
Internasional
Corona Buat Pasokan Obat Menipis, PM China Kunjungi Wuhan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 January 2020 14:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri China Li Keqiang mengunjungi Wuhan pada hari Senin (27/1/2020). Kunjungan itu dilakukan di tengah mewabahnya virus corona yang mematikan.
"Li pergi ke kota untuk memeriksa upaya yang sedang berlangsung untuk mengatasi epidemi dan berbicara dengan pasien dan staf medis," kata pernyataan pemerintah, sebagaimana dilaporkan AFP.
Wuhan, yang ada di provinsi Hubei, merupakan tempat awal munculnya virus Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV). Pada Senin, pemerintah China melaporkan bahwa coronavirus telah menewaskan 81 orang dan menginfeksi lebih dari 2.700 orang di negara itu.
Pemerintah juga menyebut sebagian besar warga yang terjangkit dan korban meninggal akibat virus corona ada di wilayah Wuhan. Kunjungan yang dilakukan Li ke Wuhan dilakukan setelah sebelumnya CNBC International melaporkan bahwa masyarakat mulai kekurangan obat-obatan dan persediaan medis.
"Kami menghadapi kekurangan pasokan karena (tingginya) permintaan," kata Wang Jiangping, wakil menteri industri dan teknologi informasi China, Minggu, menurut terjemahan resmi dari pernyataan berbahasa mandarinnya.
Wang mengatakan, bahan yang kurang termasuk pakaian pelindung dan masker wajah. Kekurangan itu utamanya terjadi di Wuhan. Wang menyebut sekitar 100.000 jas pelindung diperlukan sehari, tetapi kapasitas produksi harian maksimum untuk jas dengan kualitas paling baik hanya sekitar puluhan ribu.
Namun begitu, ia menyatakan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah dengan meminta agar produsen terus memproduksi meskipun sedang libur Tahun Baru Imlek.
"Ada sekitar 40% dari total kapasitas produksi yang beroperasi sekarang," kata Wang.
Pada Minggu, pihak berwenang juga mengatakan telah memasok persediaan dari daerah sekitar Wuhan dan mengupayakan untuk menambah lebih banyak tempat tidur rumah sakit dan staf medis.
Kementerian Keuangan China juga telah mengucurkan dana sebesar 11,2 miliar yuan atau sekitar US$ 1,6 miliar (RP 22,4 triliun) subsidi untuk perawatan medis, pembelian peralatan dan upaya lain untuk mengendalikan epidemi.
(sef/sef) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
"Li pergi ke kota untuk memeriksa upaya yang sedang berlangsung untuk mengatasi epidemi dan berbicara dengan pasien dan staf medis," kata pernyataan pemerintah, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Kami menghadapi kekurangan pasokan karena (tingginya) permintaan," kata Wang Jiangping, wakil menteri industri dan teknologi informasi China, Minggu, menurut terjemahan resmi dari pernyataan berbahasa mandarinnya.
Wang mengatakan, bahan yang kurang termasuk pakaian pelindung dan masker wajah. Kekurangan itu utamanya terjadi di Wuhan. Wang menyebut sekitar 100.000 jas pelindung diperlukan sehari, tetapi kapasitas produksi harian maksimum untuk jas dengan kualitas paling baik hanya sekitar puluhan ribu.
Namun begitu, ia menyatakan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah dengan meminta agar produsen terus memproduksi meskipun sedang libur Tahun Baru Imlek.
"Ada sekitar 40% dari total kapasitas produksi yang beroperasi sekarang," kata Wang.
Pada Minggu, pihak berwenang juga mengatakan telah memasok persediaan dari daerah sekitar Wuhan dan mengupayakan untuk menambah lebih banyak tempat tidur rumah sakit dan staf medis.
Kementerian Keuangan China juga telah mengucurkan dana sebesar 11,2 miliar yuan atau sekitar US$ 1,6 miliar (RP 22,4 triliun) subsidi untuk perawatan medis, pembelian peralatan dan upaya lain untuk mengendalikan epidemi.
(sef/sef) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular