
Corona Bisa Buat CAD RI Bengkak, Tapi Pilih Harta atau Nyawa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 February 2020 09:13

Di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), devisa dari wisman masuk ke transaksi berjalan alias current account tepatnya di neraca jasa. Sepanjang 2019, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) tercatat US$ 30,41 miliar di mana neraca jasa menyumbang defisit US$ 7,78 miliar.
Menariknya, sebenarnya pariwisata punya potensi untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dan neraca jasa. Sebab pada 2019, neraca perjalanan membukukan surplus US$ 5,59 miliar.
"Defisit neraca jasa yang lebih dalam tertahan oleh meningkatnya penerimaan jasa perjalanan seiring dengan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang meningkat dari 15,89 juta pada 2018 menjadi 16,16 juta pada 2019," sebut laporan NPI kuartal IV-2019 keluaran Bank Indonesia (BI).
Transaksi berjalan punya peran penting untuk menyokong nilai tukar rupiah. Sebab transaksi berjalan menggambarkan pasokan devisa yang lebih berdimensi jangka panjang (sustainable) ketimbang arus modal portofolio di sektor keuangan yang bisa keluar-masuk dengan relatif mudah.
Oleh karena itu, investor kerap menyoroti kinerja transaksi berjalan untuk mengukur kekuatan rupiah. Kala transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam seperti pada 2018, rupiah pun melemah nyaris 6%.
Dengan penutupan rute penerbangan dari China, Indonesia akan kehilangan peluang untuk memperbaiki posisi transaksi berjalan. Fundamental penopang kekuatan rupiah menjadi lebih rapuh sehingga mata uang Tanah Air berisiko melemah.
Akan tetapi, bagaimana pun nyawa adalah sesuatu yang tidak bisa dihargai dengan angka. Walau ekonomi Indonesia bisa merugi puluhan triliun rupiah, tetapi demi menyelamatkan nyawa warga negara sepertinya kebijakan apa saja akan bisa diterima.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Menariknya, sebenarnya pariwisata punya potensi untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dan neraca jasa. Sebab pada 2019, neraca perjalanan membukukan surplus US$ 5,59 miliar.
"Defisit neraca jasa yang lebih dalam tertahan oleh meningkatnya penerimaan jasa perjalanan seiring dengan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang meningkat dari 15,89 juta pada 2018 menjadi 16,16 juta pada 2019," sebut laporan NPI kuartal IV-2019 keluaran Bank Indonesia (BI).
Oleh karena itu, investor kerap menyoroti kinerja transaksi berjalan untuk mengukur kekuatan rupiah. Kala transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam seperti pada 2018, rupiah pun melemah nyaris 6%.
Dengan penutupan rute penerbangan dari China, Indonesia akan kehilangan peluang untuk memperbaiki posisi transaksi berjalan. Fundamental penopang kekuatan rupiah menjadi lebih rapuh sehingga mata uang Tanah Air berisiko melemah.
Akan tetapi, bagaimana pun nyawa adalah sesuatu yang tidak bisa dihargai dengan angka. Walau ekonomi Indonesia bisa merugi puluhan triliun rupiah, tetapi demi menyelamatkan nyawa warga negara sepertinya kebijakan apa saja akan bisa diterima.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular