
Bukan Mandiri, BNI atau BRI, Ternyata Bank Ini Andalan Jokowi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 January 2020 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ragu menyebut bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum membuka mata terhadap sistem keuangan nasional secara menyeluruh.
Berdasarkan data yang diterima kepala negara, indeks inklusi literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan Indonesia memang meningkat, masing-masing sebesar 38,03% dan 76,19% pada 2019 lalu.
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia masih tertinggal jauh. Misalnya, seperti Singapura yang indeks inklusi keuangannya sudah mencapai 98%, Malaysia 85%, hingga Thailand 82%.
Lantas, apa yang akan dilakukan Jokowi dalam mengatasi hal ini?
Dalam rapat terbatas, Jokowi menekankan kepada jajaran menterinya untuk memprioritaskan perluasan maupun kemudahan akses layanan keuangan formal di seluruh lapisan masyarakat, sekaligus peran lembaga keuangan mikro.
"Bank wakaf mikro diperluas, agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," tegas Jokowi di kantor presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Selain itu, Jokowi juga menginginkan agar upaya untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan dilakukan dengan menggunakan layanan digital berbasis internet. Hal ini sejalan dengan mengikuti perkembangan zaman.
"Ini didukung oleh penetrasi pengguna internet yang relatif tinggi 64,8% atau kurang lebih 170 juta orang dari total penduduk Indonesia," jelasnya
"Fintech, digitalisasi keuangan bisa jadi alternatif pembiayaan mudah dan cepat. Tercatat, outstanding pinjaman kredit Fintech mencapai Rp 12,18 triliun meningkat 141% di November 2019," katanya.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan jajarannya untuk melakukan pendalaman pasar keuangan dan menggali potensi jasa keuangan non bank, asuransi, pasar modal, hingga dana pensiun untuk menyadarkan masyarakat secara luas.
"Manfaatkan uang-uang yang ada, sehingga ekonomi nasional dapat tertolong pendanaan dari investor domestik," kata Jokowi.
(dru) Next Article Jokowi: Praktik Keagamaan Tertutup Harus Kita Hindari!
Berdasarkan data yang diterima kepala negara, indeks inklusi literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan Indonesia memang meningkat, masing-masing sebesar 38,03% dan 76,19% pada 2019 lalu.
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia masih tertinggal jauh. Misalnya, seperti Singapura yang indeks inklusi keuangannya sudah mencapai 98%, Malaysia 85%, hingga Thailand 82%.
Dalam rapat terbatas, Jokowi menekankan kepada jajaran menterinya untuk memprioritaskan perluasan maupun kemudahan akses layanan keuangan formal di seluruh lapisan masyarakat, sekaligus peran lembaga keuangan mikro.
"Bank wakaf mikro diperluas, agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," tegas Jokowi di kantor presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Selain itu, Jokowi juga menginginkan agar upaya untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan dilakukan dengan menggunakan layanan digital berbasis internet. Hal ini sejalan dengan mengikuti perkembangan zaman.
"Ini didukung oleh penetrasi pengguna internet yang relatif tinggi 64,8% atau kurang lebih 170 juta orang dari total penduduk Indonesia," jelasnya
"Fintech, digitalisasi keuangan bisa jadi alternatif pembiayaan mudah dan cepat. Tercatat, outstanding pinjaman kredit Fintech mencapai Rp 12,18 triliun meningkat 141% di November 2019," katanya.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan jajarannya untuk melakukan pendalaman pasar keuangan dan menggali potensi jasa keuangan non bank, asuransi, pasar modal, hingga dana pensiun untuk menyadarkan masyarakat secara luas.
"Manfaatkan uang-uang yang ada, sehingga ekonomi nasional dapat tertolong pendanaan dari investor domestik," kata Jokowi.
(dru) Next Article Jokowi: Praktik Keagamaan Tertutup Harus Kita Hindari!
Most Popular