Internasional

Top! Bukan Cuma Turun, Selandia Baru Sukses Libas Corona

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 April 2020 16:05
Selandia Baru berhasil tekan kasus corona dengan lockdown.
Foto: Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pergi setelah salat Jumat di Hagley Park di luar masjid Al-Noor di Christchurch, Selandia Baru 22 Maret 2019. (REUTERS / Edgar Su)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur jenderal kesehatan Selandia Baru, Dr Ashley Bloomfield mengatakan mulai ada tanda-tanda keberhasilan dari langkah penguncian (lockdown) yang diterapkan pemerintah negara itu pada pertengahan Maret lalu.

Salah satunya adalah bahwa jumlah kasus baru virus corona (COVID-19) di negara itu mulai menurun dan stabil.

"Berdasarkan jumlah tes yang dilakukan pada hari Minggu, jumlah kasus sudah mulai stabil, di mana hanya ada 39 kasus baru yang dikonfirmasi dan 28 kemungkinan kasus baru, sehingga total kasus menjadi 1.106." kata Bloomfield sebagaimana dilaporkan The Guardian, Rabu (8/4/2020).



"Sebanyak 13 orang dirawat karena sakit di rumah sakit, termasuk tiga di unit perawatan intensif, dengan satu dari mereka dalam kondisi kritis." tambah Bloomfield.

Sejauh ini satu orang telah meninggal karena virus corona di Selandia Baru. Korbannya yaitu seorang wanita berusia 70-an dengan kondisi kesehatan lemah.

Lebih lanjut, Bloomfield mengatakan dia optimis bahwa kasus corona di negara itu mulai mereda dan langkah ketat pemerintah untuk membatasi pergerakan warga dan penyebaran virus telah berhasil. Namun, pemerintah masih akan terus mengupayakan berbagai langkah pencegahan untuk membasmi virus, katanya.

"Sejauh ini ada beberapa keberhasilan, tetapi tujuan kami adalah untuk membasminya," kata Bloomfield.

Sekitar 5 juta warga Selandia Baru telah berada di bawah aturan lockdown selama hampir dua minggu terakhir. Selama masa penguncian yang direncanakan akan dilangsungkan hingga satu bulan itu, tidak ada warga yang diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk mengambil persediaan yang penting atau berolahraga.

Di sisi lain, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan senang dengan hasil yang dilihatnya. Namun demikian belum ada rencana untuk mengangkat aturan penguncian itu lebih cepat dari yang dijadwalkan.

"Kami memiliki tanda-tanda (keberhasilan yang) positif, paling tidak fakta bahwa kami bisa saja memiliki 4.000 kasus sekarang, bukan 1.000," kata Ardern.

"Tapi saya tidak ingin membahayakan kami ... meskipun tanda-tandanya positif."



Lebih lanjut, Ardern mengatakan bahwa ada kemungkinan beberapa daerah yang terdampak COVID-19 paling parah akan menjalankan masa lockdown yang lebih panjang. Salah satunya adalah Auckland.

"Semua wilayah Selandia Baru harus siap untuk masuk dan keluar dari tingkat siaga yang berbeda, tergantung pada situasi, setelah lockdown selama sebulan berakhir." jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa dia dan para menterinya kemungkinan akan memotong gaji untuk membantu penanganan wabah dan memulihkan negara dan ekonomi. Ardern menghasilkan lebih dari NZ$ 400.000 setahun, sementara para menterinya menghasilkan lebih dari NZ$ 200.000.

"Saya mengenal rekan-rekan saya dengan baik dan saya tahu kita semua sangat sadar akan rasa sakit yang dirasakan komunitas kami, sehingga Anda dapat membayangkan jenis diskusi yang kami lakukan - saya tidak akan mengesampingkannya," kata Ardern.

"Saya belum memberikan patokan angka atau jangkauannya, tapi saya tidak akan mengesampingkannya, saya pikir saya tahu betul orang-orang yang bekerja dengan saya."

[Gambas:Video CNBC]


(res) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular