Cadangan Batu Bara RI Naik, Tapi Please Jangan Serakah....

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 January 2020 11:58
Ekspor Masih Tergantung Batu Bara
Ilustrasi Tambang Batu Bara (REUTERS/Kristina Barker)
Mau bagaimana lagi, Indonesia memang sangat bergantung terhadap batu bara. Komoditas ini merupakan andalan ekspor Indonesia.

Pada Januari-Oktober 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor batu bara bernilai US$ 15,85 miliar. Menyumbang 12,31% terhadap ekspor non-migas dan berada di peringkat pertama.

BPS

Situasi ini belum berubah dari tahun ke tahun. Indonesia masih terus mengandalkan batu bara sebagai andalan ekspor. Bahkan pada 2014 ekspor batu bara sempat menyumbang 14% dari total ekspor non-migas.



Jadi agar batu bara tidak dieksploitasi 'ugal-ugalan' ya Indonesia harus berubah. Jangan lagi menggantungkan hidup dari ekspor komoditas, harus 'naik kelas' menjadi manufaktur.


Kebetulan sedang ada momentum yang tepat yaitu penguatan nilai tukar rupiah. Mata uang Tanah Air memang bergerak melemah dalam dua hari perdagangan terakhir, tetapi sebenarnya masih dalam tren menguat.

Secara year-to-date, rupiah masih menguat 1,8% terhadap dolar AS. Rupiah belum tergoyahkan dari singgasana mata uang terbaik Asia, bahkan dunia.

"Menurut kami, ekonomi Indonesia tidak seperti yang dinilai khalayak yaitu nilai tukar mata uang yang kuat membuat ekspor menjadi kurang kompetitif dan sebaliknya. Rupiah yang lebih kuat malah meningkatkan ekspor produk manufaktur seperti mesin (HS 84) dan peralatan listrik (HS 85) dengan korelasi 0,61. Sebab ekspor manufaktur terkait erat dengan kebutuhan impor bahan baku dan barang modal," papar Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, dalam risetnya.

Hal senada dikemukakan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo. saat rupiah menguat, impor bahan baku/penolong dan barang modal akan lebih murah sehingga akan meningkatkan produktivitas manufaktur. Diharapkan ekspor manufaktur akan meningkat.

"Ekspor komoditas senangnya (rupiah) melemah, tetapi ekspor komoditas tidak terlalu sensitif dengan pelemahan rupiah. Lebih ke permintaan dan harga komoditas," kata Perry.

So, mampukah Indonesia memanfaatkan peluang ini?



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/gus)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular