
Keajaiban & Mukjizat, Pasien Corona di Vietnam Sembuh 100%
Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
07 March 2020 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pesatnya penyebaran virus corona dan makin banyaknya negara yang melaporkan kasus, Vietnam mengumumkan kabar baik pada hari Rabu (4/2/2020).
Negeri itu mengklaim semua pasien yang terinfeksi COVID-19 yang berjumlah 16 orang, telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Bahkan, pemerintah juga tidak melaporkan adanya kasus tambahan selama 15 hari terakhir. Kasus terakhir dilaporkan pada 13 Februari.
Jika pertempuran COVID-19 adalah perang, maka kami telah memenangkan putaran pertama," kata Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan Vietnam dalam konferensi online dengan pejabat kota dan provinsi.
"Tetapi tidak seluruh perang karena situasinya bisa sangat tidak terduga."
Pernyataan itu disampaikan saat jumlah negara yang terjangkit COVID-19 terus bertambah menjadi 77. Dengan total kasus infeksi mencapai 93.158 kasus.
Namun demikian, pencapaian Vietnam itu tidak didapat begitu saja. Sebagaimana diketahui, sejak pertama mendeteksi wabah, Vietnam langsung melakukan upaya untuk mencegah penyebaran.
Sebelumnya, corona pertama di Vietnam dilaporkan terdeteksi pada 23 Januari di Kota Ho Chi Minh. Saat itu ada dua warga negara China, terinfeksi corona.
Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemi pada 1 Februari. Ketika jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi enam.
Pada 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk dikarantina selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi.
Upaya cepat tanggap pemerintah ini bahkan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Para pejabat dan pakar kesehatan WHO mengatakan respons cepat pemerintah Vietnam sangat penting dalam mengatasi krisis di tahap awal.
"Negara ini telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, menyampaikan pesan komunikasi risiko yang jelas, dan kolaborasi multi-sektoral," kata Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam kepada Al Jazeera.
Selain karantina, tenaga medis di negara itu juga diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol untuk menilai infeksi dan tingkat keparahan. Dari mulai mengobati gejala yang dibawa virus corona, seperti demam, hingga meminta pasien menjalani diet ketat dan bergizi. Lebih lanjut, petugas medis juga diperintahkan untuk memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.
Pemerintah juga memerintahkan sekolah-sekolah di 63 kota dan provinsi di Vietnam diliburkan demi mencegah penularan pada anak-anak. Kementerian kesehatan juga telah menginstruksikan sekolah untuk mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa kembali ke sekolah.
Guru dan staf telah diminta untuk mengingatkan siswa tentang kebersihan yang layak seperti mencuci tangan, dan melakukan pemeriksaan suhu pada siswa pada saat masuk. Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir kesehatan yang digunakan untuk memantau siswa.
NEXT >> Masih Rentan
Ketua kota Hanoi Nguyen Duc Chung mengatkan bahwa Vietnam pada Jumat (6/3) melaporkan kasus virus corona baru pertama dalam tiga minggu. Menurutnya, risiko penyebaran infeksi masih sangat tinggi.
Nguyen Hong Nhung, seorang wanita berusia 26 tahun, telah dirawat di rumah sakit di ibukota Vietnam, Kamis (5/3). Dia menderita demam, kata Chung dalam konferensi pers.
Nhung telah kembali pada hari Senin dari perjalanan ke Eropa di mana ia mengunjungi London, Milan dan Paris.
"Risiko penyebaran virus sangat tinggi, dan kita harus tetap waspada tetapi tidak panik," kata Chung.
Nhung sendiri tiba di London pada 16 Februari, terbang ke Milan pada 18 Februari sebelum kembali ke London pada 20 Februari, menurut pernyataan Departemen Kesehatan Hanoi. Dia juga pergi ke Milan di utara Italia, jantung penyebaran virus korona terburuk di Eropa.
Pada 25 Februari, Nhung pergi ke Paris dan kembali ke London pada hari berikutnya, kata pernyataan itu. Dia terbang kembali ke Vietnam dengan penerbangan Vietnam Airlines pada Senin pagi.
Negara Asia Tenggara telah melaporkan 17 orang, termasuk Nhung, dengan infeksi virus corona hingga saat ini, 16 di antaranya telah disembuhkan dan dilepaskan dari rumah sakit dan tidak ada kematian.
Lebih dari 100.000 kasus telah dilaporkan di lebih dari 90 negara di seluruh dunia, dengan lebih dari 3.400 kematian, menimbulkan kerusakan ekonomi yang serius.
(dru) Next Article Ajaib 100% Pasien Corona Vietnam Sembuh
Negeri itu mengklaim semua pasien yang terinfeksi COVID-19 yang berjumlah 16 orang, telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Bahkan, pemerintah juga tidak melaporkan adanya kasus tambahan selama 15 hari terakhir. Kasus terakhir dilaporkan pada 13 Februari.
"Tetapi tidak seluruh perang karena situasinya bisa sangat tidak terduga."
Pernyataan itu disampaikan saat jumlah negara yang terjangkit COVID-19 terus bertambah menjadi 77. Dengan total kasus infeksi mencapai 93.158 kasus.
Namun demikian, pencapaian Vietnam itu tidak didapat begitu saja. Sebagaimana diketahui, sejak pertama mendeteksi wabah, Vietnam langsung melakukan upaya untuk mencegah penyebaran.
Sebelumnya, corona pertama di Vietnam dilaporkan terdeteksi pada 23 Januari di Kota Ho Chi Minh. Saat itu ada dua warga negara China, terinfeksi corona.
Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemi pada 1 Februari. Ketika jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi enam.
![]() |
Pada 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk dikarantina selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi.
Upaya cepat tanggap pemerintah ini bahkan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Para pejabat dan pakar kesehatan WHO mengatakan respons cepat pemerintah Vietnam sangat penting dalam mengatasi krisis di tahap awal.
"Negara ini telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, menyampaikan pesan komunikasi risiko yang jelas, dan kolaborasi multi-sektoral," kata Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam kepada Al Jazeera.
Selain karantina, tenaga medis di negara itu juga diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol untuk menilai infeksi dan tingkat keparahan. Dari mulai mengobati gejala yang dibawa virus corona, seperti demam, hingga meminta pasien menjalani diet ketat dan bergizi. Lebih lanjut, petugas medis juga diperintahkan untuk memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.
Pemerintah juga memerintahkan sekolah-sekolah di 63 kota dan provinsi di Vietnam diliburkan demi mencegah penularan pada anak-anak. Kementerian kesehatan juga telah menginstruksikan sekolah untuk mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa kembali ke sekolah.
Guru dan staf telah diminta untuk mengingatkan siswa tentang kebersihan yang layak seperti mencuci tangan, dan melakukan pemeriksaan suhu pada siswa pada saat masuk. Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir kesehatan yang digunakan untuk memantau siswa.
NEXT >> Masih Rentan
Ketua kota Hanoi Nguyen Duc Chung mengatkan bahwa Vietnam pada Jumat (6/3) melaporkan kasus virus corona baru pertama dalam tiga minggu. Menurutnya, risiko penyebaran infeksi masih sangat tinggi.
Nguyen Hong Nhung, seorang wanita berusia 26 tahun, telah dirawat di rumah sakit di ibukota Vietnam, Kamis (5/3). Dia menderita demam, kata Chung dalam konferensi pers.
Nhung telah kembali pada hari Senin dari perjalanan ke Eropa di mana ia mengunjungi London, Milan dan Paris.
"Risiko penyebaran virus sangat tinggi, dan kita harus tetap waspada tetapi tidak panik," kata Chung.
Nhung sendiri tiba di London pada 16 Februari, terbang ke Milan pada 18 Februari sebelum kembali ke London pada 20 Februari, menurut pernyataan Departemen Kesehatan Hanoi. Dia juga pergi ke Milan di utara Italia, jantung penyebaran virus korona terburuk di Eropa.
Pada 25 Februari, Nhung pergi ke Paris dan kembali ke London pada hari berikutnya, kata pernyataan itu. Dia terbang kembali ke Vietnam dengan penerbangan Vietnam Airlines pada Senin pagi.
Negara Asia Tenggara telah melaporkan 17 orang, termasuk Nhung, dengan infeksi virus corona hingga saat ini, 16 di antaranya telah disembuhkan dan dilepaskan dari rumah sakit dan tidak ada kematian.
Lebih dari 100.000 kasus telah dilaporkan di lebih dari 90 negara di seluruh dunia, dengan lebih dari 3.400 kematian, menimbulkan kerusakan ekonomi yang serius.
(dru) Next Article Ajaib 100% Pasien Corona Vietnam Sembuh
Most Popular