
Cerita Erick Soal Kapal Pesiar di Bali yang Cuma Buang Sampah
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 January 2020 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyampaikan kuliah umum bertajuk "Misi Untuk Indonesia Maju" di Grand Studio, Metro TV, Jakarta Barat, Selasa (28/1/2020). Dalam kesempatan itu, Erick bercerita saat melakukan kunjungan ke Bali, November lalu.
Menurut dia, percepatan pembangunan lima kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) atau 'Bali Baru' dengan status super prioritas pasti akan 'mengganggu' Bali.
"Bukan belain Bali tapi realita terjadi. Dari kunjungan wisatawan Bali masuk, tapi Bangkok nomor satu," ujar Erick.
Pendiri Mahaka Media itu lantas menyinggung soal keberadaan kapal pesiar yang kerap melintasi Indonesia. Namun lantaran belum siap, kapal itu langsung menuju Australia.
"Cuma buang sampah, gak ada economic value, karena kita gak ada fasilitasnya. Contoh di Bali (Pelabuhan Benoa) ada terminal penumpang marina dan peti kemas, kargo, ikan, curah cair. Ada yang mau dateng?," kata Erick.
"Kapal pesiar ke situ udah gitu ke Kuta dengan macet bisa sejam jadi akhirnya mereka 80% tinggal di kapal pesiar aja akhirnya. Mereka gak beli makanan di kita, ga ada value-nya aja. Cuma keharusan lewat," lanjutnya.
Oleh karena itu, Erick mengatakan pemerintah akan berusaha memfasilitasi kapal pesiar-kapal pesiar itu. Nanti akan ada pasar UMKM, fasilitas publik, dan ritel.
"Jangan merek asing terus. Kita bangun juga hutan kota ada zona perikanan dan Bali Fish Market. Untuk itu, kita akan lakukan rakor pertama 14-15 Februari bersama kementerian lain karena sukses didukung kementerian lain. Saya akan rapat dengan gubernur, Kementerian PUPR, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata, Kadin dan penduduk daerah kita libatkan," ujar Erick.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/hps) Next Article Buat Transformasi, Erick Thohir Ganti Logo Baru BUMN
Menurut dia, percepatan pembangunan lima kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) atau 'Bali Baru' dengan status super prioritas pasti akan 'mengganggu' Bali.
"Bukan belain Bali tapi realita terjadi. Dari kunjungan wisatawan Bali masuk, tapi Bangkok nomor satu," ujar Erick.
"Cuma buang sampah, gak ada economic value, karena kita gak ada fasilitasnya. Contoh di Bali (Pelabuhan Benoa) ada terminal penumpang marina dan peti kemas, kargo, ikan, curah cair. Ada yang mau dateng?," kata Erick.
"Kapal pesiar ke situ udah gitu ke Kuta dengan macet bisa sejam jadi akhirnya mereka 80% tinggal di kapal pesiar aja akhirnya. Mereka gak beli makanan di kita, ga ada value-nya aja. Cuma keharusan lewat," lanjutnya.
Oleh karena itu, Erick mengatakan pemerintah akan berusaha memfasilitasi kapal pesiar-kapal pesiar itu. Nanti akan ada pasar UMKM, fasilitas publik, dan ritel.
"Jangan merek asing terus. Kita bangun juga hutan kota ada zona perikanan dan Bali Fish Market. Untuk itu, kita akan lakukan rakor pertama 14-15 Februari bersama kementerian lain karena sukses didukung kementerian lain. Saya akan rapat dengan gubernur, Kementerian PUPR, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata, Kadin dan penduduk daerah kita libatkan," ujar Erick.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/hps) Next Article Buat Transformasi, Erick Thohir Ganti Logo Baru BUMN
Most Popular