Hanya Lockdown yang 'Selamatkan' Pekerja Pabrik dari Corona

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 March 2020 13:30
Pekerja di industri manufaktur tak bisa seluruhnya mengikuti anjuran pemerintah untuk bekerja di rumah karena banyak faktor.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah industri manufaktur masih terus menjalankan aktivitas produksinya hingga kini meski ada anjuran kerja di rumah. Sektor manufaktur memang sulit menerapkan 100% imbauan kerja di rumah, apalagi pemerintah belum secara tegas mengatur ketentuan soal lockdown maupun karantina wilayah terkait penanganan corona atau covid-19.

Sektor otomotif termasuk yang belum bisa menerapkan seluruhnya imbauan kerja di rumah, terutama di bagian produksi.

Executive General Manager Toyota Training Center PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto terus memantau perkembangan situasi yang terjadi, termasuk peluang jika nantinya terjadi lockdown. Apalagi, dalam menjalankan produksi, Toyota memiliki pabrik yang terkoneksi di beberapa kota sekaligus.

[Gambas:Video CNBC]




"Nanti kita lihat aturan pemerintah seperti apa. Karena kita terus menyesuaikan dan memantau kondisi yang ada. Soalnya pabrikan kita di Karawang, kita harus ikuti Karawang. Kemudian Cibitung kita ikuti aturan di wilayah Bekasi. Jadi masing-masing posisi itu memiliki aturan sendiri," kata Franciscus kepada CNBC Indonesia, Senin (30/3).

Saat ini, pekerjaan yang berada di produksi pun memang sudah melakukan sejumlah penyesuaian. Hal ini tidak lepas dari faktor tergerusnya penjualan akibat permintaan yang terus menurun. Namun, bukan berarti total dihentikan.

"Mengenai produksi bukan hold, tapi disesuaikan. Semua disesuaikan kebutuhan yang ada. Sudah pasti penjualan menurun di semua brand. Produksi juga akan menyesuaikan sesuai dengan yang ada. Jadi pasti dia akan turun otomatis," katanya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Industri Johnny Darmawan pun menyebut hingga kini perusahaan manufaktur masih memantau kondisi terkini.

"Itu yang lagi dibicarakan. Karena masalahnya gini. Kan sekarang yang namanya manufaktur nggak ada yang bahan bakunya fokus di satu daerah. Dari mana-mana, itu ada manuver," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Senin (30/3).

"Kalau sudah terjadi lockdown, masing-masing daerah disetop ke sini. Contoh otomotif, itu kan barangnya ada yang dari Jakarta, Bekasi. Kalau Cikarang ditutup ke (pabrik) Karawang mau nggak mau terpaksa tutup," katanya.

Sebelumnya Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono mengakui banyak buruh yang masih menjalani pekerjaan seperti biasa di industri manufaktur dalam bayang-bayang keresahan di tengah pandemi corona.



Mereka tidak mendapat kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Penyebabnya mereka bekerja di industri yang tidak memungkinkan untuk bekerja dari rumah.

"Sebagian besar masih berjalan karena misalnya industri manufaktur susah dikerjakan di rumah. Untuk menjahit di garmen nggak mungkin bahannya dibawa ke rumah untuk dijahit, gitu juga otomotif, perakitan motor, mobil nggak bisa dari rumah. Mereka masih bekerja saat ini, masih banyak yang bekerja," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/3).

Untuk itu buruh mendesak pemerintah segera meliburkan para buruh secara bergilir atau secara ketat menerapkan social distancing.


(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular