Susi Komentari Klaim China di Natuna: Tenggelamkan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 January 2020 06:25
Ini komentar Susi soal klaim China di Natuna dan saran ke pemerintah.
Foto: Susi Pudjiastuti: Kita Harus Sadar Ocean Rights (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti kian terbuka dalam menyikapi masuknya kapal asing China ke perairan Natuna, yang merupakan perairan Indonesia. Dia mendorong pemerintah tegas dalam menyikapi kedaulatan dalam negeri yang terancam.

Termasuk membedakan sikap antara menjaga persahabatan antar negara, mendorong investor masuk, hingga menindaklanjuti pencuri sumberdaya ikan. Hal ini terlihat saat Susi memberikan tanggapan melalui akun twitternya saat membalas link berita pernyataan Luhut terkait Natuna.


"Kita jaga persahabatan antar bangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya Perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik & benar. Hubungan baik antar negara adalah karena dalung menghormati" tulisnya pada Sabtu, (4/1/2020).

Tidak ketinggalan, dia pun menyatakan rasa tidak setujunya dengan sikap China yang justru mendukung nelayannya dalam pencurian ikan. Pasalnya, kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan ilegal itu dikawal langsung oleh Coast Guard China (penjaga pantai).



"Persahabatan antar negara tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing (IUUF). Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF. Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara," lanjut Susi.


Lebih tegasnya lagi, Dia menyebut satu-satunya cara dalam merespon langkah China itu adalah dengan menenggelamkan kapal yang melakukan IUUF. Cara tersebut dinilainya berhasil dalam menghalau kapal asing yang berusaha melakukan pencurian di wilayah Indonesia.

"Tangkap dan tenggelamkan kapal yg melakukan IUUF. Tidak ada cara lain. Wil ERZ kita diakui Unclose. Bila dr tahun 2015 sd mid 2019 bisa membuat mereka tidak berani masuk ke wil ZEE kita. Kenapa hal yg sama tidak bisa kita lakukan sekarang," tulisnya lagi.

Sebelumnya Menko Bidang Kemaritiman dan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta ketegangan dengan China karena masalah laut Natuna tak perlu dibesar-besarkan. Dia justru ingin Indonesia berintrospeksi diri.

"Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah. Kalau soal kehadiran kapal itu, sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) kita itu," kata Luhut di kantornya, Jumat (3/1/20).

Senada dengan Luhut, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun menyatakan sikap senada. Ia menegaskan China tetaplah negara sahabat.

"Ya saya kira kita harus selesaikan dengan baik. Bagaimanapun China adalah negara sahabat," katanya dihadapan awak media usai bertemu Luhut di hari yang sama.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Pasokan Listrik Ditambah, Ekonomi Natuna Semakin Menggeliat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular