
Napas Pengusaha Hanya Kuat Sampai Juni, Menperin Buka Suara!
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 April 2020 12:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pengusaha yang terhimpun dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memperkirakan kemampuan arus kas atau cashflow dunia hanya bisa bertahan hingga Juni 2020. Dampak pandemi Covid-19 hanya memungkinkan dunia usaha sanggup menyediakan arus kas hanya tiga bulan di tengah bisnis tanpa pemasukan.
Menanggapi keluhan tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, hingga saat ini pemerintah terus melakukan penilaian terkait permasalahan tersebut.
"Oleh karena itu kami terus menerus melakukan pendampingan dan memberikan kebijakan-kebijakan terhadap industri. Dimana kami juga memetakan 3 kelompok," ujarnya dalam Virtual Video Interview dengan CNBC Indonesia, Senin (20/4/2020).
Ketiga kelompok tersebut, yakni industri yang sangat suffered (menderita), industri yang moderat atau masih memiliki demand (permintaan) di tengah pandemi, serta industri yang masih memiliki demand yang tinggi.
Dari ketiga kelompok tersebut, pemerintah saat ini terus mengupayakan pengawalan terhadap industri yang dirasa bisa melakukan diversifikasi ke produk-produk yang memiliki permintaan tinggi. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang masuk kategori suffered, di luar 2 kategori kelompok industri yang masih bisa bertahan.
"Kemampuan untuk menyerap industri dalam negeri ini suatu hal yang tidak bisa menarik ekspektasi terlalu tinggi, walaupun pemerintah dengan stimulusnya mendorong daya beli, namun penyerapan pada gilirannya ada pada produk industri yang sedang high demand," tambahnya.
Menurutnya, industri-industri tersebut yakni alat kesehatan, farmasi dan makanan minuman (MaMin). Pihaknya juga hingga saat ini, akan terus melakukan pembahasan kebijakan dan pemberian stimulus bagi industri yang sangat terdampak serta akan diumumkan pemerintah dalam waktu dekat.
(hoi/hoi) Next Article Awalnya Dianggap Aman, Pabrik Tekstil Rumahkan 1,5 Juta Orang
Menanggapi keluhan tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, hingga saat ini pemerintah terus melakukan penilaian terkait permasalahan tersebut.
"Oleh karena itu kami terus menerus melakukan pendampingan dan memberikan kebijakan-kebijakan terhadap industri. Dimana kami juga memetakan 3 kelompok," ujarnya dalam Virtual Video Interview dengan CNBC Indonesia, Senin (20/4/2020).
Ketiga kelompok tersebut, yakni industri yang sangat suffered (menderita), industri yang moderat atau masih memiliki demand (permintaan) di tengah pandemi, serta industri yang masih memiliki demand yang tinggi.
Dari ketiga kelompok tersebut, pemerintah saat ini terus mengupayakan pengawalan terhadap industri yang dirasa bisa melakukan diversifikasi ke produk-produk yang memiliki permintaan tinggi. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang masuk kategori suffered, di luar 2 kategori kelompok industri yang masih bisa bertahan.
"Kemampuan untuk menyerap industri dalam negeri ini suatu hal yang tidak bisa menarik ekspektasi terlalu tinggi, walaupun pemerintah dengan stimulusnya mendorong daya beli, namun penyerapan pada gilirannya ada pada produk industri yang sedang high demand," tambahnya.
Menurutnya, industri-industri tersebut yakni alat kesehatan, farmasi dan makanan minuman (MaMin). Pihaknya juga hingga saat ini, akan terus melakukan pembahasan kebijakan dan pemberian stimulus bagi industri yang sangat terdampak serta akan diumumkan pemerintah dalam waktu dekat.
(hoi/hoi) Next Article Awalnya Dianggap Aman, Pabrik Tekstil Rumahkan 1,5 Juta Orang
Most Popular