari kita nantikan gebrakan ini dan kabar menggembirakan yang mengiringinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Memangnya ada apa dengan plasma darah pasien yang sembuh? Jawabannya adalah di dalam cairan darah tersebut ada suatu protein yang bernama antibodi. Secara sederhana, antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi salah satunya untuk menetralkan virus.
Pasien yang sembuh dari COVID-19 akan memproduksi antibodi tersebut dalam jumlah tertentu. Ketika antibodi ini diambil dari orang yang sembuh dan diberikan kepada yang masih sakit, ada harapan antibodi ini akan mampu melawan virus dan menyembuhkan si penderita.
Mengutip situs resmi universitas, Casadeval mengatakan untuk menerapkan pilihan penanganan ini tidak membutuhkan riset dan pengembangan. “ini dapat dilakukan. Namun untuk implementasinya membutuhkan usaha dari organisasi, sumber daya serta orang-orang yang telah sembuh untuk mendonorkan darahnya” katanya.
Menurut Casadeval, metode ini juga termasuk praktis dan bisa dilakukan dalam beberapa minggu. Tekniknya pun tergolong sederhana, hanya mengacu pada standard protokol medis yang melibatkan sample darah pada umumnya. Alat-alatnya pun tersedia di berbagai rumah sakit.
Namun apakah metode ini efektif untuk menyembuhkan pasien COVID-19?
Uji coba yang dilakukan terhadap 10 pasien COVID-19 yang terindikasi parah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Setelah diinjeksi dengan plasma darah yang mengandung antibodi dari orang yang sembuh dari COVID-19, kesepuluh pasien tersebut menunjukkan hilangnya gejala-gejala seperti demam, batuk, sesak napas, hingga nyeri dada dalam waktu tiga hari. Hasil pencitraan CT scan dada pasien juga menunjukkan perbaikan.
Eksperimen ini dilakukan oleh 48 ilmuwan asal Tiongkok yang terafiliasi dengan China National Biotec Group Company Limited dan National Engineering Technology Research Center for Combined Vaccines, Wuhan Institute of Biological Products Co. Ltd.
Hasil dari percobaan para ilmuwan China tersebut dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) dengan judul “Effectiveness of convalescent plasma therapy in severe COVID-19 patients” pada 18 Maret 2020.
Karena hasil yang diperoleh sangatlah menjanjikan, strategi ini rencananya akan dilakukan di Tanah Air. Mengutip CNN Indonesia lembaga biologi molekuler Eijkman sedang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengembangkan obat yang digadang-gadang mujarab ini.
Tentu kita semua berharap 'obat' ini akan mujarab dan efektif dalam menumpas wabah di dalam negeri. Walau relatif mudah dan praktis dilakukan, metode ini juga masih menyisakan PR yang bersifat teknis yakni dosis dan waktu yang tepat. Mari kita nantikan gebrakan ini dan kabar menggembirakan yang mengiringinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular