
Gawat! Bos JPMorgan Sebut Corona Bisa Sebabkan Resesi Parah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos JPMorgan, Jamie Dimon mengatakan dunia bakal menghadapi resesi yang buruk sebagai dampak dari merebaknya wabah virus corona (COVID-19). Dimon juga mengatakan bahwa apa yang disebabkan oleh wabah corona bisa hampir sama dengan krisis keuangan global yang terjadi sekitar satu dekade lalu.
"Kami tidak tahu persis apa yang akan terjadi di masa depan - tetapi setidaknya, kami berasumsi bahwa itu akan mencakup resesi yang buruk dikombinasikan dengan beberapa jenis tekanan keuangan yang serupa dengan krisis keuangan global tahun 2008," kata pimpinan bank terbesar di Wall Street itu dalam pidato tahunannya.
Lebih lanjut Dimon mengatakan bahwa JPMorgan tidak meminta dukungan pemerintah dan akan terus meminjamkan uang. Ia juga mengimbau pelanggannya yang sedang menghadapi kesulitan pembayaran utang untuk terus bersabar.
Namun demikian, Dimon mengakui bahwa bank terbesar di Wall Street itu sekalipun belum tentu kebal terhadap gejolak ekonomi dan bisa secara terpaksa harus menangguhkan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.
JPMorgan melaporkan keuntungan senilai US$ 36,4 miliar tahun lalu dan Dimon mengatakan bank dapat bertahan dan terus meminjamkan dana, bahkan jika skenario yang paling pesimistis dari efek pandemi terhadap ekonomi global terjadi.
Tetapi dividennya dapat ditangguhkan dalam skenario yang sangat merugikan, di mana ekonomi AS menyusut 35% pada kuartal kedua dan pengangguran mencapai 14% pada akhir tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Dimon juga mengkritik pemerintahan Presiden Donald Trump yang dianggap kurang sigap dalam menangani wabah.
"Seharusnya ada playbook pandemi," kata pria yang pernah berselisih dengan Trump terkait masalah pemilihan presiden itu, sebagaimana dilaporkan The Guardian.
Dimon juga mengungkit masalah struktural yang lebih dalam di masyarakat AS yang katanya berkontribusi terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona.
"Tentu saja, Amerika selalu memiliki kekurangannya," kata Dimon. "Pandemi saat ini hanyalah salah satu contoh dari perencanaan dan manajemen yang buruk yang telah melukai negara kita."
Dimon menyebut ketidaksetaraan kekayaan di AS sebagai salah satu masalah terbesar Amerika. Ia juga membahas sistem pendidikan yang kurang baik, sistem perawatan kesehatan yang mahal yang tidak dapat diakses banyak orang, kurangnya jaring pengaman sosial dan kebijakan imigrasi yang buruk.
"Kita perlu mengakui masalah ini dan kerugian yang telah mereka sebabkan jika kita berencana memperbaikinya," kata Dimon, yang baru kembali bekerja tahun ini setelah menjalani operasi jantung.
"Seperti yang telah kita lihat dalam krisis masa lalu sebesar ini, akan ada saatnya ketika kita akan melihat ke belakang dan akan menjadi jelas bagaimana kita - di semua tingkatan masyarakat, pemerintah, bisnis, sistem perawatan kesehatan, dan organisasi sipil dan kemanusiaan - seharusnya telah dan akan lebih siap menghadapi keadaan darurat skala ini."
(res) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru