Dubes Iran Sebut Tekanan Barat adalah Terorisme Ekonomi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 February 2020 09:56
Pemerintah Iran menyatakan tekanan yang diberikan negara-negara Barat pada ekonominya merupakan tindakan terorisme.
Foto: Duta besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad (CNBC Indonesia/Rehia Sebayang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran menyatakan tekanan yang diberikan negara-negara Barat pada ekonominya merupakan tindakan terorisme dalam perekonomian.

Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad menegaskan beberapa negara bahkan menjadikan pemberian tekanan terhadap Iran tersebut adalah sebagai bagian dari politik luar negeri mereka.

"Jadi, pemberian tekanan kepada Iran adalah bagian dari politik luar negeri beberapa negara dan mereka sudah mengumumkan ini secara terbuka bahwa mereka jadikan salah satu agenda kebijakan luar negerinya tekanan kepada Iran." kata Azad di kediamannya di Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

"Pertama mereka ingin menekan Iran di bidang bahan bakar. Setelah itu ketika tidak berhasil, mereka berpindah ingin membuat ekspor minyak Iran mencapai angka nol. Ini mungkin bisa disebut teroris perekonomian."

Iran Sebut Tekanan Barat adalah Terorisme EkonomiFoto: Iran (REUTERS/Raheb Homavandi)


Pernyataan itu disampaikan Azad karena Iran telah dijatuhi berbagai tekanan dan sanksi dari beberapa negara Barat, termasuk dari Amerika Serikat (AS).


Sanksi ekonomi diterapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump ke Iran pada 2018 lalu setelah Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA.

Pada saat itu Trump mengatakan alasannya meninggalkan JCPOA adalah karena Iran tidak menjalankan komitmen untuk mengurangi upaya pengembangan nuklirnya, sesuai kesepakatan itu. Oleh karenanya ia menerapkan sanksi pada Iran sebagai gantinya.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Kematian Soleimani, Dendam Rakyat Iran, dan Trump yang Woles

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular