
Perhatian! Afrika Selatan Kena Resesi Ekonomi
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 March 2020 18:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Afrika Selatan resmi terjerat ke dalam resesi setelah mencatatkan pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut, Selasa (3/3/2020).
Pada kuartal tiga bulan hingga Desember 2019, ekonomi negara ini menyusut 1,4% dalam basis tahunan. Sementara pada kuartal sebelumnya, ekonomi tercatat berkontraksi 0,8%, lebih rendah dari penurunan 0,1% yang diproyeksikan pasar.
Kontribusi negatif utama berasal dari sektor transportasi, penyimpanan & komunikasi (-7,2% vs -5,4% di Q3); perdagangan, catering & akomodasi (-3,8% vs 2,6% di Q3); konstruksi (-5,9% vs -6,9% di Q3); utilitas (-4% vs -4.9% di Q3); manufaktur (-1,8% vs -4,4% di Q3); pertanian, kehutanan & perikanan (-7,6% vs -4,5% Q3) dan layanan pemerintah umum (-0,4% vs 2,4% di Q3).
Namun demikian, output untuk sektor penambangan mencatatkan pertumbuhan/rebound (1,8% vs -6,1% di Q3). Demikian dilansir dari AFP, Selasa (3/3/2020).
Secara year-on-year (YoY), angka produk domestik bruto (PDB) turun 0,5% setelah tumbuh 0,1% pada periode yang sama sebelumnya. Ekonomi tumbuh 0,2% pada 2019 dibandingkan dengan 0,8 persen pada 2018.
Pertumbuhan yang lemah ini kemungkinan akan menambah tekanan bagi pemerintahan Presiden Cyril Ramaphosa, karena ekonomi di bawah kepemimpinannya terus mencatatkan kinerja yang buruk akibat tekanan internal dan eksternal.
(dru) Next Article Ramalan & Skenario Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2021, Percaya??
Pada kuartal tiga bulan hingga Desember 2019, ekonomi negara ini menyusut 1,4% dalam basis tahunan. Sementara pada kuartal sebelumnya, ekonomi tercatat berkontraksi 0,8%, lebih rendah dari penurunan 0,1% yang diproyeksikan pasar.
Kontribusi negatif utama berasal dari sektor transportasi, penyimpanan & komunikasi (-7,2% vs -5,4% di Q3); perdagangan, catering & akomodasi (-3,8% vs 2,6% di Q3); konstruksi (-5,9% vs -6,9% di Q3); utilitas (-4% vs -4.9% di Q3); manufaktur (-1,8% vs -4,4% di Q3); pertanian, kehutanan & perikanan (-7,6% vs -4,5% Q3) dan layanan pemerintah umum (-0,4% vs 2,4% di Q3).
Secara year-on-year (YoY), angka produk domestik bruto (PDB) turun 0,5% setelah tumbuh 0,1% pada periode yang sama sebelumnya. Ekonomi tumbuh 0,2% pada 2019 dibandingkan dengan 0,8 persen pada 2018.
Pertumbuhan yang lemah ini kemungkinan akan menambah tekanan bagi pemerintahan Presiden Cyril Ramaphosa, karena ekonomi di bawah kepemimpinannya terus mencatatkan kinerja yang buruk akibat tekanan internal dan eksternal.
(dru) Next Article Ramalan & Skenario Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2021, Percaya??
Most Popular