Internasional

AS Ragu Kasus Corona RI, Kenapa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 April 2020 17:03
A scientist presents an antibody test for coronavirus in a laboratory of the Leibniz Institute of Photonic Technology (Leibniz IPHT) at the InfectoGnostics research campus in Jena, Germany, Friday, April 3, 2020. An international team of researchers with the participation of the Jena Leibniz Institute of Photonic Technology (Leibniz IPHT) has developed a rapid antibody test for the new coronavirus. By means of a blood sample, the test shows within ten minutes whether a person is acutely infected with the SARS-CoV-2 virus (IgM antibody) or already immune to it (IgG antibody). The strip test is manufactured by the diagnostics company Senova in Weimar and is already on the market. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. (AP Photo/Jens Meyer)
Foto: Ilustrasi alat rapid test (AP/Jens Meyer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah kasus virus corona (COVID-19) di Indonesia mencapai 5.136 kasus per Rabu (15/4/2020). Dari total itu sebanyak 469 meninggal dan 446 sembuh.

Namun ternyata, jumlah itu diragukan oleh Amerika Serikat (AS). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS mengatakan kasus corona di Indonesia bisa jadi lebih banyak karena belum semuanya terlaporkan.

Apalagi jika melihat jumlah kasus corona yang relatif kecil namun angka kematiannya tinggi, kata CDC.

"Jika sebuah negara melampirkan data, lalu kita melihat sedikitnya jumlah kasus tetapi angka kematian yang relatif tinggi, kami menjadi penasaran kalau masih ada kasus-kasus (COVID-19) yang mungkin belum terlaporkan," kata Pimpinan Gugus Tugas COVID-19 CDC, Barbara Marston, dalam jumpa pers melalui telekonferensi, Rabu .



"Kami melihat di Indonesia memiliki jumlah kasus corona parah dan tingkat kematian yang tinggi. Hal itu membuat kami bertanya apakah jika dilakukan lebih banyak pemeriksaan lagi jumlah kasus akan bertambah," tambahnya, sebagaimana dilaporkan CNN Indonesia.

Meski begitu, Marston menegaskan bahwa CDC tidak menganggap laporan pemerintah Indonesia terkait jumlah kasus dan kematian akibat corona, salah atau tidak tepat.

Ia hanya berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan lebih banyak tes corona lagi agar kasus-kasus yang tidak teridentifikasi bisa segera diketahui.

"Kami tidak mempertanyakan laporan resmi, kami tidak melakukan itu, tapi kami membayangkan jika dilakukan lebih banyak tes lagi akan mampu mengidentifikasi pasien-pasien ini," jelas Marston.



Menurut Worldometer, negara berpenduduk terpadat keempat di dunia ini baru melakukan tes terhadap 31.628 orang per Rabu.

Itu berarti Indonesia baru melakukan tes corona terhadap 116 orang per satu juta populasinya.

[Gambas:Video CNBC]


(res/sef) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular