
Maaf, Tapi Stimulus Covid-19 RI Lebih Kecil dari Malaysia Cs
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 April 2020 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan stimulus Indonesia dalam pemanganan covid-19 atau corona relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara lain.
David merinci, berdasarkan data yang dia himpun diketahui stimulus penanganan covid Indonesia yang sebesar Rp 405,1 triliun, hanya memiliki porsi 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita melihat memang banyak ekonom global memandang bahwa fiscal package belum cukup untuk tangani output loss yang terjadi di global. Kita lihat juga ini berpengaruh ke kondisi fiskal karena tax collection terkontraksi," kata David dalam video conference, Senin (20/4/2020).
Kendati demikian, David menghargai apa yang sudah dilakukan pemerintah. Pemerintah menurut dia, sudah sangat cepat dalam menangani krisis dan sudah membuat Perppu No.1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan dalam waktu satu bulan.
"Tinggal sekarang bagaimana percepatan implementasi terutama untuk cegah supaya demand shock ini tidak berdampak buruk ke sektor riil dan masyarakat secara keseluruhan." jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu meragukan besaran stimulus penanganan covid-19 yang sebesar Rp 405,1 triliun.
"Apakah cukup? Kita tidak tahu. Bahkan kita duga tidak akan cukup," kata Febrio.
Seperti diketahi, akhir Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.
Anggaran sebesar Rp 405,1 truliun tersebut akan digunakan untuk Rp 75 triliun dana kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN), Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan, dan stimulus kredit usaha rakyat. Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
Berikut besaran stimulus negara lain yang dihimpun David dari berbagai platform:
1. Jepang 20% dari PDB
2. Malaysia 17% dari PDB
3. Australia 16,4% dari PDB
4. Singapura 12% dari PDB
5. Amerika Serikat 11% dari PDB
6. Thailand 9% dari PDB
7. Kanada 8,4% dari PDB
8. Jerman 4,9% dari PDB
9. Brazil 3,5% dari PDB
10. Saudi Arabia 2,7% dari PDB
11. Indonesia 2,6% dari PDB
12. Perancis 2% dari PDB
13. Turki 1,5% dari PDB
14. China 1,2% dari PDB
(dru) Next Article Stimulus Ekonomi Seperti Nasi Padang: Tak Boleh Kebanyakan!
David merinci, berdasarkan data yang dia himpun diketahui stimulus penanganan covid Indonesia yang sebesar Rp 405,1 triliun, hanya memiliki porsi 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita melihat memang banyak ekonom global memandang bahwa fiscal package belum cukup untuk tangani output loss yang terjadi di global. Kita lihat juga ini berpengaruh ke kondisi fiskal karena tax collection terkontraksi," kata David dalam video conference, Senin (20/4/2020).
![]() |
"Tinggal sekarang bagaimana percepatan implementasi terutama untuk cegah supaya demand shock ini tidak berdampak buruk ke sektor riil dan masyarakat secara keseluruhan." jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu meragukan besaran stimulus penanganan covid-19 yang sebesar Rp 405,1 triliun.
"Apakah cukup? Kita tidak tahu. Bahkan kita duga tidak akan cukup," kata Febrio.
Seperti diketahi, akhir Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.
Anggaran sebesar Rp 405,1 truliun tersebut akan digunakan untuk Rp 75 triliun dana kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN), Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan, dan stimulus kredit usaha rakyat. Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
Berikut besaran stimulus negara lain yang dihimpun David dari berbagai platform:
1. Jepang 20% dari PDB
2. Malaysia 17% dari PDB
3. Australia 16,4% dari PDB
4. Singapura 12% dari PDB
5. Amerika Serikat 11% dari PDB
6. Thailand 9% dari PDB
7. Kanada 8,4% dari PDB
8. Jerman 4,9% dari PDB
9. Brazil 3,5% dari PDB
10. Saudi Arabia 2,7% dari PDB
11. Indonesia 2,6% dari PDB
12. Perancis 2% dari PDB
13. Turki 1,5% dari PDB
14. China 1,2% dari PDB
(dru) Next Article Stimulus Ekonomi Seperti Nasi Padang: Tak Boleh Kebanyakan!
Most Popular