Ini Negara-negara yang 'Kebal' Corona

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 February 2020 06:59
Afrika Juga Masih Kebal, Kenapa Ya?
Foto: Orang-orang mengantri untuk mendapatkan air tawar di Chimanimani, Zimbabwe, Sabtu, 23 Maret 2019 setelah Topan Idai menyebabkan banjir yang melanda Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi. Minggu kedua telah dimulai upaya untuk menemukan dan membantu puluhan ribu orang di bagian Afrika Selatan yang hancur, dengan ratusan orang tewas dan sejumlah orang yang tidak diketahui masih hilang. (AP / KB Mpofu)
Satu-satunya negara di benua Afrika yang sudah melaporkan adanya kasus virus corona yaitu Mesir. Namun jumlahnya juga hanya satu. Memang jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia lainnya, Afrika tak memiliki penerbangan ke China terutama ke Wuhan yang intens.

Namun banyak orang China yang juga bekerja di Afrika. Ini menjadi potensi penyebaran virus yang masih satu keluarga dengan penyebab SARS ini. Model matematis lain yang dikembangkan menunjukkan ada tiga negara dengan risiko tertinggi terserang virus corona di Afrika yaitu Mesir, Aljazair dan Afrika Selatan.

Namun ketiga negara tersebut memiliki kemampuan untuk merespons secara efektif jika ada wabah, berdasarkan keterangan Vittorio Colizza seorang peneliti yang membuat pemoodelan matematis penyebaran virus corona dari Louis Institute of Epidemiology and Public Health.

Colizza dan sejawatnya justru malah khawatir pada 7 negara yang memiliki risiko sedang untuk mengimpor virus ini dari China lantaran sistem kesehatan yang tak memadai, status ekonomi dan stabilitas politik yang rendah membuatnya rentan terserang.

Ketujuh negara tersebut antara lain Nigeria, Ethiopia, Sudan, Angola, Tanzania, Ghana dan Kenya. Negara-negara tersebut (kecuali Sudan) termasuk negara yang berisiko mengimpor virus corona dari China karena memiliki jalur penerbangan langsung ke Wuhan atau karena tingginya kunjungan dari China.

Science.com melaporkan hingga minggu lalu banyak negara-negara di Afrika yang tak memiliki laboratorium memadai untuk mendeteksi virus ini. Sehingga perlu mengirim sampel ke luar untuk melakukan identifikasi.

Namun menurut Colizza kini situasinya berubah menjadi lebih baik. Sebelumnya laboratorium yang mampu untuk mendeteksi virus ini hanya ada dua, satu di Senegal dan satu lagi di Afrika Selatan. Namun kini setidaknya sudah ada 8 laboratorium yang mampu mendeteksi virus corona menurut WHO.

Memang banyak spekulasi yang beredar untuk menjelaskan mengapa beberapa negara tampak tak terserang virus corona, mulai dari perbedaan kondisi lingkungan hingga imunitas yang tinggi.

Salah satu dasar spekulasi tersebut adalah studi yang dilakukan oleh K.H Chan yang dipublikasikan di Hindawi pada 2011. Studi itu menyebutkan bahwa virus SARS yang menjadi wabah pada 2002-2003 tak banyak menyerang negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand karena salah satu faktornya adalah temperatur dan kelembaban.

Studi tersebut mengatakan virus dapat bertahan hingga 5 hari pada suhu ruang dan kelembaban relatif 45-50%. Virus akan lebih lama bertahan di suhu udara dingin dan kelembaban rendah. Virus yang menyebabkan SARS tak dapat bertahan lama di kondisi lingkungan yang suhunya tinggi hingga 38 derajat selsius dan kelembaban tinggi (>95%).

Hingga kini belum diketahui secara pasti alasan Indonesia dan beberapa negara di Afrika seperti tak tersentuh. Namun para peneliti terus mempelajari berbagai kemungkinan yang ada mulai dari faktor lingkungan, demografis, fisiologis hingga genetik.

Ahli kesehatan masyarakat mengatakan ada tiga kemungkinan skenario bagaimana akhir dari wabah virus corona ini.

Pertama, virus dapat dikendalikan dengan intervensi kesehatan masyarakat pada umumnya. Skenario kedua adalah vaksin dan obat yang melawan virus ini ditemukan. Ketiga yang paling mungkin adalah virus ini akan jinak dengan sendirinya dan menjadi penyakit musiman seperti flu biasa.

Bagaimanapun juga kita berharap Indonesia tetap aman dari serangan virus ini dan wabah akan segera mereda.


TIM RISET CNBC INDONESIA (twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular