Cegah Corona, Jokowi Pesan 2 Juta Avigan & 3 Juta Chloroquine

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 March 2020 07:08
Cegah Corona, Jokowi Pesan 2 Juta Avigan & 3 Juta Chloroquine
Foto: Presiden Jokowi Pangkas Sejumlah Anggaran Rencana Belanja
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil keputusan memesan obat yang banyak digunakan di beberapa negara untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona atau covid-19. Langkah ini diambil Jokowi untuk menanggulangi penyebaran virus corona di Indonesia.

Jokowi mengatakan berdasarkan riset dan pengalaman beberapa negara obat tersebut bisa mengobati dan memberikan kesembuhan pasien yang terjangkit corona.

Melalui langkah ini, Jokowi menegaskan negara tidak tinggal diam dalam upaya menanggulangi masalah Covid-19. Dalam pendistribusiannya, obat ini akan sampai kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, rumah sakit, serta puskesmas di kawasan terinfeksi.


Lebih lanjut dirinya menegaskan jika yang sudah ditemukan adalah obat. Sementara untuk antivirus sampai saat ini belum ditemukan.

Obat ini, imbuhnya, sudah dicoba oleh satu sampai tiga negara. Obat tersebut bernama Avigan yang telah dipesan sebanyak 5.000, dan saat ini dalam proses pemesanan sebanyak 2 juta.

"Kedua, Chloroquine Ini kita telah siap 3 juta, kecepatan ini yang kita ingin sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan Covid-19," terangnya, kemarin Jumat, (20/03/2020).

China menyebut obat flu bermerek Avigan, efektif melawan virus corona. Avigan merupakan obat favipiravir yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical. Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada 2014. Avigan sudah diberikan pada pasien positif Covid-19 di Jepang sejak Februari.

"Sangat aman dan jelas efektif," kata Direktur Pusat Nasional China untuk Pengembangan Bioteknologi, Zhang Xinmin, dalam konferensi pers dikutip dari Nikkei Asian Review, Rabu (18/3/2020).

Tidak hanya membeli obat, upaya yang akan dilakukan presiden untuk mengatasi Covid-19 adalah melalui rapid test dengan cakupan yang besar. Guna mendeteksi sedini mungkin kemungkinan terpapar Covid-19, sehingga penyebarannya tidak meluas.

Hal ini sukses diterapkan di Korea Selatan (Korsel). Namun, alat-alat tes masih dalam proses mendatangkan ke Indonesia. "Segera lakukan rapid tes. Tes cepat dengan cakupan yang lebih besar agar deteksi dini, kemungkinan awal seorang terpapar COVID-19 bisa kita lakukan," tegas Jokowi, Kamis (19/3/2002).

[Gambas:Video CNBC]


Update terakhir, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengonfirmasi ada penambahan pasien positif Covid-19 hingga Jumat (203/2020) pukul 12.00 WIB.

Dengan demikian, total kasus per hari ini sebanyak 369 orang kasus. "Positif terkonfirmasi, ada yang sudah sembuh dan beberapa meninggal dunia," ujar Yuri di BNPB.

Rinciannya adalah kasus positif menjadi 369 orang, sembuh 17 orang. "Dan tambahan yang meninggal dunia 7 orang menjadi 32," jelasnya.

Jokowi juga berjanji akan segera membagikan obat corona kepada masyarakat atau pasien yang membutuhkan. Proses pembagiannya dari rumah ke rumah melalui petugas medis.

Jokowi mengatakan sesuai hasil riset dan pengalaman beberapa negara yang menggunakan jenis obat tertentu untuk mengatasi Covid-19 ini, pemerintah telah memesan dua juta Avigan dan menyiapkan tiga juta Chloroquine yang akan diresepkan oleh dokter apabila diperlukan.

"Obat-obatan tersebut akan sampai kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi," kata Jokowi dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (20/3).

Jokowi juga sudah meminta kepada BUMN farmasi untuk memperbanyak produksi obat ini.

Sebelumnya Jokowi mengatakan antivirus covid-19 tapi untuk obat ada yang sudah dicobakan dan efektif di beberapa negara melawan corona.

"Obat ini sudah dicoba oleh 1,2,3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan, kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta. Kedua, Chloroquine Ini kita telah siap 3 juta, kecepatan ini yang kita ingin sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan Covid19," tegas Jokowi. Obat malaria ternyata disebut-sebut efektif untuk menangani pasien terinfeksi virus corona (COVID-19). Kenyataan ini juga disebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam sebuah pengarahan di Gedung Putih, ia mengatakan menyetujui chloroquine (klorokuin) yang "sangat kuat" untuk penanganan pasien corona. Obat ini sering digunakan untuk mengobati malaria, lupus dan rheumatoid arthritis.

"Ini menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan - sangat, sangat menggembirakan. Dan kita akan dapat membuat obat itu tersedia segera," kata Trump dikutip dari CNN International, Jumat (20/3/2020).


Trump bahkan menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS sudah menyetujui penggunaan chloroquine ini. Bahkan, boleh beredar dengan resep dokter.

"Dan di situlah FDA begitu hebat ... itu telah disetujui ... Jadi kita akan dapat membuat obat itu tersedia dengan resep atau negara," katanya.

"Biasanya FDA akan membutuhkan waktu lama untuk menyetujui sesuatu seperti itu, dan itu - itu disetujui dengan sangat, sangat cepat dan sekarang disetujui, dengan resep dokter."

Lalu apakah benar FDA sudah setuju dengan penggunaan obat ini?

Chloroquine belum disetujui oleh FDA untuk mengobati COVID-19. Dan, dilansir dari CNN, belum ada obat lain yang bisa mengobati penyakit yang disebabkan virus corona itu.

Ini ditegaskan kembali oleh FDA pasca-pengarahan Trump. "Tidak ada terapi atau obat yang disetujui FDA untuk mengobati, menyembuhkan atau mencegah COVID-19," kata Komisaris FDA Dr Stephen Hahn.

Namun chloroquine memang telah disetujui untuk tujuan lain. Dokter secara hukum diizinkan untuk meresepkannya untuk penggunaan corona yang belum disetujui secara legal jika mau.

"Tetapi keamanan dan keefektifannya belum terbukti sehubungan dengan corona," ujarnya.

Chloroquine masih akan diuji secara klinis dengan pasien corona. Paling tidak untuk pasien dengan gejala ringan-sedang untuk membantu penyembuhan penyakit.

Ia pun mengatakan studi terus dilakukan. Hahn menekankan proses penelitian masih diperlukan meski situasi yang dihadapi kini mendesak.

"Kami juga harus memastikan produk ini efektif, jika tidak, kami berisiko merawat pasien dengan produk yang mungkin tidak berfungsi ketika mereka bisa melakukan perawatan lain yang lebih tepat," kata Hahn.

Sementara itu, Bayer mengumumkan menyumbangkan 3 juta tablet obat chloroquine dengan nama Resochin ke pemerintah. Bayer mengatakan data baru dari perkembangan di China, meski masih terbatas, menunjukkan potensi penggunaan Resochin dalam mengobati pasien corona.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular