
Saingi Vietnam-Malaysia, Pengusaha RI Pede Ekspor Naik 500%
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 March 2020 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah lesunya perdagangan global, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Indonesia menargetkan peningkatan ekspor yang cukup muluk. Kadin menargetkan beberapa tahun ke depan, ada peningkatan ekspor sebesar 500%.
"Target kenaikan ekspor Indonesia semoga bisa 500% atau lima kali lipat hingga tahun 2025. Maksimal tahun 2030," kata Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kadin Handito Joewono dalam acara Dialog Nasional dengan tema "Memperbaiki Neraca Perdagangan dengan Mendorong Ekspor dan Mengelola Impor" di Jakarta Pusat, Rabu (11/3).
Wacana ini tidak lepas dari kecilnya peran ekspor Indonesia. Padahal, dengan beragam sumber daya yang ada, baik sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), banyak potensi yang bisa digali.
Dilihat dari data, saat ini ekspor Indonesia tidak lebih dari 1% demand dunia. Ekspor Indonesia masih kalah oleh Vietnam dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut di tahun 2017 angka ekspor Indonesia hanya berada di US$ 168,73 miliar. Jauh kalah dari Vietnam di angka US$ 213,77 miliar, Malaysia sebesar US$219,45 miliar, bahkan Thailand mencapai US$e 236,69 miliar.
Masih rendahnya nilai ekspor Indonesia tidak lepas dari buruknya infrastruktur yang tersedia. Misalnya, di Vietnam sudah ada direct call dengan negara investor dan sudah menerapkan untuk jadi supply chain.
Sementara itu pelabuhan di Indonesia masih sekedar naik-turun barang. Karenanya, infrastruktur pelabuhan perlu diperbaiki sesuai dengan kebutuhan naik turun barang yang akan diekspor.
Selain itu, banyak faktor lainnya yang perlu dibenahi. Di antaranya stimulus kepada pengusaha maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pun peningkatan kualitas produk sehingga bisa diekspor. "Salah satu caranya yakni dengan optimalisasi omni channel pada pengembangan eksportir baru," sebut Handito.
(hoi/hoi) Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India
"Target kenaikan ekspor Indonesia semoga bisa 500% atau lima kali lipat hingga tahun 2025. Maksimal tahun 2030," kata Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kadin Handito Joewono dalam acara Dialog Nasional dengan tema "Memperbaiki Neraca Perdagangan dengan Mendorong Ekspor dan Mengelola Impor" di Jakarta Pusat, Rabu (11/3).
Wacana ini tidak lepas dari kecilnya peran ekspor Indonesia. Padahal, dengan beragam sumber daya yang ada, baik sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), banyak potensi yang bisa digali.
Dilihat dari data, saat ini ekspor Indonesia tidak lebih dari 1% demand dunia. Ekspor Indonesia masih kalah oleh Vietnam dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut di tahun 2017 angka ekspor Indonesia hanya berada di US$ 168,73 miliar. Jauh kalah dari Vietnam di angka US$ 213,77 miliar, Malaysia sebesar US$219,45 miliar, bahkan Thailand mencapai US$e 236,69 miliar.
Masih rendahnya nilai ekspor Indonesia tidak lepas dari buruknya infrastruktur yang tersedia. Misalnya, di Vietnam sudah ada direct call dengan negara investor dan sudah menerapkan untuk jadi supply chain.
Sementara itu pelabuhan di Indonesia masih sekedar naik-turun barang. Karenanya, infrastruktur pelabuhan perlu diperbaiki sesuai dengan kebutuhan naik turun barang yang akan diekspor.
Selain itu, banyak faktor lainnya yang perlu dibenahi. Di antaranya stimulus kepada pengusaha maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pun peningkatan kualitas produk sehingga bisa diekspor. "Salah satu caranya yakni dengan optimalisasi omni channel pada pengembangan eksportir baru," sebut Handito.
(hoi/hoi) Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India
Most Popular