Sri Mulyani Pastikan Driver Ojol dan SPG Juga Dapat BLT

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
01 April 2020 17:40
Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 110 triliun untuk social safety net
Foto: Puluhan Driver Ojol Ini Parkir di Tengah Jalan Mangga Dua. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 110 triliun untuk social safety net atau jaring pengaman sosial. Namun, seperti apa penggunaan dari anggaran ini masih dalam pembahasan.

Dalam hal ini, ia menekankan bahwa pemerintah memberikan jaminan bahwa akan membantu masyarakat terutama sektor informal yang paling terdampak dari pencegahan penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Kalau sekarang orang bekerja dari rumah dan dia nggak boleh berkumpul, maka sektor informal itu yang terkena paling dalam. Maka caranya untuk capai mendapat dukungan seperti apa," ujarnya di Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Apalagi, Gubernur DKI Anies Baswedan dan para Gubernur seluruh Pulau Jawa telah melakukan pembahasan untuk mencegah masyarakat terutama yang ada di Jakarta agar tidak pulang kampung dan tetap mendapatkan jaminan kehidupan atau penghasilan.

Ia mencontohkan, seperti di Jakarta, Anies mengatakan bahwa data yang dimiliki hanya sebanyak 1,1 juta jiwa pekerja informal yang ditanggung oleh Pemda DKI melalui bantuan sosial. Sisanya masih ada sekitar 3,7 juta jiwa yang masuk sektor informal yang perlu di identifikasi kembali untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Jadi kalau misalkan di DKI 1,1 juta ditanggung pemda dalam bentuk bansos, namun sekarang (driver) gojek, para penjaga toko di mall-mall yang mall nya tutup, mereka membutuhkan," jelasnya.

Namun, untuk 3,7 juta jiwa di DKI ini nantinya masih dikoordinasikan akan diberikan bantuan seperti apa. Apakah melalui bantuan sosial atau bantuan langsung tunai masih dalam pembahasan.

"Kita diskusikan apakah mereka ditanggung dalam bentuk kartu pra kerja atau dapatkan dalam bentuk bansos atau tunai. Saya sampaikan tolong sabar, namun kami untuk menenangkan. Kita kejar-kejaran dengan virus. Belum semua sempurna. Namanya kegentingan memaksa," tegasnya.

(dru) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular