
UN 2020 Dibatalkan, Nadiem: Banyak Risiko Ketimbang Benefit
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 March 2020 13:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk membatalkan seluruh ujian nasional baik untuk SD, SMP, dan SMA di tahun ini.
Keputusan ini sebagai bagian dari sistem respon wabah Covid-19 yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respon Covid-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial dan dunia usaha.
"Peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing untuk memotong rantai penyebaran virus Corona SARS 2 atau Covid-19," kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman melalui keterangan resmi, Selasa (24/3/2020).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan keputusan ini diambil setelah berdikusi dengan Presiden Joko Widodo dan instansi lainnya.
"Alasan nomor satu prinsip dasar Kemendikbud adalah keamanan dan kesehatan siswa-siswa kita, dan keamanan keluarga siswa," jelasnya, Selasa (24/3/2020).
Jika ujian dilangsungkan dengan tatap muka dan siswa harus berkumpul dalam satu tempat, dikhawatirkan risiko penyebaran covid-19 akan terjadi. Bukan cuma ke siswa tapi juga keluarga siswa, kakek, dan nenek mereka.
"Karena jumlah sangat besar, 8 juta yang akan ikut tes UN, tidak ada yang lebih penting daripada keamanan dan kesehatan siswa dan keluarga. Sehingga UN dibatalkan untuk 2020."
Lagipula, ia menambahkan, UN bukanlah syarat untuk kelulusan ata seleksi masuk jenjang pendidikan tinggi. "Di kemendikbud , lebih banyak risiko daripada benefit untuk lanjutkan UN."
(gus/gus) Next Article Merdeka Belajar! Aturan Keluar, Nadiem Resmi Hapus UN
Keputusan ini sebagai bagian dari sistem respon wabah Covid-19 yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respon Covid-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial dan dunia usaha.
"Peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing untuk memotong rantai penyebaran virus Corona SARS 2 atau Covid-19," kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman melalui keterangan resmi, Selasa (24/3/2020).
"Alasan nomor satu prinsip dasar Kemendikbud adalah keamanan dan kesehatan siswa-siswa kita, dan keamanan keluarga siswa," jelasnya, Selasa (24/3/2020).
Jika ujian dilangsungkan dengan tatap muka dan siswa harus berkumpul dalam satu tempat, dikhawatirkan risiko penyebaran covid-19 akan terjadi. Bukan cuma ke siswa tapi juga keluarga siswa, kakek, dan nenek mereka.
"Karena jumlah sangat besar, 8 juta yang akan ikut tes UN, tidak ada yang lebih penting daripada keamanan dan kesehatan siswa dan keluarga. Sehingga UN dibatalkan untuk 2020."
Lagipula, ia menambahkan, UN bukanlah syarat untuk kelulusan ata seleksi masuk jenjang pendidikan tinggi. "Di kemendikbud , lebih banyak risiko daripada benefit untuk lanjutkan UN."
(gus/gus) Next Article Merdeka Belajar! Aturan Keluar, Nadiem Resmi Hapus UN
Most Popular