6 Orang Sudah Positif Corona di RI, Bagaimana Cara Sembuhnya?

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
08 March 2020 19:29
Kasus positif corona di Indonesia terus bertambah, bagaimana penyembuhannya?
Foto: Achmad Yurianto. Dok Kemenkes
Jakarta, CNBC Indonesia - Di seluruh dunia sedang waspada dan mengantisipasi penyebaran virus corona, termasuk di Indonesia. Namun, sejak 1 Maret 2020, Indonesia mengumumkan dua kasus pertama, lalu pada Minggu (8/3) total sudah ada 6 kasus positif corona di Indonesia. Bagaimana cara menyembuhkan para korban?

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menjelaskan bahwa pasien yang positif dan suspect virus corona hanya memerlukan ruang isolasi tanpa peralatan canggih.

"Baik yang dipelajari pada kasus global dan sedang kita alami, bahwa sebagian besar pasien yang positif dan suspect covid-19 tidak jatuh dalam kondisi berat sehingga tidak memerlukan peralatan canggih," ujar Yurianto, di Kantor Presiden RI, (8/3/2020).



"Hanya dibutuhkan ruang isolasi untuk memisahkan dari orang lain. Ini yang harus dipahami, jadi kita tidak perlu khawatir dan tidak dimaknai bahwa kita tidak sanggup menangani COVID-19," tambahnya.

Ia menerangkan sepertiĀ  kasus pasien yang positif virus corona di Indonesia, misalnya korban-korban hanya jatuh dalam kondisi yang ringan dan cenderung ringan.

"Artinya mereka masih bisa makan sendiri ke kamar mandi sendiri, dan melakukan aktivitas sendiri [di rumah sakit]," terang Yurianto.

Yurianto juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik dan selalu mengecek kesehatan di rumah sakit atau Puskesmas. Karena pemerintah sudah memberikan edukasi di seluruh Puskesmas untuk pengecekan dini.

Jadi, masyarakat yang tinggal atau berada di wilayah yang jauh dari rumah sakit bisa juga melakukan pendeteksian dini terhadap wabah virus corona.

"Semua Puskesmas diseluruh Indonesia mampu melakukan deteksi dini untuk hal ini [virus corona], jadi tidak usah panik ke rumah sakit besar," jelas Yurianto.

Sedangkan pasien positif atau suspect corona yang memerlukan alat-alat bantu medis yang canggih bukan karena virusnya tetapi penyakit berat lain yang sudah diderita.

"Sebagian besar pasien perlu alat medis yang kompleks karena misalnya pasien dengan gagal ginjal, paru obstruksi menahun, diabetes, atau jantung kronis. Maka alat-alat layanan tersebut bukan untuk covid-19 tetapi peralatan itu untuk menangani penyakit pengorbit sebelumnya," kata Yurianto.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular