Duh! Izin di RI Ribet, Investor Industri Kayu Batal Investasi

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
03 January 2020 20:24
Investasi sektor perkayuan mengalami hambatan.
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kehilangan calon investor di sektor usaha hasil hutan lantaran proses perizinan yang ribet. Jumlah perusahaan yang enggan berinvestasi itu mencapai 53 perusahaan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Kayu Gergajian dan Kayu Pertukangan Indonesia (Indonesia Sawmill and Wood Woorking Association/ISWA) Jimmy Purwonegoro, mengatakan 53 perusahaan tersebut bertandang ke Indonesia pada bulan lalu.

"Mereka kunjungan ke Semarang selama 3 hari, lihat Borobudur, pulang, kita rapat beberapa orang lagi, sudah nggak mau. Capek. Saya tanya hasilnya apa? Nihil," katanya.



"Pleasure-an saja mereka sudah nggak nikmat. Karena apa? Yang dijanjikan itu apa? Mereka mau investasi kok, mau cari kayu untuk diolah," kata Jimmy dalam konferensi pers overview kinerja usaha perhutanan 2019 di gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Konferensi pers diikuti oleh Sekjen KLHK Bambang Hendroyono dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Indroyono Soesilo.
Pada kesempatan itu, Bambang memaparkan sejumlah terobosan untuk meningkatkan investasi dan produktivitas hutan produksi. Hal ini ternyata baru diketahui oleh kalangan pengusaha olahan kayu yang hadir. Melihat beberapa terobosan investasi KLHK, Jimmy yakin untuk melobi kembali 53 perusahaan tadi.

"Yang diutarakan Pak Sekjen membuka seluas-luasnya, memangkas birokrasi, jadi industri bisa dekat hulu. Itu sangat membantu. Ini yang selama ini ngga ada," kata Jimmy.
"Saya yakin mereka akan tertatik karena salah satu cikal bakal adalah dekat dengan sumber resources," tambahnya.

Sementara itu, Indroyono mengungkapkan akan mencoba mengajak kembali investor dari 53 perusahaan tersebut untuk relokasi ke Indonesia. Ini menjadi peluang dalam momentum perang dagang AS-China.

"Jika kita bisa menarik investasi kayu dan olahannya ke Indonesia, harapannya kita bisa mengganti China karena pajaknya kena 25% oleh AS."

"Jika relokasi ke Indonesia, itu akan lebih rendah. Permasalahannya ada 53 perusahaan China, itu mau saya undang video conference. Ketemu mitranya," kata Indroyono.

Berikut strategi peningkatan daya saing industri kehutanan dalam paparan Sekjen KLHK Bambang Hendroyono:

1. Mendorong Pemegang IUPHHK-HA/HTI/HTR, KPH, IUPHKm, dan HPHD untuk membangun Industri Primer pada areal kerjanya.

2. Optimalisasi limbah hasil pembalakan Industri Primer didalam areal kerjanya dapat menggunakan mesin portable.

3. Rasionalisasi kapasitas izin industri primer (melalui peningkatan kualitas produk, penambahan ragam produk/mendorong inovasi ragam produk, dll).

4. Efesiensi mesin/mendukung peremajaan mesin produksi.

5. Penyederhanaan izin untuk industri kecil/HHBK/UMKM.

6. Mendukung ketahanan energi dengan industri wood pellet.

7. Pengembangan HS Kode yang sesuai dengan trend pasar dengan mengacu pada poin 3.

8. SVLK untuk usaha kecil dan menengah (UKM) difasilitasi dengan pendanaan APBN.

9. Dukungan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi) Next Article Setelah Freeport, RI Caplok Tambang Nikel Raksasa Vale

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular