
Internasional
Kasus Corona Tembus 5.000, Korsel Gelontorkan Rp 138,6 T
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 March 2020 13:59

Jakarta, CNBC Indonesia - KasusĀ COVID-19 yang disebabkan virus corona makin menjadi di Korea Selatan. Bahkan Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korsel mengumumkan ada 516 kasus baru di Negeri Ginseng, Rabu (4/3/2020).
Ini menjadikan total kasus di Korsel naik menjadi 5.328 sementara angka korban tewas mencapai 32 orang. Negeri ini menjadi negara kedua dengan kasus terbanyak corona di dunia.
Sebagaimana dikutip dari CNBC International ada Daegu, menjadi kota dengan penyebaran terbanyak di Korsel. "Kebanyakan dari mereka terkait Gereja Shincheonji of Jesus," tulis media tersebut.
Sementara itu, untuk membendung penyebaran corona, pemerintah mengucurkan paket stimulus 11,7 triliun won (sekitar US$ 9,8 miliar atau Rp 138,6 triliun). Ini juga sebagai upaya untuk menahan gangguan pasokan dan konsumsi getah di negara tersebut.
Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-ki mengatakan anggaran tambahan tersebut akan menyalurkan uang ke sistem kesehatan, perawatan anak, dan pasar luar ruangan. Namun hal ini tergantung pada persetujuan parlemen.
"Seperti yang kita pahami bahwa ekonomi berada dalam keadaan darurat, kami menempatkan semua fokus kebijakan kami pada meminimalkan dampak ekonomi, terutama untuk sektor-sektor rentan, usaha kecil hingga menengah dan wiraswasta," kata Hong, dikutip Reuters.
Dari 11,7 triliun won yang diusulkan, 3,2 triliun won akan menutupi defisit pendapatan sementara 8,5 triliun won akan menjadi suntikan fiskal tambahan.
Tambahan obligasi 10,3 triliun won juga akan diterbitkan tahun ini untuk mendanai anggaran tambahan. Anggaran tambahan sedikit lebih besar dari paket 11,6 triliun won yang diperkenalkan selama wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah pada 2015.
Pemerintah akan menyajikan anggaran tambahan yang telah diselesaikan kepada Majelis Nasional pada hari Kamis mendatang.
Sekitar 2,3 triliun won akan dialokasikan untuk lembaga medis dan mendanai upaya karantina, dengan 3,0 triliun won lainnya akan digunakan untuk usaha kecil dan menengah yang berjuang untuk membayar upah kepada pekerja mereka, dan subsidi perawatan anak, kata kementerian keuangan.
Pinjaman akan diberikan kepada eksportir yang terkena dampak, sementara orang-orang yang kehilangan pekerjaan akan mendapatkan pelatihan ulang.
Utang pemerintah akan meningkat menjadi 41,2 persen dari PDB, atau 815,5 triliun won, setelah anggaran tambahan, perkiraan kementerian, dibandingkan dengan 39,8 persen dari PDB yang diproyeksikan sebelumnya.
Virus corona yang ciri-cirinya seperti flu ini sudah menewaskan lebih dari 3.000 WN Korsel, hingga mengguncang pasar keuangan global karena investor dan pembuat kebijakan bersiap untuk bergerak tajam terhadap pertumbuhan dunia.
Wabah ini juga melemahkan konsumsi sehingga mendorong Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol mengeluarkan peringatan bahwa ekonomi negara terbesar keempat Asia itu dapat mengalami kontraksi pada kuartal pertama.
Sekitar selusin broker dari BofA Securities, Capital Economics, dan Goldman Sachs kini melihat pertumbuhan ekonomi Korsel berjalan lebih lambat daripada tahun lalu sekitar 2,0%, yang merupakan pertumbuhan terburuk sejak krisis keuangan global.
(sef/sef) Next Article Tambah 7 Dalam Sehari, 85 Negara Tersengat Corona
Ini menjadikan total kasus di Korsel naik menjadi 5.328 sementara angka korban tewas mencapai 32 orang. Negeri ini menjadi negara kedua dengan kasus terbanyak corona di dunia.
Sebagaimana dikutip dari CNBC International ada Daegu, menjadi kota dengan penyebaran terbanyak di Korsel. "Kebanyakan dari mereka terkait Gereja Shincheonji of Jesus," tulis media tersebut.
Sementara itu, untuk membendung penyebaran corona, pemerintah mengucurkan paket stimulus 11,7 triliun won (sekitar US$ 9,8 miliar atau Rp 138,6 triliun). Ini juga sebagai upaya untuk menahan gangguan pasokan dan konsumsi getah di negara tersebut.
Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-ki mengatakan anggaran tambahan tersebut akan menyalurkan uang ke sistem kesehatan, perawatan anak, dan pasar luar ruangan. Namun hal ini tergantung pada persetujuan parlemen.
"Seperti yang kita pahami bahwa ekonomi berada dalam keadaan darurat, kami menempatkan semua fokus kebijakan kami pada meminimalkan dampak ekonomi, terutama untuk sektor-sektor rentan, usaha kecil hingga menengah dan wiraswasta," kata Hong, dikutip Reuters.
Dari 11,7 triliun won yang diusulkan, 3,2 triliun won akan menutupi defisit pendapatan sementara 8,5 triliun won akan menjadi suntikan fiskal tambahan.
Tambahan obligasi 10,3 triliun won juga akan diterbitkan tahun ini untuk mendanai anggaran tambahan. Anggaran tambahan sedikit lebih besar dari paket 11,6 triliun won yang diperkenalkan selama wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah pada 2015.
Pemerintah akan menyajikan anggaran tambahan yang telah diselesaikan kepada Majelis Nasional pada hari Kamis mendatang.
Sekitar 2,3 triliun won akan dialokasikan untuk lembaga medis dan mendanai upaya karantina, dengan 3,0 triliun won lainnya akan digunakan untuk usaha kecil dan menengah yang berjuang untuk membayar upah kepada pekerja mereka, dan subsidi perawatan anak, kata kementerian keuangan.
Pinjaman akan diberikan kepada eksportir yang terkena dampak, sementara orang-orang yang kehilangan pekerjaan akan mendapatkan pelatihan ulang.
Utang pemerintah akan meningkat menjadi 41,2 persen dari PDB, atau 815,5 triliun won, setelah anggaran tambahan, perkiraan kementerian, dibandingkan dengan 39,8 persen dari PDB yang diproyeksikan sebelumnya.
Virus corona yang ciri-cirinya seperti flu ini sudah menewaskan lebih dari 3.000 WN Korsel, hingga mengguncang pasar keuangan global karena investor dan pembuat kebijakan bersiap untuk bergerak tajam terhadap pertumbuhan dunia.
Wabah ini juga melemahkan konsumsi sehingga mendorong Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol mengeluarkan peringatan bahwa ekonomi negara terbesar keempat Asia itu dapat mengalami kontraksi pada kuartal pertama.
Sekitar selusin broker dari BofA Securities, Capital Economics, dan Goldman Sachs kini melihat pertumbuhan ekonomi Korsel berjalan lebih lambat daripada tahun lalu sekitar 2,0%, yang merupakan pertumbuhan terburuk sejak krisis keuangan global.
(sef/sef) Next Article Tambah 7 Dalam Sehari, 85 Negara Tersengat Corona
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular