Corona di Tabligh Akbar Malaysia, Ratusan WNI & Kata Istana

Redaksi, CNBC Indonesia
13 March 2020 07:50
Corona di Tabligh Akbar Malaysia, Ratusan WNI & Kata Istana
Foto: Malaysia (REUTERS/Bazuki Muhammad)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus corona kini menjadi kekhawatiran tersendiri di Malaysia. Pasalnya, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 12 kasus baru, yang terkait dengan sebuah tabligh akbar di sebuah masjid di Kuala Lumpur.

Acara tersebut berlangsung di Masjid Petaling, selama tiga hari dari 28 Februari hingga 1 Maret. Melibatkan 10 ribu orang dari sejumlah negara.

Akibatnya kini Malaysia melakukan tracing pada 5 ribu warganya yang hadir. Sejumlah warga di negara bagian yang merasa pernah ke acara tersebut diminta suka rela memeriksakan diri.

"(Karenanya) semua acara yang melibatkan massa harus dihentikan sementara untuk meminimalisir penyebaran COVID-19," kata kementerian kesehatan dalam Twitter-nya, dikutip dari Reuters, Kamis (12/3/2020).

Kasus ini merupakan pengembangan dari pasien corona di Brunei. Seorang pria berusia 53 tahun menderita gejala COVID-19, setelah empat hari pulang dari tabligh akbar di Malaysia.

Dalam acara tersebut terungkap bawa ada 27 negara yang hadir. Sebagaimana ditulis media lokal, Bebasnews, selain Malaysia, ada juga peserta dari Indonesia (696), Filipina (215), Thailand (132), Vietnam (130), Singapura (95).

Lalu Kamboja (79), Brunei Darusalam (74), China (35), India (18), Bangladesh (9), Myanmar (6), Aljazira (6), Tunisia (5), Jordan (5), Afrika Selatan (4), Australia (4), Arab Saudi (3). Dan juga Korea Selatan (2), Gambia (2), Kanada (1), Selandia Baru (1), Jerman (1), Mesir (1), Tanzania (1) dan Jepang (1).

Ditulis The Star, pemerintah Singapura bertindak cepat dengan kabar ini. Saat ini Singapura tengah melakukan tracing pada 95 warga yang datang ke acara tersebut.

Menteri Lingkungan dan SDA Singapura, Masagos Zulkifli meyakinkan bahwa Kementerian Kesehatan negara itu tengah mengidentifikasi 95 warganya di acara tersebut. Dalam unggahan di Facebook-nya, ia juga mengatakan komunitas muslim lokal sudah melakukan pembatasan kontak, seiring dengan pengumuman pandemi dari Badan Kesehatan Dunia WHO.

Bukan hanya mengubah cara salam yang biasa dilakukan. Tapi juga membawa peralatan ibadah sendiri ke masjid.

Singapura juga menutup empat masjid per Jumat ini guna membendung wabah. Bahkan meniadakan salat Jumat di masjid tersebut.

[Gambas:Video CNBC]





Sementara itu, saat dikonfirmasi CNBC Indonesia ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia staff di sana mengatakan sudah memberikan informasi ke Kementerian Luar Negeri.

Saat CNBC Indonesia menghubungi Kemenlu, pejabat mengatakan masih meminta penjelasan lebih lajut dari KBRI. "Sejak semalam Kemlu sudah dihubungi KBRI Kuala Lumpur untuk dapatkan informasi lebih lanjut," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (13/3/2020).

Sementara sebelumnya Juru Bicara Pemerintah RI untuk COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan sampai saat ini belum ada kabar terkait keikut sertaan ratusan WNI tersebut dan masih menunggu laporan KBRI.

"Kalau ada begini pastinya KBRI komunikasi dengan kita, kita pasti dikasih tahu," ujarnya.

Yuri menegaskan bahwa pemerintah benar-benar sangat serius dan bergerak cepat untuk penanganan corona. Apalagi, idul fitri dan ramadan tinggal menghitung waktu saja.

"Ini kekhawatiran kita, kenapa kami gerap cepat karena itu. Masa iya kita tidak sungkem sama orang tua kita, makanya kita serius. Kalau tidak bisa solat ied kan report. Ini kita hati-hati betul."

Dari data Worldometers per Jumat (13/3/2020), pukul 5:00 WIB, kasus corona di Malaysia sebanyak 158 orang. Belum ada angka korban meninggal dan ada 26 warga sembuh.

Secara global, total kasus adalah 134.448. Dengan angka kematian 4.970 dan 68.915 orang sembuh.

Negara dengan kasus terbanyak antara lain, China (80.796), Italia (15.113), Iran (10.075), Korsel (7.869), dan Spanyol (3.146).



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular