Ada Produk China Disetop Impornya ke RI, Menularkan Corona?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 February 2020 17:51
Ada Produk China Disetop Impornya ke RI, Menularkan Corona?
Foto: Konpers Agus Suparmanto Mendag (CNBC Indonesia/Efrem)
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona yang terus merebak membuat dunia waspada dan cemas, tak terkecuali Indonesia. Selain memulangkan dan mengkarantina warga RI yang ada di Wuhan, Indonesia bakal menghentikan impor sementara produk makanan dan minuman dari China, tapi belum jadi keputusan.

Yang sudah jadi keputusan adalah larangan impor segala hewan hidup dari China. Keputusan pemerintah ini cukup beralasan karena virus corona memang mematikan.

Virus corona terus menelan korban. Data terbaru yang dipublikasikan John Hopkins University CSSE, jumlah kasus terlapor sampai saat ini mencapai 20.661. Sebanyak 427 orang meninggal dunia karena terjangkit virus ini.

Jumlah kasus dan kematian terbanyak dilaporkan di China. Namun kemarin, kematian pertama di luar China dilaporkan di Filipina. Hari ini giliran Hong Kong melaporkan ada satu orang terenggut nyawanya akibat terinfeksi virus ini.

Di China sudah ada 20.467 orang terjangkit virus corona. Sementara 194 kasus lainnya dilaporkan di 26 negara lain. Ya, virus ini sudah meluas ke hampir seluruh benua di dunia. Mulai dari AS, Eropa, Asia dan Australia.

Akibat meluasnya kasus ini dengan sangat pesat, akhirnya organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan kondisi saat ini sebagai situasi darurat global atau Public Health Emergency Internasional Concern (PHEIC).

Belum ada kasus virus corona yang dilaporkan di Indonesia. Padahal negara-negara tetangga seperti Thailand (19 kasus), Singapura (18 kasus), Malaysia (10 kasus), Vietnam (8 kasus) dan Kamboja (1 kasus) telah positif terjangkit.

Merespons kasus virus corona yang merebak dan jadi epidemi di China, pemerintah Indonesia berinisiatif untuk memulangkan lebih dari 200 WNI di Wuhan dan mengkarantinanya di Natuna.

Langkah pemerintah Indonesia tak sampai di situ saja. Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan akan menghentikan impor produk makanan dan minuman dari China untuk sementara ini.

Namun Agus tak secara rinci menyebutkan jenis komoditas apa saja yang akan dibatasi impornya dan untuk tenggat waktu berapa lama. Agus beralasan perlu ada komunikasi dan koordinasi antar kementerian terkait hal ini.

"Kita rapatkan di rakor nanti. Masalah ini dalam pembahasan terus karena ini nggak hanya sendiri. Namun berkaitan" terangnya.
China memang mitra dagang strategis RI dengan nilai impor barang yang terbesar. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor barang RI asal China mencapai US$ 36,56 miliar untuk periode Januari-Oktober 2019.



Namun sebagian besar barang impor asal China bukanlah barang konsumsi, melainkan barang modal atau bahan baku untuk industri. Sepanjang 10 bulan pertama tahun 2019, impor barang terbesar dari China adalah peralatan telekomunikasi dan perangkatnya. Bahkan impor bahan makanan tak masuk lima barang impor terbesar RI asal China.



Meskipun begitu Indonesia juga mengimpor komoditas bahan pangan dari China seperti bawang dan cabai. Misalnya bawang putih, di mana seluruh bawang putih impor di Indonesia berasal dari China dengan nilai US$ 332,91 juta pada Januari-Oktober 2019.



Indonesia juga mendatangkan cabai segar dingin dari China senilai US$ 2.100 dalam periode yang sama. Ada pula impor cabai kering tumbuk yang bernilai US$ 4,4 juta.  Masih menyangkut cabai, ada juga impor cabai awet sementara senilai US$ 13.990. Selain itu, Indonesia juga mengimpor tembakau asal China senilai US$ 138,53 juta.

Selain dua komoditas di atas Indonesia juga mengimpor berbagai produk makanan hewani seperti ikan beku (HS 0303) yang di dalamnya ada berbagai jenis ikan. Dapatkah produk-produk tersebut jadi medium penularan virus corona sehingga impornya harus dihentikan untuk sementara?

Untuk menjawab pertanyaan ini, karakteristik dari virus harus diketahui terlebih dahulu. Menurut penelitian Jasper Fuk-Woo Chan yang dipublikasikan di Journal Emerging Microbes & Infection menunjukkan bahwa secara genetik, virus corona baru ini (2019-nCoV) memiliki 89% kemiripan dengan virus SARS yang menyerang kelelawar dan 82% mirip dengan virus SARS yang menyerang manusia.

Menurut Center for Disease Control & Prevention (CDC) AS, virus corona umum ditemukan menginfeksi hewan seperti unta, sapi, kucing dan kelelawar. Jarang virus corona yang menyerang hewan dapat menginfeksi dan kemudian menyebar lewat orang seperti pada kasus SARS, MERS dan sekarang 2019-nCoV.

CDC menduga virus ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak jarak dekat. Salah satu mekanismenya melalui batuk atau bersin. Belum jelas apakah jika seseorang yang menyentuh barang yang di permukaannya terdapat virus corona membuat orang tersebut terinfeksi.

CDC juga belum mengetahui apakah produk impor asal China terutama hewan dan produk hewani dapat menjadi medium penyebaran virus ini. Namun CDC sedang menyelidiki kemungkinan ini. Mengutip situs resmi CDC, jika ada data yang menunjukkan produk makanan dari hewan bisa menjadi medium untuk transmisi virus akan segera di publikasikan.

Walau belum diketahui pasti apakah produk-produk bahan makanan dapat menjadi medium penularan virus, upaya pencegahan masih lebih baik daripada mengobati.


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular