
2.000 Alat Rapid Test Corona Sudah Ada di Indonesia
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
20 March 2020 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan pemerintah telah menerima 2.000 kit alat untuk pemeriksaan cepat terkait COVID-19.
"Hari ini juga sudah kita accept (terima), tinggal kirim sebanyak 2.000. Harapannya besok bisa masuk. Dan ada 100.000 yang akan masuk di hari berikutnya," ujarnya saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Yurianto mengatakan bahwa alat rapid test yang akan dipakai di Indonesia bisa mendapatkan hasil hanya dalam kurang dari 2 menit. Pasien yang positif di fase rapid test akan menjalani fase pemeriksaan berikutnya dengan metode PCR.
Tak hanya, dia juga menyebut untuk logistik rumah sakit tercukupi. Pasalnya hingga saat ini telah diterima sekitar 10 ribu Alat Perlindungan Diri (APD). "Masker lebih dari 150 ribu, sarung tangan dan sebagainya. Artinya posisi logistik untuk layanan RS cukup," ujarnya.
Selanjutnya, pihak RS bisa melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi untuk meminta akses terkait APD tersebut. Dimana proses selanjutnya titik distribusi akan langsung diserahkan kepada end user yaitu RS terkait.
Sebagai informasi, dalam rilis pers terbaru, Yuri mengkonfirmasi ada penambahan pasien positif COVID-19 hingga Jumat (203/2020) pukul 12.00 WIB. Dengan demikian, total kasus per hari ini sebanyak 369 orang kasus. "Positif terkonfirmasi, ada yang sudah sembuh dan beberapa meninggal dunia," ujar Yuri di BNPB.
Rinciannya adalah kasus positif menjadi 369 orang, sembuh 17 orang. "Dan tambahan yang meninggal dunia 7 orang menjadi 32," jelasnya.
Yuri menekankan bahwa pasien yang sembuh terus bertambah banyak dan kuncinya adalah meningkatkan imunitas. "Termasuk pasien yang kita rawat tidak ada pakai pengobatan spesifik. Status imunitasnya kita perbaiki dan sembuh dengan baik."
Ia juga menekankan untuk tetap menjaga jarak atau social distancing. "Sebentar lagi kami juga akan sebarkan protokol tentang apa yang harus dilakukan jika terkena gejala covid-19. Kapan ke rumah sakit dan kemana minta bantuan," pungkasnya.
"Hari ini juga sudah kita accept (terima), tinggal kirim sebanyak 2.000. Harapannya besok bisa masuk. Dan ada 100.000 yang akan masuk di hari berikutnya," ujarnya saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Yurianto mengatakan bahwa alat rapid test yang akan dipakai di Indonesia bisa mendapatkan hasil hanya dalam kurang dari 2 menit. Pasien yang positif di fase rapid test akan menjalani fase pemeriksaan berikutnya dengan metode PCR.
Selanjutnya, pihak RS bisa melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi untuk meminta akses terkait APD tersebut. Dimana proses selanjutnya titik distribusi akan langsung diserahkan kepada end user yaitu RS terkait.
Sebagai informasi, dalam rilis pers terbaru, Yuri mengkonfirmasi ada penambahan pasien positif COVID-19 hingga Jumat (203/2020) pukul 12.00 WIB. Dengan demikian, total kasus per hari ini sebanyak 369 orang kasus. "Positif terkonfirmasi, ada yang sudah sembuh dan beberapa meninggal dunia," ujar Yuri di BNPB.
Rinciannya adalah kasus positif menjadi 369 orang, sembuh 17 orang. "Dan tambahan yang meninggal dunia 7 orang menjadi 32," jelasnya.
Yuri menekankan bahwa pasien yang sembuh terus bertambah banyak dan kuncinya adalah meningkatkan imunitas. "Termasuk pasien yang kita rawat tidak ada pakai pengobatan spesifik. Status imunitasnya kita perbaiki dan sembuh dengan baik."
Ia juga menekankan untuk tetap menjaga jarak atau social distancing. "Sebentar lagi kami juga akan sebarkan protokol tentang apa yang harus dilakukan jika terkena gejala covid-19. Kapan ke rumah sakit dan kemana minta bantuan," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular