
Round Up
Luhut Pertanyakan Jumlah Kematian di RI Akibat COVID-19
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
18 April 2020 18:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan data dari pandemi corona (Covid-19) terkait kasus positif, meninggal, dan sembuh akan menentukan kebijakan Indonesia ke depan.
Luhut mengaku memiliki pertanyaan tersendiri perihal perkembangan Covid-19. "Karena juga buat saya tanda tanya sih, kenapa jumlah kita yang meninggal, maaf sekali lagi, itu angkanya ndak sampai 500. Padahal jumlah penduduk 270 juta. Infected (terinfeksi) 4000-an lebih. Katakan kali 10 itu 50 ribu," kata Luhut dalam media briefing, Selasa (14/4/2020).
Luhut membandingkan dengan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, AS negara yang beda, penduduk lebih besar dari kita, 60 jutaan jumlah yang meninggal 22.000. Yang infected hampir 560.000.
"Okelah kita mungkin kurang testing kit, tapi saya bilang tadi sudah dikali anggap 50.000. Sekarang kita pengkajian banyak negara gak ngerti. Jadi untuk menyikapi ini, yang ingin saya jelaskan, itu juga harus hati-hati, cermat, tidak grusa grusu juga. Harus pas," lanjutnya.
Seperti dilaporkan, mengacu data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga 17 April 2020 mencapai 5.923 positif. Kabar baiknya, jumlah pasien yang pulih 607 orang dari korban meninggal 520 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan orang yang sembuh dan terus bertambah setiap hari. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pasien sembuh terbanyak masih di DKI Jakarta, yang menjadi epicentrum COVID-19 di Indonesia.
Terbanyak berikutnya yakni Jawa Timur dengan total 94 pasien sembuh, kemudian Sulawesi Selatan dengan 43 pasien sembuh. Berikutnya adalah Jawa Barat dengan 41 pasien sembuh dilanjutkan dengan Bali dan Jawa Tengah masing-masing 33 pasien sembuh.
Pemerintah, kata Yurianto, juga fokus menambah dan memperluas laboratorium PCR dari 34 menjadi 79. Dengan bertambahnya kasus positif setiap hari, artinya penularan dan penyebaran virus corona masih terjadi.
"Penularan masih terus terjadi, dan ini sudah menjadi bencana nasional. Mari berpartisipasi lebih serius, pastikan kita tidak tertular dan tidak menulari," kata Yurianto, Jumat (17/4/2020).
(gus/gus) Next Article 'Gejala Omicron Ringan, Sulit Dibedakan dengan Flu Biasa'
Luhut mengaku memiliki pertanyaan tersendiri perihal perkembangan Covid-19. "Karena juga buat saya tanda tanya sih, kenapa jumlah kita yang meninggal, maaf sekali lagi, itu angkanya ndak sampai 500. Padahal jumlah penduduk 270 juta. Infected (terinfeksi) 4000-an lebih. Katakan kali 10 itu 50 ribu," kata Luhut dalam media briefing, Selasa (14/4/2020).
Luhut membandingkan dengan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, AS negara yang beda, penduduk lebih besar dari kita, 60 jutaan jumlah yang meninggal 22.000. Yang infected hampir 560.000.
Seperti dilaporkan, mengacu data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga 17 April 2020 mencapai 5.923 positif. Kabar baiknya, jumlah pasien yang pulih 607 orang dari korban meninggal 520 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan orang yang sembuh dan terus bertambah setiap hari. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pasien sembuh terbanyak masih di DKI Jakarta, yang menjadi epicentrum COVID-19 di Indonesia.
Terbanyak berikutnya yakni Jawa Timur dengan total 94 pasien sembuh, kemudian Sulawesi Selatan dengan 43 pasien sembuh. Berikutnya adalah Jawa Barat dengan 41 pasien sembuh dilanjutkan dengan Bali dan Jawa Tengah masing-masing 33 pasien sembuh.
Pemerintah, kata Yurianto, juga fokus menambah dan memperluas laboratorium PCR dari 34 menjadi 79. Dengan bertambahnya kasus positif setiap hari, artinya penularan dan penyebaran virus corona masih terjadi.
"Penularan masih terus terjadi, dan ini sudah menjadi bencana nasional. Mari berpartisipasi lebih serius, pastikan kita tidak tertular dan tidak menulari," kata Yurianto, Jumat (17/4/2020).
(gus/gus) Next Article 'Gejala Omicron Ringan, Sulit Dibedakan dengan Flu Biasa'
Most Popular