Duh! Edhy Prabowo Akui Saat Corona Pencurian Ikan Makin Marak

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 April 2020 12:02
Menteri KKP Edhy Prabowo (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Foto: Menteri KKP Edhy Prabowo (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengakui selama pandemi corona atau covid-19 upaya aksi pencurian ikan oleh kapal-kapal asing di perairan Indonesia dalam tren meningkat. Sebanyak 70% penangkapan kapal asing terjadi selama 1,5 bulan terakhir atau bersamaan pandemi corona dari total masa 6 bulan kepemimpinannya di KKP.

Edhy menjelaskan ada rentetan penangkapan 19 kapal ikan asing ilegal dalam kurun waktu 1,5 bulan terakhir di masa tanggap darurat pandemi Covid-19 ini menggambarkan bahwa KKP sangat konsisten dalam melindungi sumber daya di Laut Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan operasi pengawasan yang terus dilakukan selama periode tersebut.
 
"Kami sama sekali tidak mengurangi intensitas operasi pengawasan di laut, ini komitmen dan konsistensi KKP bahwa sumber daya kelautan dan perikanan harus kita lindungi dalam kondisi apapun," tegas Edhy dalam pernyataan resminya, dikutip Kamis (16/4).


 
Ia menyoroti tren peningkatan kegiatan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia selama pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, sebelumnya KKP juga telah melakukan serangkaian penangkapan KIA ilegal di Laut Natuna Utara, Selat Malaka dan Laut Sulawesi.
 
"Ada 19 kapal yang ditangkap dalam waktu 1,5 bulan terakhir dari 3 sektor pengawasan berbeda. Di sinilah kesiap siagaan kami menjaga laut Indonesia teruji. Hal ini seharusnya menjadi warning bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Edhy.
 
Menurut Menteri Edhy, berdasarkan hasil pemantauan dan analisis Pusat Pengendalian (PUSDAL) KKP, ada kecenderungan bahwa para pelaku illegal fishing ini memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk melancarkan aksi-aksi pencurian ikan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah kapal perikanan asing yang beroperasi di sekitar wilayah perbatasan Indonesia.
 
"Sejak awal memang KKP tidak mengendorkan pengawasan di laut, karena kami meyakini di tengah upaya penanganan pandemi Covid-19 ini, ada potensi kerawanan yang bisa dimanfaatkan oleh para pencuri ikan," kata Edhy.


Selama menjabat menteri KKP, Edhy dan timnya telah menangkap 27 KIA ilegal selama kurang dari setengah tahun memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan. 27 KIA ilegal tersebut terdiri dari 12 kapal berbendera Vietnam, 7 kapal berbendera Filipina dan 8 kapal berbendera Malaysia.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Tb Haeru Rahayu mengungkapkan bagaimana strategi operasi kapal pengawas menghadapi lonjakan dan intensitas aktivitas KIA ilegal di Laut Natuna Utara, Selat Malaka dan Laut Sulawesi.
 
"Ada 19 KIA yang ditangkap oleh Kapal Pengawas Perikanan KKP dalam kurun waktu yang relatif tidak terlalu lama, yaitu 1,5 bulan, ini tentu angka yang harus dicermati bersama," ungkap Haeru Rahayu.
 
Ia juga menyampaikan bahwa hasil analisis pergerakan KIA di wilayah perbatasan Indonesia yang dilakukan oleh PUSDAL KKP menunjukkan peningkatan jumlah yang cukup signifikan. Hal tersebut berdasarkan analisis data Radar, Automatic Identification System (AIS), patroli udara (aerial surveillance) maupun laporan yang disampaikan oleh masyarakat.
 
"Ada tren peningkatan aktivitas kapal ikan asing pada tiga sektor operasi yaitu di Laut Natuna Utara, Selat Malaka dan Laut Sulawesi," katanya.

[Gambas:Video CNBC]



 
(hoi/hoi) Next Article Edhy Tak Asal Tenggelamkan Kapal, Bagi-Bagi Ikan ke Nelayan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular