
Pemerintah Ungkap Kendala dalam Tracing Suspect Corona di RI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
11 March 2020 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah menyatakan ada kendala dalam penelusuran (tracing) penyebaran virus corona (COVID-19). Hal tersebut disebabkan karena pasien positif Covid-19 tidak mampu mengingat dengan baik aktivitasnya selama 14 hari terakhir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
"Beberapa kendala di dalam tracing adalah sering kali pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa, dimana. Ini yang menjadi tantangan kita," ujar Yuri, panggilan akrab Achmad Yurianto.
Meski demikian, Yuri menegaskan bahwa pemerintah beserta sejumlah stakeholder akan terus melakukan tracing untuk mencegah meluasnya penularan.
"Tetapi yang paling penting bagi kita adalah bagaimana memberdayakan masyarakat di sekitarnya dan memberikan edukasi yang semaksimal mungkin agar mereka merespon ini dengan sikap yang hati-hati tetapi tidak panik," ujarnya.
Yuri menambahkan bahwa dari hasil tracing, pemerintah telah menemukan beberapa kasus pasien dalam pengawasan (PDP) baru.
"Dan kita sudah kirimkan spesimennya ke laboratorium dan sudah dilakukan pemeriksaan. Kita bertahap siang ini kami sudah mendapatkan hasilnya dari pemeriksaan laboratorium setidak-tidaknya pemeriksaan yang pertama," ujarnya.
"Kemudian beberapa PDP (pasien dalam pengawasan) yang sudah kita lakukan observasi dalam beberapa hari terakhir ternyata diyakini dari beberapa kali pemeriksaan hasilnya tetap negatif, keluhannya juga tidak ada maka banyak yang sudah kita pulang kan juga," ujarnya.
"Dan kita minta mereka untuk melaksanakan self isolated dan tetap di dalam pantauan dinas kesehatan setempat," ujarnya.
(dob/dob) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
"Beberapa kendala di dalam tracing adalah sering kali pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa, dimana. Ini yang menjadi tantangan kita," ujar Yuri, panggilan akrab Achmad Yurianto.
"Tetapi yang paling penting bagi kita adalah bagaimana memberdayakan masyarakat di sekitarnya dan memberikan edukasi yang semaksimal mungkin agar mereka merespon ini dengan sikap yang hati-hati tetapi tidak panik," ujarnya.
Yuri menambahkan bahwa dari hasil tracing, pemerintah telah menemukan beberapa kasus pasien dalam pengawasan (PDP) baru.
"Dan kita sudah kirimkan spesimennya ke laboratorium dan sudah dilakukan pemeriksaan. Kita bertahap siang ini kami sudah mendapatkan hasilnya dari pemeriksaan laboratorium setidak-tidaknya pemeriksaan yang pertama," ujarnya.
"Kemudian beberapa PDP (pasien dalam pengawasan) yang sudah kita lakukan observasi dalam beberapa hari terakhir ternyata diyakini dari beberapa kali pemeriksaan hasilnya tetap negatif, keluhannya juga tidak ada maka banyak yang sudah kita pulang kan juga," ujarnya.
"Dan kita minta mereka untuk melaksanakan self isolated dan tetap di dalam pantauan dinas kesehatan setempat," ujarnya.
(dob/dob) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular