Tanpa Mobil Listrik, Impor BBM RI Bisa Sentuh Rp 550 T

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 January 2020 20:07
Dirut PLN sebut mobil listrik keniscayaan untuk tekan impor BBM bagi Indonesia.
Foto: Rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) di ruang rapat Komisi VII DPR RI (CNBC Indonesia/Anisatul Umah)
Jakarta, CNBC Indonesia - Impor bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu sebab membengkaknya defisit neraca perdagangan. Dalam rangka menekan impor BBM, pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik. Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan tahun 2018 impor BBM sudah melebihi Rp 330 triliun atau 2% dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurutnya, jika tidak ada program konversi nasional maka impor BBM akan melonjak melebihi Rp 550 triliun di tahun 2025. "Sesuai program rencana umum energi nasional perlu penurunan angka impor BBM ini dengan konversi transportasi darat berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik yang sudah pasti energinya adalah domestik," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Selasa, (28/01/2020).

Lebih lanjut dirinya menerangkan, terkait dengan penggunaan listrik PLN melakukan beberapa persiapan untuk mendukung kendaraan listrik. Menurutnya dengan pengalihan transportasi darat berbasis energi impor menjadi energi domestik dalam hal ini listrik akan mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi.

Zulkifli mengatakan PLN sudah membuat roadmap pengembangan infrastruktur kendaraan listrik 2020-2024, yang telah disahkan tahun 2019 yang memuat Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). "Di tempat umum yang akan dibuat per tahun dengan rencana lokasinya," imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]




PLN memproyeksikan ke depan kendaraan listrik akan mengunakan home charging diperkirakan mencapai 85%. Pada tipe ini akan menggunakan low charging. Kemudian 10% akan melakukan charging di tempat umum seperti mall dan kantor, dan sisanya 5% fast charging seperti di rest area, pool taxi, dan bandara.

"Dari brenchmark pengisian di rumah adalah yang paling efektif dengan menggunakan overnight charging antara jam 22.00 sampai jam 04.00 pagi. Jadi mereka men-charge kendaraan di rumah pada saat load pln dalam kondisi rendah," terangnya.

Sebagai informasi saat ini sudah ada 9 SPKLU dan ditargetkan tahun ini akan terbangun 180 SPKLU. Sampai dengan tahun 2030 ditargetkan akan terbangun sebanyak 7.146 SPKLU. Lokasi SPKLU akan berada di pusat perbelanjaan, mall, area perkantoran, bandara, SPBU, apartemen, dan pool taksi.


(gus) Next Article PLN Tambah 4 Tempat Charging Mobil Listrik, Lokasinya di Tol!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular