
Ini Negara-negara yang 'Kebal' Corona
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 February 2020 06:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona tak hanya menjangkiti China tetapi juga di berbagai negara lain. Namun ada beberapa negara di kawasan Asia Tenggara dan Afrika yang tampaknya kebal akan virus ini. Benarkah demikian?
Dunia tengah digemparkan dengan wabah mematikan yang diakibatkan oleh virus corona jenis baru yang dinamai WHO sebagai COVID-19. Patogen yang satu ini ketika menginfeksi seseorang akan menimbulkan gejala seperti flu biasa yang ditandai dengan demam, pilek, batuk hingga lemas.
Sebuah riset yang dilakukan oleh Jasper Fuk-Woo Chan dkk yang dipublikasikan di Journal Emerging Microbes & Infection menyebutkan bahwa virus corona baru ini memiliki tingkat kesamaan genetik yang tinggi dengan virus yang menyebabkan SARS pada manusia dan virus corona yang menyerang kelelawar.
Tepat pada 11 Februari 2020 Komite Taksonomi Virus Internasional memberi nama virus ini dengan sebutan SARS-CoV-2 untuk menunjukkan bahwa gejala penyakit yang ditimbulkan sama dengan penyakit SARS yang sempat merebak pada 2002-2003 silam.
Menurut data yang dipublikasikan oleh John Hopkins University CSSE melalui dashboard sistem informasi geospasialnya, sampai dengan Rabu (19/2/2020) sudah ada lebih dari 75.000 kasus virus corona dilaporkan secara global dan jumlah pasien meninggal sudah mencapai lebih dari 2.000 orang.
Jumlah kasus infeksi dan kematian akibat virus corona dilaporkan paling banyak di China. Sementara lebih dari 1.000 kasus lainnya dilaporkan di 28 negara yang termasuk di dalamnya kasus infeksi yang terjadi di kapal pesiar Diamond Prince yang sempat dikarantina di Yokohama.
Namun ada dua hal yang mengundang tanya dalam kasus ini. Pertama, kala negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah melaporkan temuannya terkait infeksi virus corona, tetapi Indonesia belum sama sekali melaporkan satu kasus pun.
Padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang berisiko tinggi untuk mengimpor virus ini dari China melalui aktivitas penerbangan. China merupakan salah satu negara penyumbang turis asing ke Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2019, jumlah kunjungan dari China mencapai lebih dari 150.000 atau 11,2% dari total kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan tersebut.
Artinya peluang Indonesia untuk mengimpor penyakit mematikan akibat virus itu cukup terbuka. Apalagi Indonesia juga melayani penerbangan langsung ke Wuhan.
Menurut studi pemodelan matematika yang dilakukan oleh Profesor DirkBrockman di Humboldt-Universitat zu Berlin yang mengevaluasi 50 negara dengan risiko tertinggi untuk mengimpor virus corona dari China melalui jalur penerbangan, Indonesia merupakan negara yang tergolong berisiko tinggi.
Dunia tengah digemparkan dengan wabah mematikan yang diakibatkan oleh virus corona jenis baru yang dinamai WHO sebagai COVID-19. Patogen yang satu ini ketika menginfeksi seseorang akan menimbulkan gejala seperti flu biasa yang ditandai dengan demam, pilek, batuk hingga lemas.
Tepat pada 11 Februari 2020 Komite Taksonomi Virus Internasional memberi nama virus ini dengan sebutan SARS-CoV-2 untuk menunjukkan bahwa gejala penyakit yang ditimbulkan sama dengan penyakit SARS yang sempat merebak pada 2002-2003 silam.
Menurut data yang dipublikasikan oleh John Hopkins University CSSE melalui dashboard sistem informasi geospasialnya, sampai dengan Rabu (19/2/2020) sudah ada lebih dari 75.000 kasus virus corona dilaporkan secara global dan jumlah pasien meninggal sudah mencapai lebih dari 2.000 orang.
Jumlah kasus infeksi dan kematian akibat virus corona dilaporkan paling banyak di China. Sementara lebih dari 1.000 kasus lainnya dilaporkan di 28 negara yang termasuk di dalamnya kasus infeksi yang terjadi di kapal pesiar Diamond Prince yang sempat dikarantina di Yokohama.
Namun ada dua hal yang mengundang tanya dalam kasus ini. Pertama, kala negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah melaporkan temuannya terkait infeksi virus corona, tetapi Indonesia belum sama sekali melaporkan satu kasus pun.
Padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang berisiko tinggi untuk mengimpor virus ini dari China melalui aktivitas penerbangan. China merupakan salah satu negara penyumbang turis asing ke Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2019, jumlah kunjungan dari China mencapai lebih dari 150.000 atau 11,2% dari total kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan tersebut.
Artinya peluang Indonesia untuk mengimpor penyakit mematikan akibat virus itu cukup terbuka. Apalagi Indonesia juga melayani penerbangan langsung ke Wuhan.
Menurut studi pemodelan matematika yang dilakukan oleh Profesor DirkBrockman di Humboldt-Universitat zu Berlin yang mengevaluasi 50 negara dengan risiko tertinggi untuk mengimpor virus corona dari China melalui jalur penerbangan, Indonesia merupakan negara yang tergolong berisiko tinggi.
Next Page
Indonesia Masih Bebas Corona
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular