Diam-Diam China Dapat Cuan di Tengah Pandemi Corona

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
12 April 2020 18:27
China akan memainkan perannya di tengah pandemi corona, setelah mereka sukses keluar dari tekanan wabah corona awal 2020.
Foto: REUTERS/Aly Song
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus Corona yang kini telah mereda di China. Kondisi ini disinyalir menjadi kesempatan bagi negara tersebut untuk unggul dari negara saingannya yaitu Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana diketahui, virus ini bermula di Kota Wuhan akhir Desember 2019, dan dalam tiga bulan berhasil ditaklukkan oleh China. Sayangnya, pandemi tersebut bergeser ke negara lain di AS dan negara-negara Eropa dan Asia termasuk Indonesia.

Tercatat kasus COVID-19 di Tiongkok semakin rendah hingga pada Maret lalu. Kondisi tersebut membuat penduduk di sana bisa kembali beraktivitas dan ekonomi mulai bergeliat.

Hal ini bisa dilihat dari angka Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur yang mengalami kenaikan hingga 50,3 pada Maret 2020. Padahal di bulan Februari, angka PMI manufaktur China hanya sebesar 35,7 alias mengalami kontraksi.



China kini pelan-pelan bangkit dan membangun ekonominya, juga gencar memberikan bantuan ke negara-negara terdampak. Beberapa pekan terakhir, Presiden China Xi Jinping dikabarkan sibuk menelepon para pemimpin dunia untuk meningkatkan koordinasi dalam menangani pandemi corona.

Di sisi lain, para ahli kesehatan China juga menggelar konferensi video untuk membagikan pengalamannya sebagai bentuk kepedulian terhadap negara lain.

Jika mengintip di sosial media, misalnya Twitter, Pejabat China juga gencar mempromosikan keberhasilan China dalam menangani krisis kesehatan dan aktif membantu yang lain dengan mengirimkan suplai kebutuhan medis ke Afrika dan Eropa.


"Ini adalah krisis internasional pertama di mana China secara aktif mengambil peran kepemimpinan global dan itu sangat kontras dengan AS, yang telah meremehkan kerja sama internasional dan menginvestasikan lebih banyak modal politik dalam mengkritik China karena perannya dalam memungkinkan wabah menyebar," kata analis dari Grup Eurasia dalam sebuah laporan minggu ini, sebagaimana diwartakan CNBC International, Minggu (12/4).

Associate professor ekonomi di London School of Economics (LSE), Keyu Jin mengatakan adalah kesempatan abad ini bagi China untuk membangun kepercayaan di dunia, yang telah sulit ditemukan sebagai negara yang sedang bangkit, dan untuk membangun kembali citra internasionalnya - China tidak menyia-nyiakan kesempatan seperti ini.

"Kami telah melihat ini semakin solid, kuat dan matang. Meskipun ada banyak ketegangan antara AS dan China baru-baru ini, saya percaya sikap dan arah Tiongkok masih akan muncul sebagai negara yang akan membantu AS daripada menjadi pengamat - mereka [China] akan menjamin pasokan peralatan medis yang penting membantu siapa pun yang membutuhkannya, terutama negara-negara berkembang," ujarnya.

"Ini adalah kesempatan mereka, mereka sedang melihat permainan jangka panjang," imbuhnya.

Tak bisa dipungkiri, China telah memainkan peranannya dan telah menjadi sorotan dunia. China telah menjelma menjadi perekonomian terbesar kedua setelah menyalip Jepang pada 2010 silam. China memang tengah berambisi untuk menjadi negara adidaya baru menentang hegemoni AS yang sudah berabad-abad lamanya menjadi ekonomi nomor wahid di planet bumi.

Ini adalah kesempatan emas bagi China untuk membangun citra sebagai kekuatan ekonomi global abad ini. Jadi di satu sisi ini akan menguntungkan bagi China dan di sisi lain juga berpotensi besar meningkatkan tensi geopolitik terutama poros Washington-Beijing.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular