Cerita Wuhan yang Bangkit dari Corona dan Pahlawan Bertopeng

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 April 2020 14:27
Setelah melakukan penguncian (lockdown) selama dua bulan di ibu kota provinsi Hubei, Wuhan, kini kembali bergeliat
Foto: Pencegahan COVID-19. AP
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melakukan penguncian (lockdown) selama dua bulan di ibu kota provinsi Hubei, Wuhan, kini kembali bergeliat. Aktivitas ekonomi berangsur pulih, warga kembali berangkat bekerja.

Meski demikian, kecemasan masih ada di masyarakat. Apalagi kalau bukan wabah corona (COVID-19), di mana Wuhan pernah menjadi episentrumnya.



Guna melakukan tindakan preventif sejumlah sukarelawan berjas hamzat, bak pahlawan bertopeng, terus menerus menyemprotkan disinfektan ke tempat-tempat umum. Bukan cuma rumah sakit, tapi juga sekolah-sekolah.

Penyemprotan itu diinisiasi sebuah organisasi nirlaba penyelamatan sipil terbesar di China, Blue Sky Rescue. Mantan tentara Zhang Quan, yang juga salah satu anggota organisasi tersebut, dipilih untuk memimpin tim yang terdiri dari 60 orang sukarelawan.

Quan mengatakan ia telah terlibat dalam membantu mendistribusikan pasokan medis saat epidemi berlangsung. "Kami memiliki guru, polisi, wirausahawan," kata Quan kepada Reuters pada Kamis (2/4/2020), saat tengah bersiap berjalan melewati Teater Agung Qintai Wuhan untuk mendesinfeksi kursi dan lorong dengan cairan putih klorin dioksida.

Cerita Wuhan yang Bangkit dari Corona dan Pahlawan Bertopeng Foto: Petugas menyiapkanthermal scanner untuk pemeriksaan suhu tubuh secara massal di stasiun kereta (AP/Ng Han Guan)


Selain penyemprotan desinfektan, para sukarelawan, ini juga rajin berkampanye memperingatkan warga untuk tetap melindungi diri dan menghindari keluar rumah. Apalagi kini Beijing memberitakan adanya potensi kemungkinan gelombang kedua (second-wave) dari corona.



Sementara itu, Ketua Partai Komunis Wuhan Wang Zhonglin, mengatakan ada risiko dibalik kembali menggeliatnya kota. Penyebaran virus corona tetap tinggi karena risiko internal dan eksternal.

Masyarakat diminta untuk tetap terus melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian. Terutama saat lockdown benar-benar dihapus 8 April nanti.

China sudah melakukan isolasi isolasi di Wuhan sejak 23 Januari lalu. Walaupun lockdown akan dicabut, namun sekolah-sekolah akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

China memiliki total 81.589 kasus yang dikonfirmasi, 3.318 kematian, dan 76.408 berhasil sembuh dari wabah tersebut. Sedangkan secara global, jumlah kasus sudah melebihi 1 juta kasus, dengan lebih dari 52.000 kematian, menurut data Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Jangan Iri! ini Kondisi Wuhan 'Biang Kerok' Covid-19 Sekarang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular