
Jokowi: Jangan Ada Lagi yang Anggap Masalah Covid-19 Ditutupi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 April 2020 11:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah sama sekali tidak menutup-tutupi kondisi penyebaran wabah Covid-19 kepada publik. Selama ini, apa yang disampaikan merupakan fakta yang terjadi di lapangan.
Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Tidak ada sejak awal kita menutupi masalah yang ada," tegas Jokowi, Senin (20/4/2020).
Jokowi lantas meminta jajarannya untuk terus memperbaiki komunikasi pemerintah terhadap publik. Menurut dia, jajarannya harus lebih terbuka dalam mengkomunikasikan setiap kebijakan pemerintah.
"Komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak. Jangan ada yang menganggap lagi kita menutupi," tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah kalangan menilai pemerintah belum terbuka dalam menyampaikan informasi terkait Covid-19. Salah satunya disampaikan Amnesty International Indonesia.
"Pemerintah harus lebih transparan terhadap informasi terkait penanganan virus corona. Informasi mengenai wilayah dan tempat mana saja yang terdampak atau terpapar penting untuk diketahui publik agar semua pihak dapat mengambil mitigasi. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam memenuhi hak atas informasi tersebut, pemerintah tetap harus konsisten untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, dalam keterangan pers, Jumat (13/3/2020).
Dari Jawa Timur, fungsionaris organisasi kemasyarakatan keagamaan bersuara. Adalah Sekretaris MUI Jatim, Ainul Yaqin, meminta pemerintah untuk lebih terbuka soal informasi pasien yang positif Covid-19.
Berbeda dengan Amnesty International Indonesia yang menekankan penjagaan kerahasiaan identitas pasien, Ainul Yaqin menilai penyakit Corona bukanlah aib sehingga tak perlu ditutup-tutupi.
"Jadi yang dibutuhkan saat ini adalah keterbukaan informasi. Jangan ditutupi, kalau orang sakit terkendali posisinya misal di sini, akhirnya masyarakat tahu, dan bisa mengurangi penyebaran," kata Ainul Yaqin kepada detikcom, Rabu (8/4/2020), seperti dikutip hari ini.
(miq/miq) Next Article Jokowi Soal Covid-19 di 2020: WHO Bingung, Kita Juga Bingung!
Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Tidak ada sejak awal kita menutupi masalah yang ada," tegas Jokowi, Senin (20/4/2020).
"Komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak. Jangan ada yang menganggap lagi kita menutupi," tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah kalangan menilai pemerintah belum terbuka dalam menyampaikan informasi terkait Covid-19. Salah satunya disampaikan Amnesty International Indonesia.
"Pemerintah harus lebih transparan terhadap informasi terkait penanganan virus corona. Informasi mengenai wilayah dan tempat mana saja yang terdampak atau terpapar penting untuk diketahui publik agar semua pihak dapat mengambil mitigasi. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam memenuhi hak atas informasi tersebut, pemerintah tetap harus konsisten untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, dalam keterangan pers, Jumat (13/3/2020).
Dari Jawa Timur, fungsionaris organisasi kemasyarakatan keagamaan bersuara. Adalah Sekretaris MUI Jatim, Ainul Yaqin, meminta pemerintah untuk lebih terbuka soal informasi pasien yang positif Covid-19.
Berbeda dengan Amnesty International Indonesia yang menekankan penjagaan kerahasiaan identitas pasien, Ainul Yaqin menilai penyakit Corona bukanlah aib sehingga tak perlu ditutup-tutupi.
"Jadi yang dibutuhkan saat ini adalah keterbukaan informasi. Jangan ditutupi, kalau orang sakit terkendali posisinya misal di sini, akhirnya masyarakat tahu, dan bisa mengurangi penyebaran," kata Ainul Yaqin kepada detikcom, Rabu (8/4/2020), seperti dikutip hari ini.
(miq/miq) Next Article Jokowi Soal Covid-19 di 2020: WHO Bingung, Kita Juga Bingung!
Most Popular