
Corona & Omnibus Law Mandek Bikin Pengusaha Pesimistis
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 February 2020 21:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memandang pesimistis ekonomi Indonesia, karena dampak mewabahnya virus corona di China dan apabila omnibus law cipta lapangan kerja tidak cepat diselesaikan. Apindo memperkirakan pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2020, diprediksi hanya tumbuh 5%.
"Kalau lihat situasi ini, kita memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya ada di angka 5% [sampai akhir tahun]," kata Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani saat ditemui di Kompleks Senayan, Senin (3/2/2020).
Hariyadi memandang apabila omnibus law cipta lapangan kerja dan omnibus law perpajakan sudah bisa berjalan pada Juni 2020, pertumbuhan ekonomi bisa tembus 5,3%.
"Dengan catatan kalau omnibus law besok lancar dan sesuai dengan ekspektasi kita semua, mungkin masih bergerak di 5,3% sampai akhir tahun," kata Hariyadi melanjutnya.
Pasalnya dengan omnibus law cipta lapangan kerja dan omnibus law perpajakan, bisa membuat pengusaha untuk berproduksi, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap perekonomian di dalam negeri.
"[Pertumbuhan ekonomi] kita di-drive oleh aktivitas di dalam negeri. Jadi kalau dalam negeri bisa dimanfaatkan dengan baik, karena nilai tambah dari perdagangan RI berasal dari dalam negeri. Asal tadi, jangan sampai justru kita [pemerintah] tidak bisa menyelesaikan virus corona dan masyarakat tidak bisa produktif," jelas Hariyadi.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
"Kalau lihat situasi ini, kita memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya ada di angka 5% [sampai akhir tahun]," kata Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani saat ditemui di Kompleks Senayan, Senin (3/2/2020).
Hariyadi memandang apabila omnibus law cipta lapangan kerja dan omnibus law perpajakan sudah bisa berjalan pada Juni 2020, pertumbuhan ekonomi bisa tembus 5,3%.
Pasalnya dengan omnibus law cipta lapangan kerja dan omnibus law perpajakan, bisa membuat pengusaha untuk berproduksi, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap perekonomian di dalam negeri.
"[Pertumbuhan ekonomi] kita di-drive oleh aktivitas di dalam negeri. Jadi kalau dalam negeri bisa dimanfaatkan dengan baik, karena nilai tambah dari perdagangan RI berasal dari dalam negeri. Asal tadi, jangan sampai justru kita [pemerintah] tidak bisa menyelesaikan virus corona dan masyarakat tidak bisa produktif," jelas Hariyadi.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular