
Corona Ngamuk, PDB RI Bisa Tumbuh di Bawah 4,5%
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
12 March 2020 18:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak penyebaran virus corona (Covid-19) berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020. Bahkan, bisa jadi ekonomi Indonesia hanya tumbuh di bawah 4,5% pada tahun ini.
Demikian disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi B. Sukamdani. Dia bilang, sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
"Pertumbuhan ekonomi kita kalau di APINDO diperkirakan 5,2%. Mungkin perkiraan setelah dampak corona kalau bisa capai 4,5% saja sudah bagus," ungkapnya di Jakarta, Kamis (12/3/20).
Menurutnya, semua tergantung pada perkembangan kondisi terkini. Langkah pemerintah untuk menyiapkan sederet antisipasi juga menjadi faktor penentu.
"Kalau lihat situasi ini. Tergantung kepanikan masyarakat. Kalau terus-terusan bisa sampai 4,5% atau kurang," bebernya.
Terlebih, saat ini sudah memasuki akhir triwulan pertama yang berbarengan dengan persiapan Ramadhan dan Idul Fitri. Jika momentum tersebut tak bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian, maka pertumbuhan tahun ini benar-benar akan macet.
"Target hotel dan restoran juga berubah. Rata-rata biasanya hotel dari sisi tumbuh 10-12%. Kalau sekarang ini mungkin tumbuh 5%. Itu-pun kalau ada pembalikan," tandasnya.
Sejauh ini, dia mencatat kerugian di sektor pariwisata saja sudah mencapai US$ 1,5 miliar. Belum lagi dampak yang juga dialami pada sektor lain, termasuk manufaktur.
"Sektor manufaktur itu juga menghadapi masalah karena impor kita dari China itu sekitar US$ 37 miliar. Bisa dibayangkan segitu banyak impor adalah untuk bahan baku. Jadi memang luar biasa dampak virus corona ini," tandasnya.
(dru) Next Article Jumlah Korban Covid-19 di Wuhan Bertambah, Gelombang Kedua?
Demikian disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi B. Sukamdani. Dia bilang, sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
"Pertumbuhan ekonomi kita kalau di APINDO diperkirakan 5,2%. Mungkin perkiraan setelah dampak corona kalau bisa capai 4,5% saja sudah bagus," ungkapnya di Jakarta, Kamis (12/3/20).
![]() |
"Kalau lihat situasi ini. Tergantung kepanikan masyarakat. Kalau terus-terusan bisa sampai 4,5% atau kurang," bebernya.
Terlebih, saat ini sudah memasuki akhir triwulan pertama yang berbarengan dengan persiapan Ramadhan dan Idul Fitri. Jika momentum tersebut tak bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian, maka pertumbuhan tahun ini benar-benar akan macet.
"Target hotel dan restoran juga berubah. Rata-rata biasanya hotel dari sisi tumbuh 10-12%. Kalau sekarang ini mungkin tumbuh 5%. Itu-pun kalau ada pembalikan," tandasnya.
Sejauh ini, dia mencatat kerugian di sektor pariwisata saja sudah mencapai US$ 1,5 miliar. Belum lagi dampak yang juga dialami pada sektor lain, termasuk manufaktur.
"Sektor manufaktur itu juga menghadapi masalah karena impor kita dari China itu sekitar US$ 37 miliar. Bisa dibayangkan segitu banyak impor adalah untuk bahan baku. Jadi memang luar biasa dampak virus corona ini," tandasnya.
(dru) Next Article Jumlah Korban Covid-19 di Wuhan Bertambah, Gelombang Kedua?
Most Popular