
Belajar dari Jepang, Ini Sasaran Stimulus Jumbo Rp 15.000 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang telah mengeluarkan langkah-langkah stimulus ekonomi senilai 108 triliun yen atau hampir US$ 1 triliun (sekitar RP 15.000 triliun) untuk memerangi wabah virus corona (COVID-19).
Paket pendanaan yang setara dengan 20% dari output ekonomi Jepang tersebut telah diumumkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe secara langsung pada Selasa (7/4/2020).
Dalam kesempatan itu, Abe mengatakan bahwa tujuan pemerintah meluncurkan salah satu paket stimulus terbesar di dunia itu adalah untuk meredam dampak yang dibawa COVID-19 ke ekonominya.
Paket pendanaan itu sendiri diumumkan setelah pemerintah mengeluarkan aturan pembatasan besar-besaran di ibukota, Tokyo, dan enam prefektur lainnya hingga 6 Mei. Dalam keadaan ini, warga diimbau untuk tetap di rumah dan bisnis tutup.
"Yang paling penting sekarang adalah setiap warga negara turut mengubah tindakan," kata Abe dalam komentar yang disiarkan televisi pada pertemuan satuan tugas pemerintah, mengutip CNBC International.
"Jika masing-masing dari kita dapat mengurangi kontak dengan orang lain setidaknya 70%, dan idealnya 80%, kita seharusnya dapat melihat puncak dalam jumlah infeksi dalam dua minggu," katanya.
Saat ini Jepang memiliki 4.257 kasus corona dengan 93 kematian dan 622 sembuh, menurut Worldometers. Berikut adalah beberapa tujuan utama pemerintah Jepang dari meluncurkan paket stimulus besar tersebut, menurut AFP.
Melindungi Pekerjaan
Sebagian besar stimulus (80 triliun yen) akan dihabiskan untuk melindungi pekerjaan dan menyelamatkan usaha kecil dan menengah.
Pemerintah akan meningkatkan subsidi pekerjaan untuk membantu perusahaan membayar gaji dan membayar bunga, juga menghindari terjadinya pemecatan (PHK).
Lembaga pinjaman yang didukung pemerintah juga akan menawarkan pinjaman tanpa bunga. Di mana jumlah pinjaman mencapai hingga dua juta yen akan tersedia untuk usaha kecil dan menengah yang pendapatannya merosot lebih dari 50%.
Pemotongan pajak dan bantuan lainnya juga akan tersedia untuk penyelenggara acara yang membatalkan atau menunda proyek mereka atas permintaan pemerintah.
Meningkatkan Sistem Perawatan Kesehatan
Sebanyak 2,5 triliun yen dari paket itu akan ditujukan untuk membantu lembaga medis dan membayar pengembangan obat untuk mengobati pasien corona.
Pemerintah berencana untuk menimbun cukup banyak obat perawatan flu "Avigan" atau favipiravir, untuk merawat dua juta pasien. Sebab banyak laporan mengatakan obat itu dapat mempersingkat waktu pemulihan bagi mereka yang terinfeksi virus corona.
Pemerintah juga bertujuan untuk mendistribusikan 15 juta masker ke lembaga medis pada bulan April dan menyediakan hingga 50.000 tempat tidur rumah sakit untuk mengobati kasus infeksi parah dalam waktu dekat.
Paket ini juga mendorong pengembangan ventilator dan penggunaan telemedicine yang lebih besar.
Membantu para keluarga
Keluarga berpenghasilan rendah yang pendapatannya berkurang signifikan karena wabah akan mendapat bantuan subsidi 300.000 yen per rumah tangga. Setiap keluarga yang memiliki anak juga akan menerima 10.000 yen per anak. Namun, rumah tangga berpenghasilan tinggi tidak termasuk.
Setiap individu yang membutuhkan dana juga akan diberikan akses ke pinjaman darurat tanpa bunga.
Mengembalikan Produk
Paket tersebut mencakup insentif keuangan senilai sekitar 15,7 triliun yen bagi bisnis untuk membawa produk manufaktur kembali ke Jepang. Hal itu diharapkan dapat mengurangi gangguan rantai pasokan selama krisis global di masa depan, termasuk pandemi.
Secara khusus, bisnis didorong untuk memulangkan produksi barang-barang seperti masker, pakaian pelindung, sanitiser, ventilator, paru-paru buatan dan bahan-bahan untuk menghasilkan obat-obatan.
Bisnis juga akan didorong untuk melakukan diversifikasi sumber pasokan asing yang diperlukan, terutama dengan berinvestasi besar-besaran di berbagai negara di Asia Tenggara. Langkah-langkah untuk mempromosikan telework dan pendidikan jarak jauh juga termasuk menjadi tujuan pendanaan.
Target jangka panjang
Selain meringankan dampak buruk pada ekonomi saat ini, sekitar total 8,5 triliun dari paket itu juga di tujukan untuk masa depan sehingga Jepang dapat dengan segera melanjutkan aktivitas ekonomi setelah pandemi berlalu.
Langkah-langkah pemulihan itu termasuk kampanye untuk meningkatkan pariwisata, mendongkrak transportasi dan sektor restoran dan hiburan setelah wabah ditangani.
Kupon dan diskon akan ditawarkan untuk membantu sektor-sektor yang paling terpukul oleh penurunan konsumsi. Acara promosi berbasis komunitas juga akan diadakan untuk membantu bisnis lokal dan distrik perbelanjaan.
Acara olahraga dan budaya, serta kampanye pemasaran untuk mendorong wisatawan untuk kembali ke Jepang, juga sedang direncanakan.
(res) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru