
Cerita 'Seram' Sri Mulyani Soal Corona di Pertemuan G-20
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 February 2020 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sedikit gambaran bagaimana para pemimpin negara anggota G-20 menyikapi dinamika perkembangan ekonomi global.
Melalui laman resmi Instagram, seperti dikutip CNBC Indonesia, Sri Mulyani menyebut, pertumbuhan ekonomi global mulanya diperkirakan mengalami peningkatan karena perbaikan kondisi keuangan global serta meredanya ketegangan dagang.
Namun, para pemimpin negara G-20 menganggap bahwa penyebaran corona virus (Covid-19) diyakini akan memiliki dampak yang lebih besar ketimbang ketegangan perdagangan global karena hal tersebut telah menghantam sendi perekonomian.
"Dalam pertemuan G-20, negara-negara G-20 menyampaikan simpati kepada masyarakat dan negara yang terdampak Covid-19, khususnya China dan menyepakati perlunya komitmen global untuk mengatasi dampak Covid-19," kata Sri Mulyani, dikutip Senin (24/2/2020).
Negara-negara G-20, kata Sri Mulyani, telah berkomitmen untuk menggunakan semua alat kebijakan guna mencapai pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif serta tahan terhadap downsize risk.
"Reformasi struktural juga terus dilanjutkan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan. Kebijakan fiskal harus fleksibel dan ramah pertumbuhan, sementara kebijakan moneter harus terus mendukung kegiatan ekonomi," jelasnya.
Selain itu, sambung dia, negara G-20 juga sepakat untuk meningkatkan perdagangan internasional dan investasi sebagai mesin pendorong pertumbuhan, produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan.
"Kebijakan global dalam menangani risiko turunnya ekonomi global juga menjadi perhatian utama Indonesia. Pemerintah mengguanakan berbagai instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat antara lain dengan bauran kebijakan ekonomi dan fiskal."
(hps/hps) Next Article Berkerudung, Ini Gaya Sri Mulyani Ketika Sowan ke Kantor PBNU
Melalui laman resmi Instagram, seperti dikutip CNBC Indonesia, Sri Mulyani menyebut, pertumbuhan ekonomi global mulanya diperkirakan mengalami peningkatan karena perbaikan kondisi keuangan global serta meredanya ketegangan dagang.
Namun, para pemimpin negara G-20 menganggap bahwa penyebaran corona virus (Covid-19) diyakini akan memiliki dampak yang lebih besar ketimbang ketegangan perdagangan global karena hal tersebut telah menghantam sendi perekonomian.
Negara-negara G-20, kata Sri Mulyani, telah berkomitmen untuk menggunakan semua alat kebijakan guna mencapai pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif serta tahan terhadap downsize risk.
"Reformasi struktural juga terus dilanjutkan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan. Kebijakan fiskal harus fleksibel dan ramah pertumbuhan, sementara kebijakan moneter harus terus mendukung kegiatan ekonomi," jelasnya.
Selain itu, sambung dia, negara G-20 juga sepakat untuk meningkatkan perdagangan internasional dan investasi sebagai mesin pendorong pertumbuhan, produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan.
"Kebijakan global dalam menangani risiko turunnya ekonomi global juga menjadi perhatian utama Indonesia. Pemerintah mengguanakan berbagai instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat antara lain dengan bauran kebijakan ekonomi dan fiskal."
(hps/hps) Next Article Berkerudung, Ini Gaya Sri Mulyani Ketika Sowan ke Kantor PBNU
Most Popular