Serba-serbi Tol Listrik Andalan PLN di Sumatra Utara

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
12 March 2020 14:31
Tol listrik Sumatra menghemat pengeluaran PLN Rp 163 miliar per tahun.
Foto: Istimewa/Warta PLN/pln.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kiloVolt (kV) atau Tol Listrik Sumatera tahap 1 jadi andalan PLN. Transmisi ini merupakan backbone penyaluran energi listrik dari Sistem Sumatera Bagian Selatan menuju Sumatera Bagian Utara atau sebaliknya.

Vice President Konstruksi Jaringan Regional Sumatera PLN, Binara Nainggolan, menjelaskan bahwa SUTET 275 kV Sumatera dioperasikan membentang dari Lahat - Pangkalan Susu sepanjang 2.936 kilo meter sirkuit (kms).

Transmisi ini melibatkan jumlah tower sebanyak 3.789 tower serta 14 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) yang nantinya akan diselesaikan untuk jalur Pangkalan Susu - Sigli dan Lahat -Lampung. Dalam pengerjaannya tol listrik Lahat - Pangkalan Susu menyerap hingga 10.988 tenaga kerja.

Dengan Tol Listrik Sumatera ini, diperkirakan penghematan pasca interkoneksi mencapai Rp 163 miliar per bulan. Penghematan tersebut mulai terasa sejak masa operasional yang berlangsung mulai 30 September 2019 lalu.

"Dengan adanya Tol Listrik Sumatera 275 kV maka keandalan listrik Sumatera akan semakin meningkat dan bisa menurunkan biaya pokok produksi listrik di Sumatera," kata Binara Nainggolan, di Medan, Selasa (10/3/20).

Sejalan dengan itu, per Maret 2020, PLN Sumbagut memiliki total kapasitas daya mampu sebesar 3056 MW dengan beban puncak pada hari tertentu hanya 1831 MW, dengan daya sebesar 143 MW dikirim ke Aceh. General Manager Unit Induk Pembangkitan Sumbagut, Bambang Iswanto, menjelaskan bahwa beban puncak tersebut sebenarnya terus bergerak.

"Beban puncak Sumatera Utara ini yang ada di data kami, tertinggi di 2300 MW. Kalau ada data cadangan kita 1800 MW lebih, itu kondisi pada hari libur, apakah itu di weekend atau hari libur nasional, beban turun ke kisaran 1800-an MW. Tapi hampir dikatakan dalam keseharian kita gak pernah soft sampai 1.800 tapi bergerak di 2000-2300 MW," ujarnya.

Dengan begitu, masih terdapat reserve margin sekitar 40%. Angka ini dinilai ideal untuk memberikan layanan bagi konsumen di Sumbagut.
"Secara teori sudah sangat bagus, minimal 30%. Kok kita tidak lebih-lebih amat, masih dalam tataran normal karena 40% cadangan yang ada, lebih fleksibel untuk melakukan proses pemeliharaan. Ada kaidah di kita, kalau pembangkit terbesar keluar maka cadangannya siap menutupi kebutuhan," imbuhnya.

Ke depan daerah Sumatera Utara akan ada penambahan pasokan total sebesar 6229 MW hingga tahun 2028. Penambahan itu mayoritas EBT, ini menunjukkan keseriusan PLN dalam membangun kelistrikan di Sumatera Utara.

Penambahan 6229 MW tersebut diantaranya terdiri dari beberapa pembangkit yang COD pada 2020 seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Hasang 13 MW, PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) Sumbagut 2 Peaker 240 MW, PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Sorik Merapi Unit 2 kapasitas 45 MW.

Adapun pembangkit yang COD pada 2021 hingga 2028 adalah PLTP Sorik Merapi Unit 3 kapasitas 50 MW, PLTA Peusangan 1 kapasitas 43 MW, PLTP Sorik Merapi Unit 4 kapasitas 50 MW, PLTA Peusangan 2 kapasitas 45 MW, PLTU Sumut 1 kapasitas 300 MW, PLTU Meulaboh/Nagan Raya Unit 3 dan 4 kapasitas 400 MW, PLTA Asahan 3 Unit 1 kapasitas 87 MW.

Kemudian PLTGU Belawan 3 kapasitas 430 MW, PLTA Kumbih 3 kapasitas 45 MW, PLTA Asahan 3 unit 2 kapasitas 87 MW, PLTGU Sumbagut Wellhead 200 MW, PLTA Batang Toru 510 MW, PLTU Sumut 2 kapasitas 600 MW, PLTA Pump Storage 250 MW, PLTA Sarulla Ekspansi 700 MW, Transfer 275 kV (Tol Listrik Sumatera) 350 MW dan Transfer 500 kV via Tol Listrik sebesar 1500 MW serta Pembangkit IPP (Independent Power Producer) tersebar di bawah 10 MW.

Berbagai penambahan kapasitas hingga 2028 tersebut menjelaskan bahwa PLN bahkan siap untuk memenuhi jika ada permintaan investor atau industri yang hingga kapasitas 5000 MW, juga menunjukkan jaminan PLN terhadap keamanan pasokan listrik Sumatera Utara hingga 10 tahun kedepan. Disamping itu banyaknya pembangkit EBT yang akan dan sedang dibangun juga menunjukkan komitmen PLN terhadap penggunaan pembangkit berbahan energi ramah lingkungan.

Kesiapan pasokan PLN dalam mendukung pertumbuhan industri tidak hanya terjadi di Sumatera Utara, melalui pembangunan megaproyek 35.000 MW yang telah dicanangkan pemerintah membuat kondisi sistem kelistrikan di Indonesia tidak ada yang defisit sejak tahun 2017, sehingga menunjukkan bahwa PLN siap menerima pembangunan investasi di berbagai wilayah di Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Tergenang Banjir, PLN Lakukan Inspeksi Sejumlah Gardu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular