Timur Tengah Memanas! Trump Temui PM Israel di Washington DC

Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
27 January 2020 11:21
Selain Netanyahu, Trump juga akan menemui pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz.
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu (Foto: AFP)
Washington DC, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin oposisi Israel Benny Gantz, Senin (27/1/2020) waktu setempat. Rangkaian pertemuan itu hadir di saat krisis di kawasan Timur Tengah sedang memanas.

Sehari berselang, Trump dan Netanyahu akan kembali berjumpa untuk menyampaikan pernyataan bersama.

Menurut salah satu sumber Reuters, dalam pembicaraan dengan kedua politikus Israel, Trump kemungkinan akan berbagi detail langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah AS di Timur Tengah.

"Hari ini saya ke Washington untuk bertemu presiden Amerika yang membawa rencana yang saya yakini mempromosikan kepentingan kita yang paling penting. Bersama dengannya, kita akan membuat sejarah," kata Netanyahu sebelum berangkat ke AS, seperti dilansir dari Reuters, Senin (27/1/2020).

Pekan lalu, Trump mengaku akan merilis perincian inisiatif perdamaian sebelum bertemu dengan Netanyahu dan Gantz. Akan tetapi, Gedung Putih belum mengatakan secara pasti kapan rencana itu akan diumumkan.

Berbeda Netanyahu, Gantz, mantan jenderal yang mengepalai Resilience Party Israel, melakukan perjalanan dengan rombongan kecil dalam penerbangan komersial.



"Ini adalah kunjungan yang sangat penting," katanya kepada Reuters setelah mendarat di Bandara Internasional Dulles. Ketika ditanya apa yang ingin dicapai, Gantz berkata, "Hubungan yang baik, dan penjelasan, juga pengertian antara presiden dan saya."

Sementara Trump akan bertemu Netanyahu dan Gantz, para pemimpin Palestina mengatakan mereka tidak memiliki komunikasi dengan pemerintah AS. Mereka memperingatkan tidak ada kesepakatan yang dapat berjalan tanpa mereka di dalamnya.

Sebelumnya, Trump telah membuat sejumlah keputusan yang disambut baik Israel yang membuat warga Palestina marah. Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan memangkas bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Trump mengatakan, Palestina pada awalnya mungkin bereaksi negatif terhadap rencananya, tetapi "itu sebenarnya sangat positif bagi mereka."

Untuk diketahui, rencana tersebut telah ditunda beberapa kali selama dua tahun terakhir. Namun kali ini, pejabat AS memutuskan untuk melangkah maju dari pada menunggu sampai pemilihan Israel dilangsungkan.

(miq/miq) Next Article Duh! Israel Serukan Dunia Lawan Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular