
Mengapa Batik Air yang Dipilih untuk Jemput WNI dari Wuhan?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
01 February 2020 19:15

Tangerang, CNBC Indonesia - Pemerintah memberangkatkan tim untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China. Tim tersebut diterbangkan menggunakan Batik Air, anak usaha Lion Air Group, yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2/2020).
Pesawat dengan nomor penerbangan ID-8618 ini memiliki tujuan Bandara Internasional Tianhe Wuhan. Bandara itu terletak di Distrik Huangpi, 26 kilometer utara dari pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China.
Alasan penunjukan Batik Air jadi tanda tanya mengingat Indonesia punya maskapai pelat merah, Garuda Indonesia. Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, akhirnya memberikan penjelasan terkait terpilihnya Batik Air. Dia menegaskan, penentuan tersebut telah melalui proses diskusi yang panjang.
Budi Karya bilang, pemulangan WNI memang merupakan misi kemanusiaan. Kendati demikian, ada syarat dari Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China, yakni pelaksana misi kemanusian haruslah operator yang memiliki izin penerbangan reguler dari dan ke Wuhan.
Dalam hal ini, hanya Lion Air Group dan Sriwijaya yang memiliki izin tersebut. Sedangkan Garuda Indonesia selama ini tidak memiliki rute penerbangan langsung ke Wuhan lantaran memang belum mengantongi izin. Selain itu, butuh jenis pesawat berbodi besar agar pemulangan WNI dari Wuhan bisa terlaksana sekali jalan.
"Dan yang memiliki pesawat wide body adalah Lion air melalui pesawat Batik Air," jelas Budi Karya melalui keterangan resmi, Sabtu (1/2/2020).
Nantinya, pesawat Batik Air jenis Airbus 330-300 itu bakal membawa 245 WNI termasuk operator dan tim kesehatan dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Adapun leading sektor untuk misi kemanusiaan ini, jelas Budi, ialah Kementrian Luar Negeri dan Kementrian Kesehatan.
"Kemenhub mensupport, penerbangan akan kami kawal sesuai peraturan ICAO dan perundangan berkaitan dengan safety dan security," imbuhnya.
CEO Lion Air Group Edward Sirait, menegaskan bahwa penerbangan ini tetap mengikuti prosedur penerbangan sebagaimana yang ditetapkan regulator udara maupun prosedur penerbangan internasional.
"Mengenai operasional kami hanya mengikuti perintah dari penanggung jawab instansi dan kementerian terkait," ungkapnya, Sabtu (1/2/2020).
Adapun jenis pesawat yang digunakan yakni, Airbus 330-300CEO, dengan 18 tempat duduk kelas bisnis dan 374 tempat duduk kelas ekonomi. Pesawat membawa 19 kru dan 30 tim medis.
Burung besi ini lepas landas dari Soekarno-Hatta pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07). Selanjutnya pesawat dijadwalkan tiba di Tianhe Wuhan pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08).
Pelaksanaan penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan dalam memastikan pengamanan awak pesawat, tim medis, tamu atau penumpang dan lainnya
"Karena ini adalah mengambil dari tempat yang ada wabah, maka prosedur itu kami sudah diberikan arahan oleh instansi terkait," beber Edward.
Pihaknya menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku serta menyediakan dan menggunakan masker dan alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves) dan cairan/ gel pembersih tangan (hand sanitizer) guna antisipasi tertular pada awak pesawat dan petugas layanan darat.
Armada Airbus 330-300CEO telah didukung atau memiliki peralatan yang dapat menyaring udara di dalam pesawat. Adapun untuk jadwal penerbangan dari Wuhan ke Indonesia, dia belum bisa menyebutkan.
"Nanti ketika pulang yang kami belum tahu ke mana itu kru dan penumpang akan di karantina," tandasnya.
Yang jelas, dia menegaskan bahwa selama masa penelitian dan pengawasan, pesawat juga akan disterilkan. Setelah pesawat tiba di Indonesia, sesuai SOP akan langsung masuk hangar (pusat perawatan pesawat) guna dilakukan pembersihan, sterilisasi dan perawatan.
"Pesawat baru akan kami gunakan setelah kami nyatakan aman. Kru akan kami monitor juga bahwa ketika mereka kerja tidak akan terbawa apapun," tandasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tangkal Corona, Kemenhub Tunda Penerbangan Dari dan Ke China
Pesawat dengan nomor penerbangan ID-8618 ini memiliki tujuan Bandara Internasional Tianhe Wuhan. Bandara itu terletak di Distrik Huangpi, 26 kilometer utara dari pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China.
Alasan penunjukan Batik Air jadi tanda tanya mengingat Indonesia punya maskapai pelat merah, Garuda Indonesia. Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, akhirnya memberikan penjelasan terkait terpilihnya Batik Air. Dia menegaskan, penentuan tersebut telah melalui proses diskusi yang panjang.
Dalam hal ini, hanya Lion Air Group dan Sriwijaya yang memiliki izin tersebut. Sedangkan Garuda Indonesia selama ini tidak memiliki rute penerbangan langsung ke Wuhan lantaran memang belum mengantongi izin. Selain itu, butuh jenis pesawat berbodi besar agar pemulangan WNI dari Wuhan bisa terlaksana sekali jalan.
"Dan yang memiliki pesawat wide body adalah Lion air melalui pesawat Batik Air," jelas Budi Karya melalui keterangan resmi, Sabtu (1/2/2020).
Nantinya, pesawat Batik Air jenis Airbus 330-300 itu bakal membawa 245 WNI termasuk operator dan tim kesehatan dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Adapun leading sektor untuk misi kemanusiaan ini, jelas Budi, ialah Kementrian Luar Negeri dan Kementrian Kesehatan.
"Kemenhub mensupport, penerbangan akan kami kawal sesuai peraturan ICAO dan perundangan berkaitan dengan safety dan security," imbuhnya.
CEO Lion Air Group Edward Sirait, menegaskan bahwa penerbangan ini tetap mengikuti prosedur penerbangan sebagaimana yang ditetapkan regulator udara maupun prosedur penerbangan internasional.
"Mengenai operasional kami hanya mengikuti perintah dari penanggung jawab instansi dan kementerian terkait," ungkapnya, Sabtu (1/2/2020).
Adapun jenis pesawat yang digunakan yakni, Airbus 330-300CEO, dengan 18 tempat duduk kelas bisnis dan 374 tempat duduk kelas ekonomi. Pesawat membawa 19 kru dan 30 tim medis.
Burung besi ini lepas landas dari Soekarno-Hatta pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07). Selanjutnya pesawat dijadwalkan tiba di Tianhe Wuhan pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08).
Pelaksanaan penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan dalam memastikan pengamanan awak pesawat, tim medis, tamu atau penumpang dan lainnya
"Karena ini adalah mengambil dari tempat yang ada wabah, maka prosedur itu kami sudah diberikan arahan oleh instansi terkait," beber Edward.
Pihaknya menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku serta menyediakan dan menggunakan masker dan alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves) dan cairan/ gel pembersih tangan (hand sanitizer) guna antisipasi tertular pada awak pesawat dan petugas layanan darat.
Armada Airbus 330-300CEO telah didukung atau memiliki peralatan yang dapat menyaring udara di dalam pesawat. Adapun untuk jadwal penerbangan dari Wuhan ke Indonesia, dia belum bisa menyebutkan.
"Nanti ketika pulang yang kami belum tahu ke mana itu kru dan penumpang akan di karantina," tandasnya.
Yang jelas, dia menegaskan bahwa selama masa penelitian dan pengawasan, pesawat juga akan disterilkan. Setelah pesawat tiba di Indonesia, sesuai SOP akan langsung masuk hangar (pusat perawatan pesawat) guna dilakukan pembersihan, sterilisasi dan perawatan.
"Pesawat baru akan kami gunakan setelah kami nyatakan aman. Kru akan kami monitor juga bahwa ketika mereka kerja tidak akan terbawa apapun," tandasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tangkal Corona, Kemenhub Tunda Penerbangan Dari dan Ke China
Most Popular