RI Masih Ribut #LockDown, Wuhan Malah Sudah Buka Lockdown

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 March 2020 19:27
Wuhan membuka perbatasan pada Sabtu (28/3/2020) waktu setempat, setelah dua bulan lockdown.
Foto: wanita mengambil selfie saat tur lain di Yu Garden dihiasi dengan patung babi untuk Tahun Baru Imlek di Shanghai. Pertumbuhan ekonomi China 2018 jatuh ke level terendah tiga dekade saat aktivitas mereda di tengah perang tarif dengan Washington. (Chinatopix via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika Indonesia masih berdebat soal lockdown, Kota Wuhan, yang merupakan awal dan epicentrum virus corona, malah  mulai membuka kembali beberapa layanan transportasi. Bahkan Wuhan membuka perbatasan pada Sabtu (28/3/2020) waktu setempat, setelah dua bulan lockdown.

Wuhan sendiri sudah melakukan lockdown sejak 23 Januari silam, dan penghapusan lockdown serta pembatasan perjalanan di kota ini akan dihapus mulai 8 April mendatang.

Kota yang berada di Provinsi Hubei, China merupakan pusat penyebaran pandemi corona (COVID-19) sejak Desember 2019. Namun kini episentrum penyebaran nomor satu diambil alih oleh Amerika Serikat, yang kemudian disusul oleh Italia.

Lockdown yang dilakukan oleh pemerintahan China beberapa waktu lalu cukup tegas. Pihak berwenang mengambil tindakan kejam untuk menghentikan orang memasuki atau meninggalkan kota industri berpenduduk 11 juta orang di China tengah tersebut.


Banyak keluarga dikurung di rumah mereka. Layanan bus dan taksi ditutup, dan hanya toko-toko penting yang dibiarkan tetap terbuka. Maka ketika diperbolehkan untuk keluar dari rumah dan bersosialisasi kembali, banyak masyarakat yang senang dan bersyukur atas hal tersebut.

"Saya pikir dimulainya kembali pekerjaan merupakan semacam harapan. Paling tidak itu menunjukkan bahwa China menang," ujar Zhang Yulun (35) salah satu warga yang kembali ke Wuhan untuk bekerja, dikutip dari Reuters.

Walaupun mengalami penurunan kasus dan mulai dibukanya perbatasan, otoritas Wuhan tetap memantau masyarakatnya. Beberapa staf dan sukarelawan yang mengenakan alat pelindung tubuh mulai ditempatkan di sekitar stasiun kereta api.

Mereka membantu menyemprotkan cairan desinfektan tangan dan memasang rambu-rambu yang mengingatkan para pelancong bahwa mereka memerlukan kode kesehatan berbasis ponsel untuk menggunakan transportasi umum.

Bahkan ada seorang pekerja berjalan melalui satu kereta metro sambil membawa papan nama bertuliskan: "Pakai masker untuk seluruh perjalanan, orang-orang tidak boleh berkumpul dan ketika Anda turun silakan memindai kode kesehatan."

"Semua orang mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Jadi, seharusnya tidak ada masalah," kata Yuan Hai (30) seorang penumpang di jalur metro yang dibuka kembali ketika ditanya tentang risikonya, "Tapi kamu harus hati-hati."

Pembawa virus yang tidak memiliki gejala sakit merupakan hal yang paling ditakuti. Sebab mereka yang merasa sehat namun ternyata dapat menyebarkan virus ke orang-orang kontak atau bertemu dengannya. Maka tindakan preventif wajib dilakukan.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada 54 kasus baru terjangkit virus corona pada Jumat (27/3/2020). Mereka yang terpapar adalah orang-orang yang datang ke China dari luar negeri.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional tersebut, kini China Daratan memiliki 81.394 kasus terjangkit, dengan jumlah kematian meningkat tiga angka menjadi 3.295 kasus. Sedangkan sebanyak 74.971 kasus berhasil sembuh.


Wuhan sendiri menyumbang sekitar 60% dari kasus penyebaran virus corona. Namun angka tersebut menurun tajam dalam beberapa pekan terakhir, menjadi tanda bahwa lockdown oleh pemerintah berhasil dilakukan.

Untuk terus menekan angka tersebut, China juga menangguhkan masuknya warga negara asing dengan visa dan izin tinggal China yang sah yang efektif dilakukan pada hari ini. Terutama mereka yang datang dari Amerika Serikat, Italia, Spanyol, dan negara-negara lain yang memiliki lonjakan kasus virus corona.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article 'Perang' Lawan Covid Berlanjut, Jutaan Orang China Dilockdown

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular