
Horor! Kerugian Akibat Virus Corona Bisa Capai Rp 7.787 T
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 January 2020 14:20

Kajian yang dilakukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan bahwa kondisi saat ini sangatlah rentan dengan penyebaran wabah. Dampak ekonominya pun bukan main-main.
Menurut kajian IMF tersebut ongkos yang ditanggung akibat adanya pandemi flu hampir setara dengan ongkos akibat perubahan iklim. Nilai kerugian yang harus ditanggung mencapai US$ 570 miliar (Rp 7.787,45 triliun dengan kurs saat ini) tiap tahunnya. Sebagai perbandingan, angka tersebut lebih dari setengah output perekonomian Indonesia tahun 2018.
Tak bisa dipungkiri dengan adanya wabah, ekonomi jadi terkena imbasnya. Ketika seseorang terkena penyakit maka produktivitas-nya menurun. Bayangkan jika penyakit ini menular dan orang yang terjangkit menjadi banyak. Akibatnya sekolah dan perkantoran jadi diliburkan. Kalau ini terjadi maka sektor transportasi dan perdagangan juga ikut terhambat.
Apalagi sekarang semua sudah serba terkoneksi. Adanya transportasi pesawat terbang memungkinkan orang untuk menjelajahi dunia dalam waktu singkat. Penerbangan paling jauh pun misal dari Indonesia ke AS membutuhkan waktu kurang dari 36 jam.
Hal ini menyebabkan wabah semakin cepat menyebar dan menyebabkan pandemi. Kalau sudah menyebar ke berbagai negara, maka sektor transportasi dan pariwisata juga tertekan karena kunjungan ke negara sumber wabah jadi menurun drastis.
Jika terus terjadi dampaknya juga akan dirasa di sektor perdagangan ekspor-impor. Bukan tak mungkin ada larangan pembelian barang dari negara yang sedang terkena wabah oleh negara lain sebagai upaya untuk mencegah wabah menyebar luas.
Jadi dampak ekonominya memang sangat signifikan dan tak bisa diremehkan. Dengan adanya isu perubahan iklim seperti sekarang membuat penyakit yang ditransmisikan oleh nyamuk, seperti zika, jadi mudah menyebar. Pertumbuhan populasi yang pesat juga turut memudahkan penyebaran penyakit terjadi.
(twg/twg)
Menurut kajian IMF tersebut ongkos yang ditanggung akibat adanya pandemi flu hampir setara dengan ongkos akibat perubahan iklim. Nilai kerugian yang harus ditanggung mencapai US$ 570 miliar (Rp 7.787,45 triliun dengan kurs saat ini) tiap tahunnya. Sebagai perbandingan, angka tersebut lebih dari setengah output perekonomian Indonesia tahun 2018.
![]() |
Tak bisa dipungkiri dengan adanya wabah, ekonomi jadi terkena imbasnya. Ketika seseorang terkena penyakit maka produktivitas-nya menurun. Bayangkan jika penyakit ini menular dan orang yang terjangkit menjadi banyak. Akibatnya sekolah dan perkantoran jadi diliburkan. Kalau ini terjadi maka sektor transportasi dan perdagangan juga ikut terhambat.
Hal ini menyebabkan wabah semakin cepat menyebar dan menyebabkan pandemi. Kalau sudah menyebar ke berbagai negara, maka sektor transportasi dan pariwisata juga tertekan karena kunjungan ke negara sumber wabah jadi menurun drastis.
Jika terus terjadi dampaknya juga akan dirasa di sektor perdagangan ekspor-impor. Bukan tak mungkin ada larangan pembelian barang dari negara yang sedang terkena wabah oleh negara lain sebagai upaya untuk mencegah wabah menyebar luas.
Jadi dampak ekonominya memang sangat signifikan dan tak bisa diremehkan. Dengan adanya isu perubahan iklim seperti sekarang membuat penyakit yang ditransmisikan oleh nyamuk, seperti zika, jadi mudah menyebar. Pertumbuhan populasi yang pesat juga turut memudahkan penyebaran penyakit terjadi.
(twg/twg)
Next Page
Penyakit Mengerikan Lain di Dunia
Pages
Most Popular