
Internasional
Tak Kunjung Lockdown Turki, Erdogan Banjir Kritikan Warga
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 April 2020 16:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kini banyak dikritik warga. Pasalnya, saat kasus corona (COVID-19) meningkat, ia belum juga mengumumkan penguncian wilayah (lockdown) seperti Italia dan Prancis.
"Setiap orang benar-benar harus tinggal di rumah, itu harusnya dibuat wajib," kata seorang dokter yang enggan disebutkan namanya sebagaimana dilansir AFP, Rabu (8/4/2020).
"Kami menerima semakin banyak pasien setiap hari. Kami akan segera mencapai batas kapasitas kami."
Serikat Dokter Turki (TTB) juga meminta pemerintah melakukan langkah keras untuk mencegah orang keluar rumah. Bahkan, dianggap sebagai satu-satunya cara membendung penyebaran corona lebih luas.
"Tidak mungkin mengendalikan pandemi jika jutaan orang ... pergi bekerja," ujar Presiden TBB Sinan Adiyaman.
Walikota Istambul Ekrem Imamoglu juga menyerukan karantina kota agar COVID-19 tak semakin meluas. Karen, separuh kasus ada di sana.
"Bahkan jika 15 persen penduduk pergi keluar, kita dengan cepat mencapai dua juta orang... Ini berpotensi meningkatkan ancaman (penularan)," kata politisi partai oposisi itu.
Sebelumnya Erdogan sudah melakukan sejumlah langkah guna membendung corona. Di antaranya melarang pertemuan wilayah, pembatasan perjalanan antar kota, serta kewajiban memakai maskar saat keluar rumah.
Namun, langkah itu hanya bersifat "karantina sukarela". Ia tidak mendeklarasikan perintah wajib untuk tetap di rumah.
"Turki berkewajiban untuk terus memproduksi dan menjaga roda (ekonomi) berputar dalam keadaan apa pun," katanya pekan lalu.
Turki sendiri mencatat ada 34.109 kasus positif corona secara akumulatif. Di mana sebanyak 725 orang meninggal dan 1.582 sembuh.
(sef/sef) Next Article Sepinya Negeri Erdogan, Saat Jam Malam Berlaku di Turki
"Setiap orang benar-benar harus tinggal di rumah, itu harusnya dibuat wajib," kata seorang dokter yang enggan disebutkan namanya sebagaimana dilansir AFP, Rabu (8/4/2020).
"Kami menerima semakin banyak pasien setiap hari. Kami akan segera mencapai batas kapasitas kami."
"Tidak mungkin mengendalikan pandemi jika jutaan orang ... pergi bekerja," ujar Presiden TBB Sinan Adiyaman.
Walikota Istambul Ekrem Imamoglu juga menyerukan karantina kota agar COVID-19 tak semakin meluas. Karen, separuh kasus ada di sana.
"Bahkan jika 15 persen penduduk pergi keluar, kita dengan cepat mencapai dua juta orang... Ini berpotensi meningkatkan ancaman (penularan)," kata politisi partai oposisi itu.
Sebelumnya Erdogan sudah melakukan sejumlah langkah guna membendung corona. Di antaranya melarang pertemuan wilayah, pembatasan perjalanan antar kota, serta kewajiban memakai maskar saat keluar rumah.
Namun, langkah itu hanya bersifat "karantina sukarela". Ia tidak mendeklarasikan perintah wajib untuk tetap di rumah.
"Turki berkewajiban untuk terus memproduksi dan menjaga roda (ekonomi) berputar dalam keadaan apa pun," katanya pekan lalu.
Turki sendiri mencatat ada 34.109 kasus positif corona secara akumulatif. Di mana sebanyak 725 orang meninggal dan 1.582 sembuh.
(sef/sef) Next Article Sepinya Negeri Erdogan, Saat Jam Malam Berlaku di Turki
Most Popular