
Nilai Tukar Petani Turun 0,78% di Februari 2020
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
02 March 2020 13:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani pada Februari 2020 sebesar 103,35. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 0,78% dibandingkan dengan Januari 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, penurunan nilai tukar ini disebabkan oleh subsektor yang semuanya mengalami tekanan kecuali sektor peternakan.
"NTP mengalami penurunan sebesar 0,78%. Yang menyumbang penurunan NTP antara lain tanaman pangan dan hortikultura," ujarnya di Gedung BPS, Senin (3/2/2020).
Ia menjelaskan, sektor tanaman pangan tercatat 103,76 atau turun 0,44%, hortikultura sebesar 104,32 atau turun 0,81% dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 105,4 atau turun 1,89%.
Kemudian sektor perikanan sebesar 100,65 atau turun 0,65%. Sektor ini terdiri dari nelayan yang juga turun 0,79% dan pembudidayaan ikan sebesar 0,44%.
Sedangkan, sektor peternakan sebesar 98,23 atau naik 0,17%.
"Penurunan-penurunan ini untuk beberapa sub sektor dipengaruhi oleh penurunan indeks harga yang diterima petani atau harga produsen. Untuk tanaman pangan turun karena turun harga gabah, dimana Februari ini beberapa daerah mulai panen. Harga gabah, jagung dan ketela pohon turun," jelasnya.
Untuk sektor hortikultura turun karena terjadi penurunan untuk komoditas wortel, cabai merah, kentang, pisang dan bawang putih lokal. Sedangkan, untuk sektor perkebunan ada biji coklat, biji cengkeh, tebu, nilam, pinang dan lada. Sektor perikanan ada udang laut, kakap dan kembung.
"Itu semua turun harga dan pengaruhi nilai tukar petani," kata dia.
(dru) Next Article Bayi Kelahiran 2021, Seberapa Besar Peluang Hidupnya?
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, penurunan nilai tukar ini disebabkan oleh subsektor yang semuanya mengalami tekanan kecuali sektor peternakan.
"NTP mengalami penurunan sebesar 0,78%. Yang menyumbang penurunan NTP antara lain tanaman pangan dan hortikultura," ujarnya di Gedung BPS, Senin (3/2/2020).
Kemudian sektor perikanan sebesar 100,65 atau turun 0,65%. Sektor ini terdiri dari nelayan yang juga turun 0,79% dan pembudidayaan ikan sebesar 0,44%.
Sedangkan, sektor peternakan sebesar 98,23 atau naik 0,17%.
"Penurunan-penurunan ini untuk beberapa sub sektor dipengaruhi oleh penurunan indeks harga yang diterima petani atau harga produsen. Untuk tanaman pangan turun karena turun harga gabah, dimana Februari ini beberapa daerah mulai panen. Harga gabah, jagung dan ketela pohon turun," jelasnya.
Untuk sektor hortikultura turun karena terjadi penurunan untuk komoditas wortel, cabai merah, kentang, pisang dan bawang putih lokal. Sedangkan, untuk sektor perkebunan ada biji coklat, biji cengkeh, tebu, nilam, pinang dan lada. Sektor perikanan ada udang laut, kakap dan kembung.
"Itu semua turun harga dan pengaruhi nilai tukar petani," kata dia.
(dru) Next Article Bayi Kelahiran 2021, Seberapa Besar Peluang Hidupnya?
Most Popular