
Virus Corona Merebak, Pengawasan Kapal Batu Bara Diperketat
Anissatul Umah, CNBC Indonesia
20 February 2020 18:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Merebaknya virus corona berdampak pada peningkatan pengawasan pada kapal yang akan memuat batu bara. Deputy Chairman for Marketing and Logistics Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI), Hendri Tan, menerangkan standar dari kapal perlu adanya pengecekan, sehingga ada tim yang naik ke kapal untuk memastikan kapal bersih dari virus.
"Dilakukan seperti biasa, cuma sekarang itu lebih ketat dan lebih panjang karena jumlah orang terbatas. Waktu menunggunya lebih lama, tapi makin ke sini makin membaik," ungkapya selepas konferensi pers di Kantor APBI, Kamis, (20/02/2020).
Menurutnya sampai sekarang tidak dilakukan karantina, hanya dilakukan pemeriksaan jika ditemukan yang berpotensi membawa virus corona. Pemeriksaan ini ternyata juga berdampak pada keterlambatan 8 jam.
"Enggak sih hanya telat saja, waktu pemeriksaan kesehatan, 8 jam (telatnya)," terangnya.
Hal ini tidak berdampak sewa tongkang atau demurrage cost. Demurrage baru dihitung setelah kapal siap muat, keterlambatan ini karena kesehatan sehingga dianggap belum siap.
Sejauh ini, menurutnya juga belum ada perubahan permintaan dari China. Justru permintaan meningkat dari China karena supply dalam negerinya terganggu. Ekspor batu bara ke China tahun 2018 sebesar 118 juta ton, sayang tahun 2019 belum ada data terbaru.
"Jangka pendek ini justru akan lebih banyak permintaan karena gangguan supply di dalam negeri (China)," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, mengatakan dari total produksi batu bara, sebanyak 400 juta ton produksi diekspor. Ekspor batu bara terbesar di antaranya ke negara China, Jepang, dan India.
"Saya bilang kalau komoditi mungkin terpengaruh tetapi kalau batu bara sampai saat ini belum. Belum ada (laporan). Hampir 400 juta ton itu kan ke ekspor, ke China, Jepang cukup besar tapi saya angkanya nggak tahu pasti tapi yang jelas China termasuk yang besar India China Jepang itu besar-besar," ungkap Bambang.
Meski sekarang belum terpengaruh apapun, dalam jangka panjang Bambang menyebut bisa jadi terpengaruh. Sayang, Bambang tidak menyebut berapa lama dampak virus akan berpengaruh ke komoditas batu bara.
"Ya kan saya nggak tahu coronanya selesai berapa lama saya ngga tahu. Berapa lama karena corona selesai kapan? Tahun depan selesai apa tahun ini selesai," katanya.
(wed/wed) Next Article Kebijakan Penggunaan Kapal Nasional Ancam Ekspor Batu Bara
"Dilakukan seperti biasa, cuma sekarang itu lebih ketat dan lebih panjang karena jumlah orang terbatas. Waktu menunggunya lebih lama, tapi makin ke sini makin membaik," ungkapya selepas konferensi pers di Kantor APBI, Kamis, (20/02/2020).
Menurutnya sampai sekarang tidak dilakukan karantina, hanya dilakukan pemeriksaan jika ditemukan yang berpotensi membawa virus corona. Pemeriksaan ini ternyata juga berdampak pada keterlambatan 8 jam.
Hal ini tidak berdampak sewa tongkang atau demurrage cost. Demurrage baru dihitung setelah kapal siap muat, keterlambatan ini karena kesehatan sehingga dianggap belum siap.
Sejauh ini, menurutnya juga belum ada perubahan permintaan dari China. Justru permintaan meningkat dari China karena supply dalam negerinya terganggu. Ekspor batu bara ke China tahun 2018 sebesar 118 juta ton, sayang tahun 2019 belum ada data terbaru.
"Jangka pendek ini justru akan lebih banyak permintaan karena gangguan supply di dalam negeri (China)," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, mengatakan dari total produksi batu bara, sebanyak 400 juta ton produksi diekspor. Ekspor batu bara terbesar di antaranya ke negara China, Jepang, dan India.
"Saya bilang kalau komoditi mungkin terpengaruh tetapi kalau batu bara sampai saat ini belum. Belum ada (laporan). Hampir 400 juta ton itu kan ke ekspor, ke China, Jepang cukup besar tapi saya angkanya nggak tahu pasti tapi yang jelas China termasuk yang besar India China Jepang itu besar-besar," ungkap Bambang.
Meski sekarang belum terpengaruh apapun, dalam jangka panjang Bambang menyebut bisa jadi terpengaruh. Sayang, Bambang tidak menyebut berapa lama dampak virus akan berpengaruh ke komoditas batu bara.
"Ya kan saya nggak tahu coronanya selesai berapa lama saya ngga tahu. Berapa lama karena corona selesai kapan? Tahun depan selesai apa tahun ini selesai," katanya.
(wed/wed) Next Article Kebijakan Penggunaan Kapal Nasional Ancam Ekspor Batu Bara
Most Popular