
Jokowi Panggil Bos BI Perry Warjiyo dan Menkeu Sri Mulyani
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 February 2020 12:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada hari ini menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Perry Warjiyo sendiri datang sejak pukul 10:00 WIB, sementara Sri Mulyani tiba pada 10:30 WIB. Pertemuan ketiganya berlangsung selama hampir kurang lebih 1 jam lebih di Istana Kepresidenan Jakarta.
Pertemuan antara Jokowi dan kedua garda terdepan penjaga perekonomian nasional itu dilakukan di tengah merebaknya penyakit COVID atau virus Corona yang membuat sejumlah ekonom memperkirakan perekonomian domestik loyo.
Bahkan, kalangan analis memproyeksikan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran di bawah 5% pada kuartal I-2019 dan sepanjang tahun 2019 imbas dari pelemahan ekonomi China dan sejumlah negara akibat corona.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengaku membahas sejumlah laporan, meskipun tidak secara spesifik terkait dengan corona. "Ya kita tadi ada laporan beberapa hal. Nanti kan sebentar lagi sidang kabinet. Nanti akan disampaikan," kata Sri Mulyani di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sebagai informasi, IMF menyatakan epidemi penyakit COVID-19 dapat merusak pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Namun dalam Global Women's Forum di Dubai, kepala International Monetary Fund (IMF) mengatakan rebound ekonomi yang tajam dan cepat dapat terjadi.
"Mungkin ada pemotongan yang kami masih harapkan akan berada dalam persentase 0,1-0,2," kata direktur pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dikutip dari AFP akhir pekan kemarin.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan melihat epidemi virus Corona yang masih menyerang dunia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada pada kisaran 4,6% sampai 4,9% pada kuartal I-2019.
"Kemungkinan full year juga akan di bawah 5%. Karena epidemi ini belum tuntas, dan kita sudah kehilangan momen di satu semester ini," kata David saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020).
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan sekitar 50% impor Indonesia dari China adalah barang-barang industri manufaktur yang diperlukan untuk investasi. Disrupsi supply chain regional di Tiongkok akibat corona virus ini tentunya berdampak pada industri di Indonesia, yang input produksinya banyak dari China.
"Banyak perusahaan multinasional asing yang memiliki pusat manufaktur di Tiongkok, yang produksi barangnya diperlukan industri di seluruh dunia termasuk Indonesia," kata Satria kepada CNBC Indonesia.
"Tentu perlu ada sinkronisasi kebijakan fiskal-moneter yang lebih cepat dalam merespon ini. Otoritas fiskal di Tiongkok dan Singapura sudah mengumumkan pelebaran defisit anggaran, dan Indonesia seharusnya juga masuk ke dalam "synchronized fiscal easing" yang memang diperlukan untuk meminimalisir dampak melemahnya siklus ekonomi akibat dari virus corona ini," imbuhnya.
(dru) Next Article Cerita Alotnya Perry Warjiyo 'Berkorban' Demi NKRI
Perry Warjiyo sendiri datang sejak pukul 10:00 WIB, sementara Sri Mulyani tiba pada 10:30 WIB. Pertemuan ketiganya berlangsung selama hampir kurang lebih 1 jam lebih di Istana Kepresidenan Jakarta.
Pertemuan antara Jokowi dan kedua garda terdepan penjaga perekonomian nasional itu dilakukan di tengah merebaknya penyakit COVID atau virus Corona yang membuat sejumlah ekonom memperkirakan perekonomian domestik loyo.
![]() |
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengaku membahas sejumlah laporan, meskipun tidak secara spesifik terkait dengan corona. "Ya kita tadi ada laporan beberapa hal. Nanti kan sebentar lagi sidang kabinet. Nanti akan disampaikan," kata Sri Mulyani di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sebagai informasi, IMF menyatakan epidemi penyakit COVID-19 dapat merusak pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Namun dalam Global Women's Forum di Dubai, kepala International Monetary Fund (IMF) mengatakan rebound ekonomi yang tajam dan cepat dapat terjadi.
"Mungkin ada pemotongan yang kami masih harapkan akan berada dalam persentase 0,1-0,2," kata direktur pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dikutip dari AFP akhir pekan kemarin.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan melihat epidemi virus Corona yang masih menyerang dunia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada pada kisaran 4,6% sampai 4,9% pada kuartal I-2019.
"Kemungkinan full year juga akan di bawah 5%. Karena epidemi ini belum tuntas, dan kita sudah kehilangan momen di satu semester ini," kata David saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020).
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan sekitar 50% impor Indonesia dari China adalah barang-barang industri manufaktur yang diperlukan untuk investasi. Disrupsi supply chain regional di Tiongkok akibat corona virus ini tentunya berdampak pada industri di Indonesia, yang input produksinya banyak dari China.
"Banyak perusahaan multinasional asing yang memiliki pusat manufaktur di Tiongkok, yang produksi barangnya diperlukan industri di seluruh dunia termasuk Indonesia," kata Satria kepada CNBC Indonesia.
"Tentu perlu ada sinkronisasi kebijakan fiskal-moneter yang lebih cepat dalam merespon ini. Otoritas fiskal di Tiongkok dan Singapura sudah mengumumkan pelebaran defisit anggaran, dan Indonesia seharusnya juga masuk ke dalam "synchronized fiscal easing" yang memang diperlukan untuk meminimalisir dampak melemahnya siklus ekonomi akibat dari virus corona ini," imbuhnya.
(dru) Next Article Cerita Alotnya Perry Warjiyo 'Berkorban' Demi NKRI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular