Daun Kelor Bisa Jadi Bahan Suplemen Cegah Covid-19?
20 March 2020 16:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim peneliti Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan tiga bahan alam yang berpotensi menjadi obat atau suplemen untuk menangkal virus corona (Covid-19). Temuan itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran UI Ari Fahrial Syam, Jumat (20/03/2020).
"Dari hasil bioinformatika, dengan menggunakan artificial intelligence, dengan machine learning. Setelah kita mendapatkan complete genome, jadi struktur virus secara keseluruhan, kemudian kita juga mempunyai struktur herbal yang ada, kemudian kita docking istilahnya. Itu ternyata bahwa pada buah jambu biji merah, daun kelor, dan kulit jeruk. Itu ternyata mempunyai komposisi atau struktur herbal yang baik sehingga bisa digunakan untuk mencegah," kata Ari.
Penelitian ini melibatkan tim yang berasal dari Departemen Kimia Fakultas Farmasi UI dan Pusat Biofarmaka IPB. Meski demikian, Ari menyebut hasil penelitian itu masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan melakukan uji klinik.
"Jadi memang kami juga mengusulkan untuk dilakukannya uji klinik dengan jambu. Tentu dengan jus jambu ini pada pasien yang sudah dirawat, kemudian kita lihat dampaknya, tentu sebagai suplemen, bukan sebagai obat," katanya.
Di lain sisi, tim peneliti juga akan mencari dari struktur herbal ketiga bahan alam tersebut, bahan apa yang sebenarnya paling berpotensi menjadi pengobatan di masa depan.
"Tapi ini bisa jadi anjuran. Tapi sekali lagi, untuk anjuran, silakan. Toh jambu biji ada di sekitar kita. Kita juga akan lakukan riset secara uji klinik," ujar Ari.
(miq/miq)
"Dari hasil bioinformatika, dengan menggunakan artificial intelligence, dengan machine learning. Setelah kita mendapatkan complete genome, jadi struktur virus secara keseluruhan, kemudian kita juga mempunyai struktur herbal yang ada, kemudian kita docking istilahnya. Itu ternyata bahwa pada buah jambu biji merah, daun kelor, dan kulit jeruk. Itu ternyata mempunyai komposisi atau struktur herbal yang baik sehingga bisa digunakan untuk mencegah," kata Ari.
Penelitian ini melibatkan tim yang berasal dari Departemen Kimia Fakultas Farmasi UI dan Pusat Biofarmaka IPB. Meski demikian, Ari menyebut hasil penelitian itu masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan melakukan uji klinik.
"Jadi memang kami juga mengusulkan untuk dilakukannya uji klinik dengan jambu. Tentu dengan jus jambu ini pada pasien yang sudah dirawat, kemudian kita lihat dampaknya, tentu sebagai suplemen, bukan sebagai obat," katanya.
Di lain sisi, tim peneliti juga akan mencari dari struktur herbal ketiga bahan alam tersebut, bahan apa yang sebenarnya paling berpotensi menjadi pengobatan di masa depan.
"Tapi ini bisa jadi anjuran. Tapi sekali lagi, untuk anjuran, silakan. Toh jambu biji ada di sekitar kita. Kita juga akan lakukan riset secara uji klinik," ujar Ari.
Artikel Selanjutnya
Penampakan Peta Indonesia yang Tersengat Corona 33 Provinsi!
(miq/miq)