
Operasional Kereta Cepat JKT-BDG Tetap Akhir 2021, Pak Luhut?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
25 February 2020 14:44

â¨Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara perihal perkembangan terkini perihal pengerjaan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut dia, penyebaran virus corona dari China memang berdampak terhadap proyek tersebut. Termasuk kepada rencana operasional Desember 2021.
"Ini kan belum tahu. Kita gak mau berandai-andai. Tapi kan kita bisa saja .. di mana, ngejar target. Yah tapi kita memang super hati-hati melihat ini. Jadi kita tidak mau berkomentar mengenai hal itu, tapi bisa saja terjadi tertunda kalau nanti berkepanjangan ini corona," ujar Luhut dalam coffee morning di kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Menurut dia, penyebaran virus corona dari Negeri Tirai Bambu telah berakibat kepada sejumlah aspek dalam proyek kereta cepat JKT-BDG.
"Kalau tenaga-tenaga intinya gak ada, kerjanya pakai apa? Kemarin kan mereka cuti Imlek jadi gak sempat kembali, masih nangkring di Beijing, termasuk juga sebagian dari bahan baku ada masalah. Karena pabrik yang di China pun berhenti banyak industri mau bawa kemari juga terhenti (pasokan bahan baku)," kata Luhut.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengklaim progres pengerjaan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah sampai 44%. Ia optimistis proyek senilai Rp 83 triliun itu dapat diselesaikan pada akhir 2021.
"2021 akhir sudah beroperasi. Jadi saya tadi bicara dengan tim PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tidak masalah, kita bisa optimalkan," kata Budi Karya dikutip dari laman Setkab, Senin (24/2/2020).
Budi Karya sempat meninjau dua titik pengerjaan proyek konstruksi di Purwakarta dan Rancaekek, Bandung, pada Minggu (23/2/2020). Pengerjaan di beberapa titik proyek ini memang sempat terhenti karena persoalan penataan utilisasi di lokasi proyek hingga masalah material yang terhambat efek dari wabah virus corona di China.
Ia bilang pengerjaan proyek itu sudah mencapai 44%. Sedangkan untuk pembebasan lahan sendiri sudah mencapai 99,96%. Ia menyebut masih ada sebidang tanah di daerah Bandung yang sedang dalam tahap konsinyasi. Budi Karya berpesan kepada KCIC sebagai pelaksana proyek agar pekerjaan ini dapat diselesaikan tepat waktu.
"Satu, harus on time. Yang kedua, mesti ada alih teknologi, dan ketiga adalah jaga hubungan dengan masyarakat banyak dan teamwork harus diperhatikan," ujar Budi Karya.
Soal wabah virus Covid-19 atau corona yang khususnya melanda China, Budi Karya sudah berkoordinasi dengan KCIC. Ia pun memastikan bahwa proyek tetap berjalan sesuai rencana dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal.
Ia mengatakan jika proyek tersebut sukses ke depannya bukan tidak mungkin akan dilanjutkan hingga Surabaya.
Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra memastikan KCIC telah mengantisipasi adanya sejumlah kondisi tanah yang rawan atau labil di beberapa titik di Jawa Barat. Selain faktor tanah, menurut dia, faktor cuaca ekstrem yang sedang terjadi akhir-akhir ini juga telah diantisipasi oleh KCIC sehingga diharapkan tidak akan mempengaruhi proses pengerjaan proyek.
PT KCIC sedang mengerjakan sebanyak 13 tunnel atau terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung. Nantinya jalur kereta cepat itu akan memiliki panjang mencapai 142,3 km dengan empat stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Halim, Karawang, Walini, hingga Tegalluar, Bandung.
Dari jalur tersebut, sebanyak 80 km dibangun layang atau elevated. Sedangkan, sisa jalur kereta cepat Jakarta Bandung digarap di atas tanah yang di antaranya melalui tunnel atau terowongan yang menembus bukit. Dengan keberadaan kereta ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung akan lebih cepat, yaitu sekitar 46 menit dengan kecepatan sekitar 350 km/jam.
(miq/miq) Next Article Potret Luhut yang Gugat Haris Azhar Rp 100 M di Polda Metro
"Ini kan belum tahu. Kita gak mau berandai-andai. Tapi kan kita bisa saja .. di mana, ngejar target. Yah tapi kita memang super hati-hati melihat ini. Jadi kita tidak mau berkomentar mengenai hal itu, tapi bisa saja terjadi tertunda kalau nanti berkepanjangan ini corona," ujar Luhut dalam coffee morning di kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Menurut dia, penyebaran virus corona dari Negeri Tirai Bambu telah berakibat kepada sejumlah aspek dalam proyek kereta cepat JKT-BDG.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengklaim progres pengerjaan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah sampai 44%. Ia optimistis proyek senilai Rp 83 triliun itu dapat diselesaikan pada akhir 2021.
"2021 akhir sudah beroperasi. Jadi saya tadi bicara dengan tim PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tidak masalah, kita bisa optimalkan," kata Budi Karya dikutip dari laman Setkab, Senin (24/2/2020).
Budi Karya sempat meninjau dua titik pengerjaan proyek konstruksi di Purwakarta dan Rancaekek, Bandung, pada Minggu (23/2/2020). Pengerjaan di beberapa titik proyek ini memang sempat terhenti karena persoalan penataan utilisasi di lokasi proyek hingga masalah material yang terhambat efek dari wabah virus corona di China.
Ia bilang pengerjaan proyek itu sudah mencapai 44%. Sedangkan untuk pembebasan lahan sendiri sudah mencapai 99,96%. Ia menyebut masih ada sebidang tanah di daerah Bandung yang sedang dalam tahap konsinyasi. Budi Karya berpesan kepada KCIC sebagai pelaksana proyek agar pekerjaan ini dapat diselesaikan tepat waktu.
"Satu, harus on time. Yang kedua, mesti ada alih teknologi, dan ketiga adalah jaga hubungan dengan masyarakat banyak dan teamwork harus diperhatikan," ujar Budi Karya.
Soal wabah virus Covid-19 atau corona yang khususnya melanda China, Budi Karya sudah berkoordinasi dengan KCIC. Ia pun memastikan bahwa proyek tetap berjalan sesuai rencana dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal.
Ia mengatakan jika proyek tersebut sukses ke depannya bukan tidak mungkin akan dilanjutkan hingga Surabaya.
Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra memastikan KCIC telah mengantisipasi adanya sejumlah kondisi tanah yang rawan atau labil di beberapa titik di Jawa Barat. Selain faktor tanah, menurut dia, faktor cuaca ekstrem yang sedang terjadi akhir-akhir ini juga telah diantisipasi oleh KCIC sehingga diharapkan tidak akan mempengaruhi proses pengerjaan proyek.
PT KCIC sedang mengerjakan sebanyak 13 tunnel atau terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung. Nantinya jalur kereta cepat itu akan memiliki panjang mencapai 142,3 km dengan empat stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Halim, Karawang, Walini, hingga Tegalluar, Bandung.
Dari jalur tersebut, sebanyak 80 km dibangun layang atau elevated. Sedangkan, sisa jalur kereta cepat Jakarta Bandung digarap di atas tanah yang di antaranya melalui tunnel atau terowongan yang menembus bukit. Dengan keberadaan kereta ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung akan lebih cepat, yaitu sekitar 46 menit dengan kecepatan sekitar 350 km/jam.
(miq/miq) Next Article Potret Luhut yang Gugat Haris Azhar Rp 100 M di Polda Metro
Most Popular